Logo
>

Ikutan Tren Paylater, Akankah BBCA dan BMRI Gilas Pesaing?

Ditulis oleh Yunila Wati
Ikutan Tren Paylater, Akankah BBCA dan BMRI Gilas Pesaing?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) telah merilis produk paylater untuk nasabah sejak akhir 2023. Namun, ambisi kedua bank besar ini menghadapi tantangan dari bank KBMI III yang juga merangsek menjadi pemain tandingan dalam bisnis paylater.

    Bisnis paylater menjadi bagian strategi bank untuk meningkatkan pangsa pasar dan memenuhi kebutuhan nasabah potensial, terutama generasi muda yang aktif menggunakan platform digital. Selain itu, produk paylater juga menawarkan alternatif bagi nasabah untuk menjaga cashflow saat memiliki kebutuhan konsumtif, mengingat kebijakan kartu kredit masih ketat.

    Bank Mandiri melaporkan bahwa layanan paylater terus mendapat respons positif dari nasabah. Corporate Secretary Bank Mandiri Teuku Ali Usman menyatakan bahwa hingga akhir Mei 2024, jumlah nasabah pengguna Livin’ Paylater meningkat dua kali lipat dibandingkan akhir 2023.

    Volume transaksi pada periode yang sama juga mencatat pertumbuhan lebih dari 81 persen year to date (ytd). Menurut Ali, pencapaian ini tidak terlepas dari berbagai strategi dan inovasi aktif yang dilakukan oleh perseroan. Salah satunya melalui program promosi dengan penawaran menarik di berbagai merchant pilihan.

    Bank Mandiri juga terus mengembangkan fitur pembayaran yang lebih variatif, seperti penambahan pembayaran melalui Virtual Account (VA) di merchant e-commerce.

    “Dengan inovasi ini, kami berharap dapat memberikan alternatif pembayaran yang lebih fleksibel bagi nasabah, sehingga transaksi bisa dilakukan dengan lebih mudah dan cepat,” ujarnya.

    Tak mau kalah, BCA juga mencatatkan tren positif dalam bisnis buy now pay later. Perseroan terus melakukan inovasi atas fitur ini. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F Haryn mengungkapkan, bahwa pertumbuhan pengguna Paylater mencapai 108 persen dan outstanding menembus 94 persen per Mei 2024.

    "Inovasi produk rutin kita lakukan. Kami saat ini memiliki grup-grup kecil yang mempermudah setiap inovasi bisa dilaksanakan dan di-exercise dengan lebih baik," ujarnya dalam Outlook Ekonomi Semester II 2024.

    Hera juga menambahkan bahwa inovasi produk paylater masih terus dikaji dengan menyesuaikan kebutuhan pasar.

    "Biasanya kami melakukan pilot project, uji coba, memastikan keamanannya dan relevansinya. Jadi kami selalu melakukan update produk dan layanan," ujarnya.

    Dengan beragam strategi dan inovasi ini, baik Bank Mandiri maupun BCA berusaha untuk tetap relevan dan kompetitif dalam pasar yang semakin dinamis, khususnya dalam bisnis paylater yang terus berkembang.

    Aroma Wangi Paylater

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa nilai penyaluran perusahaan pembiayaan (PP) untuk skema beli sekarang bayar nanti (BNPL/paylater) mengalami peningkatan sebesar 33,64 persen YoY, mencapai Rp6,81 triliun per Mei 2024.

    Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, menyatakan bahwa pembiayaan paylater memiliki potensi pasar yang besar seiring dengan perkembangan ekonomi digital.

    Rasio Non-Performing Financing (NPF) gross dan netto untuk PP BNPL masing-masing tercatat sebesar 3,22 persen dan 0,84 persen, menunjukkan prospek yang baik untuk sektor ini. OJK saat ini tengah mengkaji aturan terkait paylater, termasuk persyaratan perusahaan pembiayaan, kepemilikan sistem informasi, serta perlindungan data pribadi.

    Selain itu, OJK mencatat perkembangan positif dalam pembiayaan syariah, dengan nilai outstanding meningkat sebesar 27,49 persen YoY menjadi Rp26,5 triliun per Mei 2024. Rasio NPF gross dan netto untuk pembiayaan syariah masing-masing tercatat sebesar 1,9 persen dan 0,62 persen.

    OJK juga melaporkan peningkatan 12,62 persen YoY dalam piutang pembiayaan kendaraan bermotor, mencapai Rp400,57 triliun per Mei 2024. Agusman menyatakan bahwa penyaluran pembiayaan kendaraan bermotor diproyeksikan masih memiliki peluang tumbuh sebesar 9-11 persen hingga akhir tahun 2024, meskipun terjadi penurunan penjualan kendaraan bermotor.

    OJK berkomitmen untuk meningkatkan literasi keuangan syariah dan mendorong inovasi serta diversifikasi produk dalam perusahaan pembiayaan syariah untuk mengembangkan sektor tersebut.

    Supervisor Marketing & Communications Kredivo, Indina Andamari, mengungkapkan paylater semakin populer di kalangan masyarakat. Hal itu turut memengaruhi penggunaan Kredivo yang juga terus meningkat dan tidak hanya terfokus di pulau Jawa.

    Dia mengungkapkan selama Ramadan 2024, rata-rata pengguna Kredivo bertransaksi sebanyak 5 kali. Dalam periode waktu yang sama, mayoritas pengguna Kredivo menggunakan promo cicilan 0 persen tenor 6 bulan dan promo bebas 1 bulan cicilan untuk tenor 12 bulan dalam melakukan transaksi.

    “Penggunaan Kredivo selama Ramadan 2024 mencapai puncaknya pada periode awal hingga pertengahan Ramadan 2024 (12 hingga 31 Maret 2024),” katanya kepada KabarBursa.

    Lalu, dia melanjutkan, jumlah pengguna paylater masih didominasi oleh generasi muda. Tercatat, 71 persen pengguna Kredivo memiliki umur di bawah 35 tahun, sedangkan umur di atas 35 tahun hanya sebanyak 29 persen.

    “Dilihat dari jenis kelamin, pengguna Kredivo aktif pria masih mendominasi sebanyak 58 persen dan pengguna aktif wanita sebesar 42 persen,” ujarnya.

    Selanjutnya, penggunaan Kredivo di wilayah non-Jabodetabek mengalami peningkatan sebesar 25 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya. Di samping itu, jumlah transaksi di luar pulau Jawa juga naik sebesar 37 persen dibanding Ramadan 2023.

    Kenaikan ini terutama terlihat di kota-kota prioritas Kredivo, seperti Medan, Batam, Pekanbaru, Balikpapan, Samarinda, Denpasar, Manado, dan Makassar.

    “Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan Paylater semakin meluas dan semakin populer di berbagai wilayah,” jelas dia.

    Untuk diketahui, paylater telah menjadi alat pembayaran pilihan bagi masyarakat untuk berbelanja berbagai kebutuhan, tidak hanya terbatas pada kebutuhan mendesak.

    Dia menunjukkan bahwa sebanyak 56,8 persen pengguna paylater menggunakan layanan ini untuk membayar kebutuhan bulanan dengan cicilan tenor kurang dari 1 tahun, sementara 52,1 persen menggunakannya untuk keperluan yang mendesak.

    Selain itu, penggunaan paylater tidak lagi terbatas pada merchant online saja, tapi juga telah merambah ke merchant offline. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah transaksi di merchant offline Kredivo pada tahun 2023 tumbuh hingga 2 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

    “Promo menjadi alasan terbesar ketiga dari penggunaan paylater,” terangnya.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79