KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis sebesar 0,04 persen atau 3,35 poin ke level 8.391,24 pada perdagangan Senin, 10 November 2025.
Indeks sempat menguat di awal sesi hingga menyentuh level tertinggi di 8.478,15, namun tekanan jual menahan laju penguatan. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam rentang 8.391,24–8.478,15.
Sektor teknologi memimpin penguatan dengan kenaikan 3,87 persen, diikuti industri naik 3,00 persen, dan properti menguat 2,55 persen.
Sektor infrastruktur juga naik 1,29 persen, sementara energi hanya menguat 0,37 persen setelah sempat menurun pada pekan sebelumnya.
Kenaikan terbatas di sektor basic industry, transportasi, dan cyclical masing-masing sebesar 1,19 persen turut menopang indeks.
Adapun sektor kesehatan (healthcare) menjadi satu-satunya yang terkoreksi signifikan, turun 0,74 persen, diikuti sektor non-cyclical yang stagnan di +0,01 persen dan keuangan (finance) yang hanya naik 0,07 persen.
IHSG Bertahan di Atas 8.300
Sebelumnya diberitakan, Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Hari Rachmansyah mengungkapkan, posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang bertahan di atas level psikologis 8.300 mengindikasikan tren bullish jangka menengah masih terjaga.
Menurutnya, potensi koreksi jangka pendek tetap terbuka seiring aksi ambil untung investor setelah reli kuat pekan lalu.
Analis merekomendasikan strategi akumulasi terbatas pada saham-saham berfundamental kuat di sektor perbankan, telekomunikasi, dan infrastruktur yang diuntungkan oleh stabilitas makroekonomi dan ekspansi investasi publik.
Dengan kondisi ekonomi domestik yang solid, laju inflasi terkendali, dan prospek arus dana asing yang berlanjut, IHSG berpeluang menguji resistance di 8.620 dan berpotensi menembus level baru di 8.700 menjelang akhir November 2025 apabila sentimen global tetap kondusif.
Hari juga memprakirakan IHSG bergerak dalam fase konsolidasi terbatas pada periode perdagangan 10–14 November 2025, setelah pada pekan sebelumnya mencetak rekor tertinggi di level 8.394.
Aksi beli bersih investor asing yang mencapai Rp3,3 triliun serta data ekonomi domestik yang tetap solid menjadi faktor utama penggerak reli IHSG di tengah tekanan pasar global.
Performa positif pasar saham Indonesia terlihat berbanding terbalik dengan bursa Wall Street yang justru terkoreksi, seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap valuasi tinggi saham-saham teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI).
“Pasar Indonesia menunjukkan resiliensi yang kuat. Investor asing melihat valuasi yang atraktif didukung pertumbuhan PDB 5,04 persen dan inflasi terkendali di 2,86 persen,” ujar Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT), Hari Rachmansyah, di Jakarta, Senin, 10 November 2025.(*)