KABARBURSA.COM - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk memasok komponen Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), mengingat potensi pasir silika yang melimpah di dalam negeri dapat mendukung industri ini.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini sedang mempersiapkan pembangunan industri hulu panel surya, salah satunya di Pulau Rempang, Kepulauan Riau.
Menurut dia, Indonesia memiliki potensi energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 3,6 Tera Watt (TW), namun pemanfaatannya masih minim.
Dia menyebutkan, harga listrik dari beberapa jenis pembangkit EBT sudah ekonomis, seperti harga listrik dari PLTS Cirata yang saat ini mencapai US$5,8 sen per kilo Watt hour (kWh), dan diprediksi dapat lebih murah lagi di masa mendatang.
Jisman juga memproyeksikan bahwa untuk mengejar penambahan kapasitas 1,5 Giga Watt (GW) PLTS Atap, Indonesia membutuhkan sekitar 3,3 juta panel surya, baik yang terhubung ke jaringan PLN maupun yang tidak.
Program PLTS Atap diharapkan dapat mendorong produksi modul surya dalam negeri dan memicu pertumbuhan industri modul surya di Indonesia.
Pada tanggal 5 Maret 2024, Kementerian ESDM menerbitkan revisi aturan mengenai pemanfaatan PLTS Atap melalui peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 2 Tahun 2024. Langkah ini diharapkan dapat memberikan landasan hukum yang jelas dan mendukung percepatan penggunaan PLTS Atap di Indonesia. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.