KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan pekan 22–26 September 2025 dengan kinerja impresif, mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah di level 8.169 dan berakhir di 8.099.
Sejalan dengan penguatan indeks, sepuluh saham mencatat lonjakan harga luar biasa, menandai optimisme pasar di tengah sentimen positif domestik dan global.
IHSG menguat 0,60 persen dalam sepekan, naik ke level 8.099,33 dari posisi 8.051,12 pada pekan sebelumnya. Lonjakan indeks semakin mencuri perhatian ketika pada Rabu, 24 September 2025 bursa menorehkan rekor baru di 8.169,02, menembus puncak tertinggi sepanjang sejarah.
Sepanjang perdagangan Jumat, 26 September 2025, IHSG bergerak stabil dengan level terendah di 8.035 dan tertinggi 8.099, menutup sesi dengan kenaikan harian 0,73 persen.
Performa ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia tetap tangguh di tengah fluktuasi global, didukung oleh aliran dana asing serta stabilitas ekonomi domestik yang terjaga.
Top Gainers Sepekan
Di balik reli IHSG, terdapat sepuluh saham yang berhasil mencatatkan kenaikan harga paling signifikan. PT Jaya Sukses Makmur Sentosa Tbk (RISE) mencatat lonjakan spektakuler hingga 141,74 persen, dari Rp1.150 menjadi Rp2.780 per saham.
Tak kalah mengejutkan, PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN) melesat 127,41 persen menjadi Rp15.350. Saham properti PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) juga terdongkrak 101,67 persen, sementara PT Bersama Zatta Jaya Tbk (ZATA) naik 97,83 persen.
Kenaikan besar juga dicatatkan PT Star Pacific Tbk (LPLI) yang melonjak 96,60 persen, dan PT Jhonlin Agro Raya Tbk (JARR) yang menanjak 94,95 persen ke Rp4.250. Saham ritel PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) menguat 91,94 persen.
Sementara PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST) mencatatkan kenaikan 77,91 persen. Dua saham lainnya, PT Indonesian Tobacco Tbk (ITIC) dan PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA), masing-masing naik 75,81 persen dan 75,53 persen.
Lonjakan harga yang terjadi pada saham-saham tersebut menunjukkan kuatnya minat investor terhadap sektor-sektor konsumer, ritel, agrikultur, hingga properti.
Sentimen yang Mendorong Pasar
Penguatan IHSG pekan ini tidak terlepas dari kombinasi faktor domestik dan eksternal. Dari sisi makroekonomi, stabilitas inflasi dan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional memberi kepercayaan tambahan bagi pelaku pasar.
Secara eksternal, ekspektasi kelanjutan pemangkasan suku bunga Federal Reserve dan tren positif pasar global turut menopang pergerakan bursa. Investor juga merespons positif aktivitas korporasi, termasuk aksi akuisisi, ekspansi bisnis, serta potensi peningkatan konsumsi domestik menjelang kuartal akhir tahun.
Dengan pencapaian rekor baru di atas 8.100, IHSG menunjukkan daya tahan yang kuat dan potensi melanjutkan tren positif, meskipun volatilitas masih membayangi seiring dinamika eksternal seperti arah kebijakan The Fed dan harga komoditas global.
Fokus pelaku pasar ke depan akan tertuju pada laporan kinerja emiten kuartal ketiga, yang diperkirakan menjadi katalis penting untuk menentukan arah lanjutan IHSG.(*)