KABARBURSA.COM - Indeks saham IDXBUMN20 terpantau mengalami penurunan pada perdagangan hari ini, Jumat, 20 September 2024. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, indeks BUMN tersebut tercatat melemah hingga menyentuh level 418,65.
Dibuka pada angka 420,81, indeks ini mengalami fluktuasi dengan level tertinggi mencapai 421,79 sebelum akhirnya turun. Penutupan sebelumnya berada pada level 420,35, menunjukkan bahwa indeks terkoreksi sebesar 0,36 persen dalam perdagangan terakhir.
Total nilai kapitalisasi pasar dari saham-saham BUMN yang terhimpun dalam indeks ini mencapai Rp7.436 triliun rupiah dengan volume transaksi sebesar 951,7 juta saham dan frekuensi transaksi sebanyak 142,1 ribu kali. Sementara itu, volume perdagangan menunjukkan adanya transaksi dengan nilai mencapai 3,004 triliun rupiah.
Dalam daftar saham-saham penggerak IDXBUMN20, terlihat beberapa emiten mengalami penurunan yang cukup signifikan. Saham PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI.M) ditutup melemah 2,07 persen ke level 284 dengan volume transaksi mencapai 13 juta saham dan nilai transaksi sebesar Rp4 miliar. Bank Raya Indonesia (AGRO) juga mencatatkan penurunan sebesar 2,82 persen ke level 276, dengan volume perdagangan sebanyak 38 juta saham dan nilai transaksi sebesar Rp11 miliar.
Di sisi lain, saham Aneka Tambang (ANTM) terlihat stagnan di level 1.375, tidak menunjukkan pergerakan baik naik maupun turun. Bank Negara Indonesia (BBNI) mengalami penurunan sebesar 1,29 persen, berada di level 5.750 dengan volume perdagangan sebanyak 26 juta saham dan nilai transaksi sebesar Rp152 miliar.
Sebaliknya, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi salah satu saham BUMN yang mencatatkan kenaikan, dengan penguatan sebesar 0,46 persen, berada di level 5.425. Volume perdagangan BBRI tercatat mencapai 164 juta saham dengan nilai transaksi mencapai Rp887 miliar.
Beberapa saham BUMN lainnya seperti PT Bank Tabungan Negara (BBTN) dan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR), serta PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur (BJTM), terpantau tidak mengalami perubahan harga pada penutupan perdagangan hari ini.
Adapun saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) ditutup turun sebesar 1,01 persen ke level 7.325 dengan volume transaksi mencapai 43 juta saham dan nilai perdagangan sebesar Rp316 miliar. Frekuensi transaksi saham BMRI tercatat sebanyak 13 ribu kali.
Selain itu, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) juga mengalami koreksi 2,22 persen ke level 3.090. Saham BRIS diperdagangkan dengan volume sebesar 139 juta saham dan nilai mencapai Rp437 miliar, dengan frekuensi transaksi sebanyak 22 ribu kali.
PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatatkan penurunan sebesar 0,82 persen ke level 484 dengan volume perdagangan sebanyak 33 juta saham dan nilai transaksi mencapai 16 miliar rupiah. Frekuensi transaksi saham ELSA mencapai 2.602 kali.
Dividen Rp90 Triliun
Menteri BUMN, Erick Thohir, sebelumnya mengatakan telah ditargetkan memperoleh dividen tahun 2025 sebesar Rp90 triliun. Hal itu dia ungkap dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 2 September 2024.
Erick menuturkan, target dividen itu sesuai dengan Keputusan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. Menurutnya, angka yang ditargetkan cukup fantastis lantaran meningkat jika dibandingkan dengan target dividen tahun 2024.
“Saya baru dapat info, rupanya sudah diketok oleh Banggar untuk dividen 2025. Kami ditargetkan Rp90 triliun. Jadi ada peningkatan dari Rp85 triliun, jadi Rp90 triliun. Saya kira angka yang fantastis,” ungkap Erick dalam Raker bersama Komisi VI DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 2 September 2024.
Kendati demikian, Erick meminta persetujuan DPR RI untuk menambah pagu anggaran Kementerian BUMN tahun 2025 sebesar Rp66 triliun. Dengan anggaran tersebut, dia meyakini Kementerian BUMN di periode selanjutnya akan bekerja lebih keras.
“Mohon saya rasa dukungan untuk penunjang kami bagian BUMN kalau bisa, mohon ditingkatkan Rp66 triliun, dibandingkan Rp5 triliun sebenarnya jauh sekali,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Erick menyebut, peningkatan target dividen 2025 lebih dari 160 persen jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Diketahui, dividen BUMN sempat ditargetkan sebesar Rp30 triliun pada tahun 2021, kemudian meningkat sebesar Rp40 triliun di tahun 2022, dan Rp81 triliun di tahun 2023.
Dengan target Rp90 triliun di tahun 2025, Erick menilai BUMN perlu melakukan efisiensi secara menyeluruh. Kendati demikian, dia mengaku banyak pihak yang akan terganggu dengan target baru di tahun 2025.
“Kita harus lakukan efisiensi lagi, menyeluruh ya. Mungkin banyak pihak pasti enggak suka karena tidak mungkin kenaikan ini hanya tergantung daripada peningkatan daripada laba, misalnya sumber daya alam ataupun dia tidak mau efisiensi,” jelasnya.
Saat ini, kata Erick, tercatat sebanyak 7 BUMN dari 47 perusahaan secara holdingmengalami kerugian. Dengan data tersebut, dia menilai ada perbaikan good corporate governance. Dalam menangani BUMN yang “sakit”, Erick juga mengaku tidak anti dengan proses hukum yang berlaku.
“Kita tidak alergi kok, kalau misalnya di publik ada wacana ‘Oh kenapa BUMN ini ada yang melakukan korupsi?’ Memang sejak awal kami dari Kementerian BUMN, kita sangat transparan dengan BUMN yang sakit, yang mau sakit, atau yang Korupsi, kita sangat transparan,” jelasnya.
Lebih jauh, Erick juga mengaku telah menjalin kerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), untuk menangani perusahaan plat merah yang membandel.
“Kita sangat terbuka, jadi kalau angka itu yang tinggi Rp90 triliun ya, kita coba efisiensi. Kalau yang lainnya saya belum lihat karena tidak mungkin dengan situasi dunia sekarang ongkos logistik naik, ongkos ini naik, mau tidak mau (melakukan efisiensi),” tutupnya.
Sementara itu, PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR) mengalami penurunan paling signifikan sebesar 2,29 persen ke level 4.910. Saham JSMR diperdagangkan dengan volume 8 juta saham dan nilai transaksi mencapai 37 miliar rupiah, dengan frekuensi transaksi sebanyak 3.665 kali.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.