Logo
>

IHSG Naik Tipis, Pelaku Pasar Tunggu Keputusan BI tentang Suku Bunga

Ditulis oleh Pramirvan Datu
IHSG Naik Tipis, Pelaku Pasar Tunggu Keputusan BI tentang Suku Bunga

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI)  dibuka menguat 21,79 poin atau 0,29 persen ke posisi 7.648,74. Pelaku pasar masih menunggu keputusan Bank Indonesia (BI) terkait suku bunga acuan yang akan diumumkan siang ini. Indeks LQ45, kelompok saham unggulan, juga naik 0,36 persen ke 952,00.

    Menurut Head of Research Retail BNI Sekuritas, Fanny Suherman, IHSG berpotensi mengalami sedikit koreksi menjelang pengumuman BI rate. Data neraca perdagangan Indonesia periode September 2024 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan surplus sebesar 3,26 miliar dolar AS, dengan ekspor mencapai 22,08 miliar dolar AS dan impor sebesar 18,82 miliar dolar AS. Seperti dalam keterangan di Jakarta, Rabu 16 Oktober 2024.

    Selain itu, pelaku pasar juga mencermati perkembangan di pasar global, termasuk surplus perdagangan Korea Selatan dan pelemahan indeks utama Wall Street. Indeks Nasdaq turun 1 persen karena kekhawatiran terhadap permintaan chip, dan saham Nvidia merosot 4,7 persen setelah laporan potensi pembatasan ekspor chip oleh pemerintahan Biden.

    Di bursa saham Asia, Nikkei dan Hang Seng mengalami pelemahan, sementara Shanghai dan Straits Times mencatat penguatan.

    Saham Alami Kenaikan

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 21,335 poin atau naik 0,28 persen ke level 7648.286 pada perdagangan Rabu, 16 Oktober 2024. Mengutip data perdagangan RTI Business, 117 saham berada di zona hijau, 78 saham merosot, dan 238 saham mengalami stagnan.

    Saham-saham yang mengalami kenaikan tinggi di antaranya DNAR (+18,48 persen), MARI (+7,58 persen), AKSI (+6,36 persen), AYLS (+6,00 persen), dan MLPT (+5,22 persen).

    Sementara sejumlah saham yang menurun paling dalam pada pembukaan pagi ini adalah RICY (-8,86 persen), BCIP (-6,56 persen), LMPI (-5,26 persen), APLI (-4,27 persen), KRYA (-3,70 persen).

    Adapun dari sisi sektoral, mayoritas sektor terpantau dibuka menghijau. Hanya ada dua sektor yang berada di zona merah, yakni industrial (-0,05 persen), dan cyclical (-0,20 persen).

    Di sisi lain, Reliance Sekuritas memproyeksikan IHSG akan bergerak mixed dengan kecenderungan menguat dan support pada level 7,570 dan resistance pada level 7,642.

    “Secara teknikal, candle terakhir IHSG berbentuk bullish harami serta indikator stochastic masih dalam keadaan golden cross mulai meninggalkan area oversold. Ini mengartikan IHSG berpeluang besar melanjutkan kenaikannya,” tulis Reliance dalam risetnya yang diterima Kabarbursa.com, hari ini.

    Reliance menyampaikan, sejumlah emiten memiliki potensi naik pada beberapa hari mendatang yaitu ESSA, BBNI, TOBA, SSIA.

    Sebelumnya, IHSG diperkirakan akan melanjutkan tren penguatannya pada perdagangan Rabu, 16 Oktober 2024. Berdasarkan analisis teknikal dari MNC Sekuritas, IHSG masih berpotensi untuk bergerak bullish dalam jangka pendek.

    “Selama IHSG mampu bertahan di atas area support 7.518, maka posisi IHSG diperkirakan sedang berada di awal wave [iii] atau wave 5,” kata Herditya Wicaksana, Analis MNC Sekuritas, dalam laporannya.

    Pada penutupan perdagangan kemarin, 15 Oktober 2024, IHSG berhasil menguat sebesar 0,89 persen ke level 7.626, didorong oleh volume pembelian yang signifikan. Target penguatan IHSG di level 7.625 telah tercapai. Namun, MNC Sekuritas memperingatkan potensi koreksi jika IHSG tidak mampu menembus level resistance berikutnya di 7.633 hingga 7.726.

    “Jika terjadi koreksi, IHSG diproyeksikan akan turun kembali ke area 7.347,” jelas Herditya.

    Pergerakan Saham Emiten

    ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) pada hari ini membuka perdagangan dengan turun sebanyak 5 poin atau setara dengan 0,52 persen menjadi Rp950 per lembar saham.

    Harga saham ESSA bergerak dalam rentang Rp940 – Rp960, dengan harga terendah tercatat di Rp940 dan harga tertinggi mencapai Rp960. Ini menandakan adanya volatilitas ringan, meski masih dalam rentang yang stabil.

    Walau begitu, hingga pukul 09.30 WIB, sebanyak 39.000 lot terjual dengan nilai transaksi mencapai Rp3,7 miliar. Ini menunjukkan volume perdagangan yang cukup aktif dan mengindikasikan minat yang masih kuat pada saham ESSA, meski mengalami koreksi kecil.

    Sementara, batas auto rejection atas (ARA) berada di Rp1.190 dan batas auto rejection bawah (ARB) di Rp720. Ini menandakan bahwa saham ESSA masih memiliki ruang untuk bergerak, baik naik maupun turun, dalam kisaran yang cukup besar.

    Hal yang sama terjadi pada Bank Negara Indonesia (BBNI). Di sesi pertama ini, BBNI juga dibuka memerah, turun 25 poin atau setara dengan 0,45 persen menjadi Rp5.475.

    Saham ini bergerak dalam kisaran harga terendah 5,450 dan tertinggi 5,500, mencerminkan volatilitas yang cukup rendah sepanjang hari. Tidak banyak pergerakan di luar kisaran ini.

    Namun, total transaksi saham BBNI hari ini mencapai 10,9 miliar rupiah dengan volume perdagangan 20.000 lot. Ini menandakan adanya aktivitas transaksi yang cukup aktif, meskipun tekanan jual sedikit mendominasi.

    Saham TOBA (TBS Energi Utama Tbk) ditutup pada harga Rp535, mengalami penurunan sebesar Rp5 atau 0,93 persen dari harga penutupan sebelumnya di Rp540. Penurunan ini mencerminkan sentimen negatif di pasar pada hari ini.

    Saham TOBA mencatatkan harga tertinggi hari ini di Rp540 dan terendah di Rp530. Rentang pergerakan yang cukup sempit ini menunjukkan bahwa ada beberapa ketidakpastian di pasar, tetapi tidak ada fluktuasi ekstrem.

    Dengan volume perdagangan sebesar 43.000 lot dan nilai transaksi Rp2,3 miliar, tampaknya minat investor terhadap saham ini cukup stabil, meskipun tidak ada lonjakan yang signifikan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.