Logo
>

INCO Habiskan Belanja Modal USD118,4 Juta, ini Rinciannya

Ditulis oleh Syahrianto
INCO Habiskan Belanja Modal USD118,4 Juta, ini Rinciannya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) telah menghabiskan belanja modal (capex) sebesar USD118,4 juta atau sekitar Rp1,88 triliun (dengan asumsi kurs Rp15.919 per dolar AS) selama semester pertama 2024.

    Vanda Kusumaningrum, Kepala Komunikasi Korporat INCO, menyatakan bahwa serapan belanja modal pada paruh pertama 2024 ini baru mencapai 31 persen dari total target yang direncanakan untuk tahun 2024. INCO menargetkan total capex hingga akhir tahun bisa mencapai sekitar USD380 juta atau sekitar Rp6,04 triliun.

    "Pada paruh kedua 2024, kami akan mengalokasikan tambahan belanja modal, terutama untuk proyek pertumbuhan kami di Morowali dan Pomalaa," ujar Vanda, seperti dikutip Sabtu, 10 Agustus 2024.

    Vanda menambahkan bahwa perusahaan akan terus meningkatkan produktivitas sambil meningkatkan efisiensi di berbagai pos biaya produksi. Dengan cara ini, menurutnya, biaya tunai per unit akan tetap kompetitif dan menghasilkan margin yang sehat secara berkelanjutan.

    INCO juga memastikan tetap menargetkan produksi sekitar 70.800 metrik ton nikel dalam matte hingga akhir tahun. "Meskipun harga nikel mengalami fluktuasi, kami tetap optimis dengan prospek produksi kami dan berharap operasi kami berjalan lancar hingga akhir tahun," kata Vanda.

    Berdasarkan laporan keuangan semester I 2024 yang telah dipublikasikan, INCO membukukan laba bersih sebesar USD37,28 juta atau sekitar Rp611,26 miliar (kurs jisdor Rp16.394) selama semester pertama 2024. Pencapaian ini turun 82,05 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD207,80 juta.

    Di sisi pendapatan, INCO mencatatkan angka USD478,75 juta atau setara Rp7,84 triliun, turun 27,34 persen dibandingkan dengan USD658,96 juta pada akhir Juni 2023.

    Di tengah penurunan pendapatan ini, INCO berhasil menekan beban pokok pendapatan dari USD438,49 juta pada semester I 2023 menjadi USD417,16 juta pada akhir Juni 2024, menghasilkan laba kotor sebesar USD61,58 juta.

    Produksi Nikel INCO

    INCO memproduksi 34.774 ton nikel matte sepanjang semester I 2024. Presiden Direktur Perseroan Vale Indonesia Febriany Eddy mengungkapkan produksi INCO pada semester I 2024 lebih tinggi sebanyak 3 persen dibandingkan dengan produksi pada semester I 2023 yang sebesar 33.691 ton.

    “Pertumbuhan ini merupakan hasil dari strategi pemeliharaan yang terencana dan output kalsin yang lebih tinggi pada 2024,” tulis manajemen dalam keterangan resmi.

    Febriany mengklaim optimis dengan prospek produksi dan berharap operasi berjalan lancar hingga akhir tahun. Tujuan INCO adalah mencapai target produksi sekitar 70.800 metrik ton nikel dalam matte pada 2024, meningkat dari target tahun lalu.

    Kemudian sepanjang kuartal II 2024, INCO mencatatkan penjualan sebesar 17.505 metrik ton nikel matte dan menghasilkan pendapatan sebesar USD248,8 juta. Angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 8 persen dibandingkan dengan kuartal I 2024 yang disebabkan oleh harga realisasi rata-rata nikel yang lebih tinggi.

    Harga realisasi rata-rata nikel meningkat 12 persen menjadi USD14.214 per ton pada kuartal II 2024, naik dari USD12.651 per ton pada kuartal I 2024.

    “Meskipun kondisi pasar yang tidak menentu, kami tetap berkomitmen untuk mengoptimalkan kapasitas produksi, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya,” lanjutnya.

    Febriany menjelaskan pada semester II 2024, pihaknya akan terus proaktif mendorong inisiatif penghematan biaya untuk memastikan biaya tunai per unit tetap kompetitif dalam upaya menghasilkan margin yang sehat secara berkelanjutan.

    Dengan perubahan komposisi pemegang saham baru-baru ini, INCO melihat banyak ruang untuk memanfaatkan inisiatif strategis yang dapat membawa sinergi positif, seperti integrasi upaya pengadaan dalam grup untuk harga komoditas yang lebih baik di mana hal ini merupakan salah satu penggerak biaya terbesar INCO.

    Saham INCO

    Berdasarkan data dari RTI Business, saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) saat ini berada di level Rp3.680 per lembar, menguat 1,94 persen pada perdagangan Jumat, 9 Agustus 2024.

    Namun, secara year to date, harga saham INCO telah mengalami koreksi sebesar 15,55 persen, atau turun 677,52 poin.

    Dengan total transaksi mencapai 1.929 kali, melibatkan 7,01 juta lembar saham, INCO mencatatkan nilai transaksi sebesar Rp25,89 miliar pada perdagangan hari ini.

    OCBC Sekuritas memberikan rekomendasi *buy* untuk saham INCO dengan target harga Rp4.700 per lembar. Analis Ekuitas dari OCBC Sekuritas, Devi Harjoto, menyatakan harapan bahwa INCO dapat terus menekan biaya produksi di bawah USD10.000 per ton untuk menjaga efisiensi kinerja.

    Devi juga menyebutkan bahwa tingkat efisiensi yang dicapai oleh INCO jauh lebih kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain yang bergerak dalam model bisnis serupa. "Dengan target harga Rp4.700 per lembar, ini mencerminkan 2024F EV/EBITDA sebesar 7,8 kali. Perlu dicatat, pada harga saat ini, rating tersebut mewakili EV/EBITDA sebesar 5,6 kali," jelas Devi dalam risetnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.