KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama sepekan dari 21-25 Oktober 2024 turun 0,84 persen, berakhir di level 7.694,660 dari sebelumnya 7.760,060.
Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam keterangannya menyebutkan, sepanjang pekan lalu investor asing mencatatkan aksi jual bersih sebesar Rp617,11 miliar. Meski begitu, sepanjang 2024, investor asing masih membukukan beli bersih senilai Rp40,9 triliun.
"Kapitalisasi pasar Bursa mengalami perubahan sebesar 0,61 persen menjadi Rp12.888 triliun dari Rp12.967 triliun pada pekan sebelumnya," tulis manajemen BEI.
Di sisi lain, rata-rata volume transaksi harian Bursa juga meningkat sebesar 16,96 persen menjadi 27,31 miliar lembar saham dari 23,35 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.
Peningkatan turut dirasakan oleh rata-rata nilai transaksi harian Bursa sebesar 9,49 persen menjadi Rp11,96 triliun dari Rp10,92 triliun pada pekan sebelumnya.
"Rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa turut mengalami kenaikan sebesar 9,04 persenmenjadi 1,372 juta kali transaksi dari 1,258 juta kali transaksi pada pekan lalu," tulis manajemen BEI.
Wall Street Ditutup Beragam
Sementara diberitakan sebelumnya, Wall Street ditutup dengan hasil yang beragam pada Jumat waktu setempat atau Sabtu, 26 Oktober 2024, dini hari di Indonesia. Investor menghadapi kenaikan tajam imbal hasil obligasi Treasury, ketidakpastian pemilu, dan potensi penurunan laju pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve atau The Fed.
Dikutip dari The Street, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 259,96 poin atau 0,61 persen, berakhir di level 42.114,40. Sementara itu, S&P 500 melemah tipis 0,03 persen menjadi 5.808,12, dan Nasdaq yang lebih fokus pada teknologi naik 103,12 poin atau 0,56 persen, mengakhiri sesi di 18.518,61, mendekati rekor tertingginya.
Dow dan S&P 500 menghentikan tren kemenangan enam pekan berturut-turut. S&P 500 turun hampir 1 persen selama seminggu, sedangkan Dow anjlok 2,7 persen. Sebaliknya, Nasdaq mencatatkan kenaikan mingguan ketujuh, naik hampir 0,2 persen.
Imbal hasil Treasury yang stabil dan aksi beli oleh investor di akhir pekan membuat pasar saham menguat pada jam-jam awal perdagangan. S&P 500 naik 51 poin atau 0,9 persen, sementara Nasdaq melonjak 273 poin atau 1,48 persen, dengan perhatian tertuju pada laporan pendapatan “Magnificent 7” minggu depan.
“Teknologi masih menjadi sektor andalan untuk pertumbuhan laba dalam beberapa kuartal mendatang, dan kelompok Mag 7 jelas memimpin pertumbuhan ini,” ujar Nancy Tengler, CEO dan CIO di Laffer Tengler Investments.
“Kami yakin Mag 7 tidak akan mengecewakan. Namun, apakah itu akan membuat harga saham unggul, masih harus dilihat,” tambahnya.
Microsoft dan Amazon sempat tertahan karena adanya kekhawatiran mengenai belanja modal yang besar. Namun, setelah semua diperhitungkan, Microsoft diproyeksikan akan menghasilkan Rp74 miliar arus kas bebas, meskipun mengeluarkan Rp45 miliar untuk belanja modal. Sementara itu, Amazon dan Google diperkirakan masing-masing akan menghasilkan Rp53 miliar dan Rp70 miliar.
Apple Tertekan
Saham Apple merosot di awal perdagangan setelah menerima penurunan peringkat langka dari analis terkemuka Wall Street. Belum lagi, data penjualan iPhone 16 di China yang mengecewakan. IDC melaporkan penjualan Apple pada kuartal ketiga turun 0,3 persen, sementara Huawei yang didukung China justru melonjak 42 persen setelah meluncurkan Mate XT Ultimate Design pada September.
Saham Apple tercatat turun 0,4 persen di perdagangan pra-pasar, dengan harga pembukaan diprediksi di Rp229,64 per lembar.
Saham-saham sebelumnya atau pada Kamis, 24 Oktober 2024 sempat berakhir menguat. Ini karena didorong lonjakan terbesar saham Tesla sehari sejak 2005, setelah perusahaan tersebut melampaui perkiraan laba Wall Street dan memberikan prospek produksi serta pengiriman yang kuat.
Rekan-rekan Mahnificent 7 seperti Google (GOOGL), Apple (AAPL), dan Amazon (AMZN) dijadwalkan melaporkan pendapatan kuartal September minggu depan. Investor berharap sektor teknologi yang sempat lesu sejak akhir musim panas dapat mendukung reli menuju akhir tahun.
“Meskipun hasil positif Tesla, ketidakpastian masih menyelimuti performa teknologi secara luas, terutama dengan penurunan IBM,” tulis para ahli strategi dari Saxo Bank. “Volatilitas tersirat pada Tesla dan Nvidia tetap di atas 50 persen, menandakan potensi pergerakan harga yang besar.”
Investor juga mengamati ketatnya persaingan pemilu presiden yang hanya tersisa sebelas hari lagi. Hasil pemilu Amerika Serkat, baik untuk presiden, DPR, maupun 34 kursi Senat yang diperebutkan, akan berdampak signifikan pada ekonomi negara.
Selain itu, pernyataan pejabat The Fed yang mengisyaratkan laju pemotongan suku bunga yang lebih lambat karena ekonomi terus tampil baik memicu gejolak di pasar Treasury. Ini mengangkat imbal hasil obligasi acuan 10 tahun lebih dari 50 basis poin sejak akhir September.
Obligasi ini terakhir turun 2 basis poin menjadi 4,20 persen menjelang pembukaan sesi perdagangan di New York, sementara obligasi 2 tahun yang lebih sensitif terhadap suku bunga naik 1 basis poin menjadi 4,068 persen setelah data klaim pengangguran mingguan yang lebih baik dari perkiraan kemarin.
Menjelang pembukaan perdagangan di Wall Street, kontrak berjangka yang perihal dengan S&P 500 menunjukkan kenaikan ringan 17 poin. Kontrak berjangka Dow Jones diproyeksikan naik 104 poin, dan Nasdaq yang berfokus pada teknologi diprediksi menguat 65 poin.
Saham yang bergerak antara lain Apple, yang turun 0,85 persen karena data penjualan iPhone 16 di China yang lemah, dan Tesla yang merosot 1,45 persen setelah lonjakan hampir 22 persen kemarin.