Logo
>

IHSG Mulai Pulih: Investor Bisa Lirik Saham-saham ini

Optimisme terhadap pemulihan ekonomi, investor dapat kembali fokus pada saham-saham berfundamental solid.

Ditulis oleh Hutama Prayoga
IHSG Mulai Pulih: Investor Bisa Lirik Saham-saham ini
Hall Bursa Efek Indonesia di Bilangan SCBD, Jakarta Selatan. Foto: KabarBursa/Abbas

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mulai menunjukkan pemulihan setelah ditutup dengan penguatan sebesar 4,79 persen ke level 6.254,02 pada Kamis, 10 April 2025. Penguatan ini dinilai bisa menjadi peluang bagi investor untuk  mengeruk saham-saham dengan fundamental kuat. 

    Pengamat pasar modal sekaligus Founder Stocknow.id Hendra Wardana menyebut di tengah optimisme terhadap pemulihan ekonomi, investor dapat kembali fokus pada saham-saham berfundamental solid dan memiliki katalis jangka pendek seperti pembagian dividen, restrukturisasi usaha, atau diversifikasi bisnis.

    "Beberapa saham unggulan yang menarik di fase ini adalah BBNI, SCMA, dan INDY," ujar dia kepada Kabarbursa.com, Jumat, 11 April 2025.

    Menurut Hendra, BBNI menarik perhatian bukan hanya karena prospek pertumbuhan kredit dan perbaikan kualitas aset, tetapi juga karena pembagian dividen tunai yang sangat atraktif.

    Dengan harga saat ini, yield dividen BBNI mencapai sekitar 9,2 persen, menjadikannya salah satu saham dengan potensi cash return terbaik di sektor perbankan. 

    "Saham ini berpotensi menuju target 4.460, dengan catatan investor juga mewaspadai tekanan teknikal pasca ex-date," katanya. 

    Dari sektor media, lanjut Hendra, SCMA menjadi pilihan menarik seiring pulihnya belanja iklan dan optimalisasi aset digital melalui platform streaming Vidio. 

    "Target kenaikan ke 220 menjadi realistis dalam jangka menenga," ungkapnya. 

    Sementara itu untuk INDY, Hendra menyampaikan saham ini menonjol dari sisi transformasi bisnis. Dia bilang, perusahaan ini tengah mengurangi ketergantungan pada batu bara dan fokus pada energi baru terbarukan, kendaraan listrik, dan logistik hijau. 

    "Target harga 1.155 mencerminkan ekspektasi investor terhadap kinerja INDY dalam menghadapi masa transisi energi," tuturnya. 

    Di sisi lain, Hendra melihat secara keseluruhan IHSG telah membuka ruang teknikal untuk penguatan lanjutan. Tetapi dengan arus dana asing yang masih fluktuatif dan tensi geopolitik yang belum usai, pendekatan yang bijak tetap diperlukan. 

    "Investor perlu disiplin dalam memilih saham, memanfaatkan momen dividen secara selektif, dan menjaga manajemen risiko sebagai kunci utama dalam menghadapi dinamika pasar ke depan," jelasnya. 

    Selain itu, musim pembagian dividen yang segera dimulai menjadi katalis tambahan bagi IHSG. Sejumlah emiten terutama sektor perbankan dan konsumer, kata dia, diperkirakan akan membagikan dividen dalam jumlah besar.

    "Namun, efek ex-date dan potensi aksi profit taking tetap harus diantisipasi. Investor disarankan selektif dan fokus pada emiten yang tak hanya memberi dividen tinggi, tetapi juga memiliki pertumbuhan laba berkelanjutan," pungkasnya. 

    Setelah mengalami penguatan pada penutupan kemarin, IHSG dibuka melemah pada perdagangan Jumat, 11 April 2025, turun 58,46 poin atau 0,93 persen ke level 6.195,57.

    Sepanjang sesi, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 6.254,48 sebelum terkoreksi hingga menyentuh titik terendah harian di 6.195,19. IHSG memulai perdagangan pada posisi 6.254,02. Total volume transaksi di seluruh pasar mencapai 1,94 miliar lot dengan nilai perdagangan sebesar Rp169,66 miliar dari 15.200 transaksi.

    Kendati dibuka melemah, IHSG kembali ke jalur hijau. Mengutip RTI Business, pukul 10:58 WIB, indeks menguat sebesar 0,23 persen ke level 6.268.

    IHSG Menguat, Peluang Uji Level 6.510 Terbuka Lebar

    Sementara itu Analis Teknikal MNC Sekuritas mengatakan, Herditya Wicaksana, menghijaunya IHSG pada penutupan kemarin membuka peluang lanjutan penguatan dalam jangka pendek. 

    "IHSG masih berpeluang melanjutkan penguatannya dengan target terdekat berada di 6.376–6.510,” ujarnya dalam laporan harian MNCS Daily Scope Wave, Jumat, 11 April 2025.

    Meskipun demikian, Herditya tetap mengingatkan adanya skenario lain yang patut dicermati. Dalam skenario terburuk, IHSG diperkirakan sedang berada dalam bagian dari wave (iii) dari wave [v] sehingga koreksi menuju 5.633–5.770 masih mungkin terjadi.

    Revisi ARB dan Trading Halt Dinilai Efektif

    Langkah Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam merevisi peraturan auto rejection bawah (ARB) dan trading halt dinilai efektif. 

    Sebelumnya, BEI resmi melakukan penyesuaian terhadap perubahan panduan penanganan kelangsungan perdagangan dalam kondisi darurat usai libur panjang lebaran 2025.

    Adapun ketentuan tersebut memberlakukan, trading halt selama 30 menit jika IHSG mengalami penurunan mendalam hingga lebih dari 8 persen.

    Kemudian, trading halt dilakukan selama 30 menit apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 15 persen.  Lalu yang ketiga, trading suspend apabila IHSG mengalami penurunan lanjutan hingga lebih dari 20 persen. 

    Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan kebijakan merevisi ARB dan trading halt sukses mencegah penurunan mendalam I. 

    "Memang peraturan baru tersebut bertujuan sebagai bagian dari mitigasi risiko manakala performa IHSG negatif," ujar dia saat dihubungi KabarBursa.com, Kamis, 10 April 2025.

    Meski peraturan tersebut sudah diumumkan BEI, IHSG masih terkoreksi cukup dalam sebesar 9,9 persen pada pembukaan perdagangan Selasa, 8 April 2025 hingga akhirnya BEI melakukan trading halt. 

    Meski begitu, Nafan melihat kinerja IHSG masih relatif baik ketimbang bursa saham di negara Asia lainnya dan Eropa yang melemah hingga 10 persen pada pekan lalu. 

    "Jadi sejauh ini efektif kalau menurut saya  kebijakan yang ditempuh oleh Bursa Efek Indonesia terkait dengan peraturan trading hall maupun juga ARB," katanya. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.