KABARBURSA.COM - Imbal hasil obligasi pemerintah zona euro melemah pada Kamis (30 Januari), seiring antisipasi pasar terhadap keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) yang diperkirakan memangkas suku bunga 25 basis poin (bps) dan membuka ruang bagi pelonggaran lebih lanjut.
Meskipun Presiden ECB Christine Lagarde diprediksi tidak akan memberikan sinyal eksplisit terkait pemangkasan lanjutan, ia diyakini akan menegaskan arah kebijakan yang tetap longgar. Potensi eskalasi perang dagang dengan Amerika Serikat juga disebut dapat memperburuk pertumbuhan ekonomi yang sudah lesu. Seperti dinukil reuters di Jakarta, Kamis 30 Januari 2025.
Imbal hasil obligasi 10 tahun Jerman, yang menjadi acuan bagi zona euro, turun 1,5 bps ke level 2,56 persen. Sementara itu, imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun melemah 3,5 bps menjadi 4,52 persen dalam perdagangan awal di London, membalikkan kenaikan sebelumnya setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyatakan optimisme terhadap penurunan inflasi lebih lanjut.
Pasar uang memperhitungkan kemungkinan 94 persen bahwa ECB akan memangkas suku bunga 25 bps pada hari ini. Selain itu, suku bunga fasilitas simpanan diproyeksikan turun ke 2,1 persen pada akhir 2025, dari 3 persen saat ini.
Imbal hasil obligasi dua tahun Jerman, yang lebih sensitif terhadap ekspektasi kebijakan ECB, turun 2 bps menjadi 2,25 persen. Sedangkan imbal hasil obligasi 10 tahun Italia melemah 0,5 bps ke level 3,65 persen, dengan selisih spread terhadap obligasi Jerman mencapai 105,5 bps, mencerminkan premi risiko yang diminta investor untuk memegang utang Italia.
Di sisi lain, selisih imbal hasil antara OAT Prancis dan Bund Jerman turun 0,5 bps ke 74 bps, setelah negosiasi anggaran Prancis menemui jalan buntu pada Rabu. Selisih ini sebelumnya sempat melebar hingga 90 bps, level tertinggi sejak 2012, di tengah kekhawatiran mengenai kemampuan Prancis dalam menekan defisit anggarannya yang terus membengkak.
Lonjakan Sektor Teknologi
Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, 29 Januari 2025, pasar ekuitas Eropa mencetak rekor tertinggi setelah lonjakan signifikan di sektor teknologi, dipimpin oleh perusahaan ASML yang bergerak di bidang pembuatan peralatan chip.
Indeks STOXX 600 yang mencakup saham-saham Eropa, ditutup naik 0,5 perseb atau 2,66 poin ke level 534,26, mencatatkan lonjakan terbesar dalam lebih dari seminggu. Sektor teknologi menjadi pendorong utama dengan kenaikan 2,5 persen, yang merupakan kenaikan harian tertinggi dalam tiga minggu.