KABARBURSA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah pada perdagangan Senin, 13 Oktober 2025, turun 118,61 poin atau 1,44 persen ke level 8.139,25.
Sepanjang sesi awal, indeks sempat menyentuh level tertinggi di 8.173,29 sebelum terkoreksi hingga level terendah 8.139,09. Total volume transaksi tercatat sebanyak 10,35 juta lot dengan nilai perdagangan mencapai Rp830,46 miliar dari 113.150 kali transaksi.
Investor asing membukukan net buy sebesar Rp728,64 miliar di seluruh pasar. Aksi beli asing tercatat mencapai Rp7,22 triliun, sedangkan aksi jual asing sebesar Rp6,49 triliun. Dari total nilai transaksi, porsi investor asing mencapai 28,41 persen dan investor domestik mendominasi sebesar 71,59 persen.
Saham-saham dengan kenaikan tertinggi pagi ini antara lain Telefast Indonesia Tbk (TFAS) yang naik 24,87 persen ke harga Rp482 per saham, Andalan Sakti Primaindo Tbk (ASPI) naik dua puluh empat koma delapan tiga persen ke Rp905.
Sedangkan untuk saham Pembangunan Graha Lestari Indah Tbk. (PGLI) menguat 24,65 persen ke Rp354. Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) juga melonjak 17,68 persen ke Rp426, dan Remala Abadi Tbk (DATA) naik 15,09 persen ke Rp6.100.
Sementara itu, saham-saham dengan penurunan terdalam dipimpin oleh Guna Timur Raya Tbk (TRUK) yang anjlok 14,89 persen ke Rp320 per saham, Harapan Duta Pertiwi Tbk (HOPE) turun 14,87 persen ke Rp166, serta Dwi Guna Laksana Tbk (DWGL) melemah 14,79 persen ke Rp720. Cakra Buana Resources Energi Tbk. (CBRE) ikut terkoreksi 14,68 persen ke Rp1.250, dan Diamond Citra Propertindo Tbk. (DADA) turun 14,47 persen ke Rp130.
Secara sektoral, pelemahan IHSG terjadi hampir merata. Sektor industri dasar memimpin pelemahan dengan turun 2,13, disusul sektor energi turun 1,9 persen, dan properti melemah 1,79 persen. Sektor keuangan terkoreksi 1,4 persen. Sedangkan sektor teknologi turun 0,51 persen. Tidak ada sektor yang mencatatkan penguatan pada sesi awal perdagangan.
Pelemahan indeks mencerminkan aksi ambil untung investor setelah penguatan terbatas dalam beberapa sesi sebelumnya. Pelaku pasar juga mencermati sentimen global dari rilis data inflasi Amerika Serikat serta potensi respons kebijakan suku bunga yang dapat mempengaruhi aliran dana asing ke pasar modal Indonesia.
IHSG diperkirakan akan menghadapi tekanan sepanjang pekan ini 13–17 Oktober 2025 akibat meningkatnya ketegangan perdagangan global setelah pemerintah Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump resmi menerapkan tarif impor baru terhadap produk asal China.
PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memperingatkan bahwa langkah tersebut berpotensi menimbulkan tekanan pada pasar keuangan global, termasuk pasar modal Indonesia.
Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Hari Rachmansyah menegaskan faktor-faktor eksternal ini bisa memicu aksi profit taking dan risiko keluarnya dana asing (foreign outflow) dari pasar saham domestik.
“IHSG diprediksi berpotensi koreksi menguji support di 8.150 dengan resistance terdekat 8.272. Pelaku pasar disarankan bersikap defensif, fokus pada saham berfundamental kuat, dan menerapkan strategi buy on weakness secara selektif,” kata Hari, pada Senin, 13 Oktober 2025.
Prediksi koreksi IHSG ini datang setelah sepanjang pekan lalu 6–10 Oktober 2025 indeks berhasil mencatatkan kinerja positif dengan menembus level tertinggi sepanjang masa (all time high) di 8.272 pada Kamis, 9 Oktober 2025. (*)