KABARBURSA.COM - PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) dikabarkan akan melakukan spin off dan menjual seluruh segmen bisnis batu bara termal di bawah PT Adaro Andalan Indonesia (AAI). Saat ini ADRO memiliki 99,99 persen saham AAI.
Berdasarkan keterbukaan informasi pada Kamis, 12 September 2024, ADRO akan menggunakan mekanisme penawaran umum perdana saham (PUPS) kepada seluruh pemegang saham. Total harga penawarannya mencapai sekitar USD2,45-USD2,63 miliar, yang setara dengan 31,8 persen-34,2 persen dari total ekuitas ADRO.
Perlu diketahui, total ekuitas ADRO hingga September 2024 mencapai sebesar USD116,610 miliar. Data ini dihasilkan dari selisih antara total aset dan total liabilitas. Angka ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki basis ekuitas yang cukup kuat.
Sementara itu, AAI memiliki porsi setara 52,9 persen dari total aset ADRO. Pendapatan dan laba bersih AAI terhadap ADRO masing-masing setara 89,4 persen pendapatan dan 104,8 persen.
Dalam transaksi ini, ADRO mempertimbangkan untuk membagikan dividen tunai kepada seluruh pemegang saham tercatat perseroan, sehingga dapat membantu mendanai partisipasi para pemegang saham perseroan dalam IPO AAI. Jika pemegang saham memutuskan untuk mengeksekusi opsi pada PUPS tersebut, pemegang saham akan memiliki saham ADRO dan AAI.
Dampak Spin Off dan Valuasi Saham ADRO
Investment Analyst Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani, menilai dengan transaksi ini, ADRO berpotensi melepas seluruh kepemilikannya pada segmen bisnis batu bara termal. Selain itu, sambung dia, ADRO akan berfokus pada segmen batu bara metalurgi di bawah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR).
Dengan potensi spin off dan fokus pada sektor batu bara metalurgi dan energi terbarukan, forward PE (Price-to-Earnings) atau rasio harga terhadap laba di masa depan yang lebih tinggi bisa mencerminkan ekspektasi pertumbuhan ADRO ke depan. Karena saat ini, ADRO memiliki rasio PE sebesar 4,83 (TTM) dan forward PE sebesar 7,00. Rasio ini menunjukkan valuasi saham yang relatif rendah dibandingkan IHSG PE Ratio TTM (median) yang berada di 7,89.
"Selain itu, jika ADRO memutuskan membagikan dividen dari dana hasil IPO AAI, langkah ini bisa meningkatkan minat investor. Pasalnya, earnings yield ADRO sebesar 20,68 persen, menunjukkan hasil yang cukup menarik bagi investor terutama dalam konteks potensi dividen dari hasil penjualan segmen tersebut," jelas Hendriko, dalam pernyataan tertulisnya, Kamis, 12 September 2024.
Tak hanya itu, dengan rasio 1,04, valuasi saham ADRO cukup dekat dengan nilai bukunya, mencerminkan bahwa harga saham belum terlalu premium. Hal ini relevan dalam konteks spin off, di mana aset dan laba yang signifikan dari bisnis batu bara termal (52,9 persen aset dan 104,8 persen laba bersih ADRO) akan dipisahkan.
Lebih lanjut, analis dari Stockbit Sekuritas melihat, pengaruh spin off terhadap profitabilitas dan pertumbuhan. Spin off segmen batu bara termal (yang menyumbang 89,4 persen pendapatan dan 104,8 persen laba ADRO) bisa mengurangi secara signifikan kontribusi pendapatan dan laba perusahaan.
Namun, fokus ADRO pada sektor yang lebih berkelanjutan seperti batu bara metalurgi dan energi terbarukan diharapkan dapat menciptakan ruang pertumbuhan baru yang lebih tahan terhadap perubahan regulasi dan permintaan global akan energi bersih.
ADRO berencana membagikan dividen tunai dari hasil spin off ini, yang akan menarik bagi pemegang saham jangka pendek. Dividend yield ADRO yang sudah cukup tinggi saat ini (16,54 persen) mungkin akan meningkat, memberikan insentif tambahan bagi investor yang mencari pengembalian tunai.
Saat ini, tutur Hendriko, saham ADRO menunjukkan kekuatan harga yang cukup signifikan, dengan kenaikan harga selama 1 tahun sebesar 39,86 persen. Spin-off yang berhasil bisa terus mendukung momentum ini, terutama jika ADRO berhasil menunjukkan potensi pertumbuhan pada bisnis batu bara metalurgi dan energi terbarukan.
Yang terakhir, setelah spin off, ADRO kemungkinan akan melakukan ekspansi besar di sektor energi terbarukan dan batu bara metalurgi, sesuai dengan rencana strategis mereka. Dengan rasio EV/EBITDA yang rendah (3,00), valuasi ADRO saat ini cukup menarik bagi investor yang melihat peluang jangka panjang dalam diversifikasi bisnis ini.
Secara keseluruhan, dengan valuasi yang saat ini terbilang rendah dan rencana strategis yang melibatkan pelepasan segmen bisnis besar, ADRO tampaknya dalam posisi yang baik untuk menarik investor yang mencari peluang pertumbuhan dan dividen jangka pendek. Investor perlu memperhatikan dampak langsung dari penurunan pendapatan pasca spin-off, tetapi peluang pertumbuhan di sektor energi terbarukan dan batu bara metalurgi juga menjanjikan. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.