KABARBURSA.COM - Presiden Joko Widodo menegaskan Indonesia mengecam keras serangan Israel di Kota Rafah, Palestina, dalam konflik antara Israel dan kelompok Hamas.
"Meski sudah berkali-kali saya sampaikan, tapi saya ingin mengulang lagi bahwa Indonesia mengecam keras serangan Israel ke Rafah," tegas Presiden Joko Widodo saat kunjungan kerja di Riau, Sabtu di Jakarta 1 Juni 2024.
Menurut Joko Widodo, Israel seharusnya menaati mahkamah internasional dan menghentikan potensi serangan ke Palestina.
Tidak hanya Indonesia, banyak negara lain juga mengecam serangan Israel di Rafah. Rusia melalui Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov pada Selasa (28/5) menekankan bahwa operasi militer Israel di Rafah tidak dapat diterima.
Kementerian Luar Negeri Malaysia (Wisma Putra) menyatakan bahwa serangan berkelanjutan Israel, yang tanpa belas kasih dan disengaja terhadap rakyat Palestina, melanggar keputusan Mahkamah Internasional (ICJ) pada 24 Mei 2024 lalu, yang menuntut agar serangan tentara Israel di Rafah segera dihentikan.
Pemerintah China mendesak agar Israel menghentikan operasi militer di Rafah, tempat perlindungan bagi lebih dari satu juta warga Palestina di Gaza, sesuai dengan keputusan ICJ.
Qatar, melalui Kementerian Luar Negeri, mengutuk keras penembakan terhadap kamp pengungsi di Jalur Gaza oleh pasukan bersenjata Israel, yang dinilai dapat menjadi hambatan untuk mencapai gencatan senjata di sana.
Sebelumnya, Israel melancarkan serangan udara terhadap kamp pengungsi di timur laut Rafah.
Salahkan Amerika Serikat
Juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rudeineh, menyalahkan pemerintah Amerika Serikat secara langsung atas ancaman dan eskalasi yang dilakukan Israel di Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.
Abu Rudeineh menyoroti rencana serangan militer Israel di Kota Rafah, yang dipandangnya dapat menyebabkan pembantaian dan pengungsian warga sipil, yang mungkin menjadi awal periode konflik yang panjang.
“Dukungan AS terhadap Israel dan penggunaan hak veto di Dewan Keamanan PBB membawa Amerika ke dalam perang genosida,” ungkapnya melalui siaran pers pada Rabu malam. Dikutip di Jakarta, Kamis 25 April 2024.
Menurutnya, sikap tersebut bertentangan dengan rakyat Palestina, negara-negara Arab, dan semua negara yang mendukung Palestina di Dewan Keamanan PBB.
Abu Rudeineh menyoroti juga demonstrasi besar-besaran di berbagai negara, termasuk di universitas-universitas AS, yang menyerukan penghentian kejahatan perang Israel di wilayah Palestina, sebagai seruan bagi pemerintah AS untuk meninjau ulang kebijakan mereka.
Ia menekankan perlunya pemerintah AS meninggalkan dukungan buta terhadap pendudukan Israel dan mengikuti hukum internasional serta menerapkan resolusi internasional yang sah.
Tewaskan 67 Orang
Israel berhasil melancarkan operasi pasukan khusus dengan tujuan membebaskan dua sandera di Rafah. Operasi ini dilakukan di tengah serangan udara di wilayah itu pada Senin pagi yang menewaskan setidaknya 67 orang.
Menurut militer Israel, operasi gabungan oleh Pasukan Pertahanan Israel (IDF), dinas keamanan domestik Israel Shin Bet dan Unit Polisi Khusus di Rafah membebaskan Fernando Simon Marman (60) dan Louis Hare (70). Keduanya diculik oleh Hamas dari Kibbutz Nir Yitzhak pada 7 Oktober. “Itu adalah operasi yang sangat kompleks,” kata juru bicara militer Israel Letkol Richard Hecht, seperti dikutip Reuters.
“Kami sudah lama mengerjakan operasi ini. Kami menunggu kondisi yang tepat,” kata dia.
Hecht menyebut para sandera ditahan di lantai dua sebuah gedung yang dibobol dengan bahan peledak selama penggerebekan, yang menyebabkan baku tembak sengit dengan gedung-gedung di sekitarnya.
“Saya sangat senang mengumumkan bahwa malam ini dua sandera yang dibebaskan mendarat di sini di pusat medis Sheba, rumah sakit terbesar di Israel,” kata Prof Arnon Afek, direktur rumah sakit umum Sheba. “Mereka diterima di IGD kami dan pemeriksaan awal dilakukan oleh staf IGD kami dan kondisinya stabil dan dirawat.”
Militer Israel mengatakan serangan udara di Rafah bertepatan dengan serangan tersebut untuk memungkinkan pasukannya ditarik. Di sisi lain, pejabat kesehatan setempat menyebut serangan itu menewaskan setidaknya 67 orang dan melukai puluhan lainnya di kota Gaza selatan.
Serangan udara tersebut menyebabkan kepanikan yang meluas di Rafah karena banyak orang tertidur ketika serangan dimulai. Beberapa pihak khawatir Israel telah memulai serangan daratnya ke Rafah.
Menurut warga, pesawat, tank, dan kapal Israel ikut serta dalam serangan tersebut, dan dua masjid dan beberapa rumah terkena serangan.
Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan terhadap Rafah adalah kelanjutan dari “perang genosida” dan upaya pemindahan paksa yang dilakukan Israel terhadap rakyat Palestina.
Menurut penghitungan Israel, Hamas disebut telah menewaskan 1.200 orang di Israel selatan dan menculik sedikitnya 250 orang dalam serangan mereka pada 7 Oktober.
Sementara itu, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, Israel membalasnya dengan serangan militer di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 28.000 warga Palestina.