KABARBURSA.COM - Wakil Direktur Institut for Development of Economics and Finance (INDEF) Eko Listiyanto memprediksi neraca perdagangan Indonesia defisit pada Maret dan April 2024 atau pada Ramadan hingga Idulfitri.
"Hal ini seiring proyeksi adanya peningkatan impor untuk memenuhi kebutuhan puasa dan lebaran," kata Eko kepada KabarBursa, Minggu, 17 Maret 2024.
Tak hanya pengaruh impor, Eko menyebut aktivitas ekspor Indonesia juga memberi dampak pada kemungkinan defisitnya neraca perdagangan periode tersebut. "(Ada pengaruh) tren penurunan permintaan global. Selain itu, ada juga pengurangan aktivitas ekspor karena terpotong oleh libur lebaran," ujar dia.
Selain itu, Eko menyatakan bahwa kinerja neraca perdagangan Februari 2024 juga tidak sebagus Februari 2023. Situasi global memberi dampak pada hal ini. "Penurunan kinerja neraca perdagangan khususnya terkait ekspor yang turun -9,45 persen YoY ini terutama disebabkan oleh melemahnya perekonomian di negara-negara yang menjadi mitra dagang utama seperti Cina, negara-negara ASEAN, India, dan Eropa," ungkapnya.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2024 lebih rendah jika dibandingkan pada Februari 2023 (year on year/YoY).
Pada Februari tahun ini kinerja neraca perdagangan Indonesia hanya surplus USD867 juta. Padahal pada bulan yang sama tahun lalu, surplusnya mencapai USD5,40 miliar.
Secara umum, kinerja ekspor-impor Februari 2024 mengalami penurunan jika dibandingkan bulan yang sama tahun 2023. Ekspor Indonesia hanya senilai USD19,31 miliar, sedangkan impor pada bulan yang sama mengalami penurunan menjadi USD18,44 miliar.
Neraca perdagangan Indonesia memang mengalami surplus pada Februari 2024 tetapi nilainya lebih rendah daripada Februari 2023. Ini tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas USD1,67miliar. (Ari/Dev)