KABARBURSA.COM - Indosat Ooredoo Hutchison (ISAT) resmi menjalin kerja sama dengan Nokia dan NVIDIA dalam menghadirkan Artificial Intelligence Radio Access Network (AI-RAN) di Indonesia.
Kolaborasi ini nantinya bakal menggabungkan solusi mutakhir 5G Cloud RAN milik Nokia dengan platform kecerdasan artifisial (AI) Aerial dari NVIDIA.
Kemitraan ini juga akan menciptakan infrastruktur komputasi canggih yang mampu mengoperasikan AI dan RAN secara bersamaan.
President Director and CEO of Indosat Ooredoo Hutchison Vikram Sinha, mengatakan kolaborasi ini menandai tonggak penting dalam transformasi industri telekomunikasi Indonesia.
"Dengan mengintegrasikan AI ke dalam jaringan akses radio, kami tidak hanya meningkatkan konektivitas, tetapi juga membangun ekosistem berbasis AI yang akan mendorong inovasi di berbagai sektor," ujarnya dalam keterangan resmi dikutip, Kamis, 6 Maret 2025.
Lebih lanjut Vikram menerangkan, kerja sama ini juga sejalan dengan misi Indosat untuk menghubungkan dan memberdayakan setiap masyarakat Indonesia.
President of Mobile Networks di Nokia Tommi Uitto, menyebut proyek ini berpotensi membuat penerapan infrastruktur AI-RAN di seluruh Indonesia. Ketika AI dan RAN digabungkan, kata dia, dapat menciptakan mesin inovasi masa depan.
"Dengan produk berbasis AI kami, kami membantu Indosat meningkatkan kapabilitas RAN untuk kinerja yang lebih baik, efisiensi operasional yang lebih tinggi, otomatisasi yang lebih canggih, serta optimasi konsumsi energi," jelasnya.
Adapun ketiga pihak menyepakati sebuah Memorandum of Understanding (MoU) terkait pengembangan, pengujian, dan implementasi dengan fokus awal pada mengoptimalkan cara kerja inferensi AI melalui NVIDIA AI Aerial, sebelum akhirnya mengintegrasikan sistem RAN pada platform yang sama.
Dengan infrastruktur AI-RAN terbaru ini, diharapkan bisa mendukung kebutuhan inferensi AI dan mempercepat ekosistem AI bagi lebih dari 277 juta penduduk Indonesia, dengan menggunakan platform NVIDIA AI Enterprise dan serverless APIs untuk mengoptimalkan inferensi AI di berbagai aplikasi serta mendistribusikan beban kerja AI secara mulus di infrastruktur pusat dan terdistribusi.
Kinerja 2024, Indosat (ISAT) Pertahankan Pertumbuhan Dua Digit
PT Indosat Tbk (ISAT) mempertahankan kinerja keuangan yang kuat pada 2024, dengan tetap mencatat pertumbuhan dua digit.
Dalam laporan kinerja tahun 2024 yang dirilis pada Senin, 10 Februari 2025, total pendapatan ISAT sebesar Rp55,88 triliun, meningkat 9,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), sedangkan EBITDA tumbuh sebesar 10,2 persen yoy menjadi Rp26,35 triliun pada 2024.
"Margin EBITDA berada pada 47,2 persen di 2024, menyoroti kemampuan Perusahaan untuk mengonversi pendapatan menjadi penghasilan secara efisien," ujar manajemen Indosat, Senin, 10 Februari 2025.
Berdasarkan segmennya, Layanan Seluler, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap masing-masing berkontribusi sebesar 84,2 persen, 14,3 persen, dan 1,5 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasian yang berakhir pada 31 Desember 2024.
Pendapatan Seluler meningkat 7,5 persen dibandingkan 2023, terutama didorong oleh peningkatan pendapatan Data dan jasa interkoneksi, meskipun terjadi penurunan pendapatan Telepon.
Sementara pendapatan MIDI tumbuh 23,4 persen dibandingkan 2023, didorong oleh kenaikan pendapatan dari Internet Tetap, Konektivitas Tetap, dan Layanan IT.
Adapun, pendapatan Telekomunikasi Tetap turun 14,1 persen dibandingkan 2023, terutama akibat penurunan pendapatan Telepon Internasional, meskipun kenaikan telepon jaringan tetap sedikit mengimbanginya.
Total beban usaha perusahaan pada 2024 mencapai Rp45,04 triliun, meningkat Rp4,24 triliun atau 10,4 persen dibandingkan 2023. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh meningkatnya Beban Penyelenggaraan Jasa, yang naik Rp1,65 triliun atau 7,9 persen, dipicu oleh kenaikan beban kemitraan, sewa, jasa, serta biaya instalasi dan pemeliharaan, meskipun terdapat penurunan pada beban paket perdana dan voucher, frekuensi, serta interkoneksi.
Beban Penyusutan dan Amortisasi juga mengalami kenaikan Rp937,3 miliar atau 6,4 persen, terutama akibat penyusutan tambahan aset tetap dan aset guna usaha dari penggelaran jaringan serta amortisasi aset tidak berwujud lainnya. Beban Karyawan bertambah Rp195,1 miliar atau 5,3 persen, dipicu oleh kenaikan gaji, biaya pengobatan, insentif, dan imbalan kerja lainnya, meskipun terdapat penurunan pada bonus.
Beban Pemasaran naik Rp316,4 miliar atau 18,9 persen, didorong oleh peningkatan biaya akuisisi pelanggan melalui ekspansi distribusi ke pedesaan serta perubahan perlakuan akuntansi dalam model distribusi dan agen pemasaran, yang diimbangi dengan penurunan beban iklan, pameran, dan promosi.
Sementara itu, Beban Umum dan Administrasi meningkat Rp54,1 miliar atau 6,5 persen, terutama akibat kenaikan biaya hubungan masyarakat, jasa profesional, dan transportasi.
Di sisi lain, Penghasilan (Beban) Operasional Lain-lain-Bersih menurun drastis Rp1,08 triliun atau 98,1 persen, terutama karena berkurangnya keuntungan bersih dari transaksi jual dan sewa balik aset yang terjadi pada 2023. Perusahaan juga mencatat beban lain-lain bersih sebesar Rp4,10 triliun, turun Rp390,7 miliar atau 8,7 persen dibandingkan 2023.
"Penurunan ini disebabkan oleh berkurangnya biaya keuangan sebesar Rp246,8 miliar, seiring dengan menurunnya rata-rata pinjaman yang belum jatuh tempo, serta adanya keuntungan lebih tinggi dari selisih kurs mata uang asing sebesar Rp111,9 miliar dan kenaikan pendapatan bunga sebesar Rp32,0 miliar," tulis laporan tersebut.
Selain itu, laba Periode tahun berjalan yang Dapat Diatribusikan kepada Pemilik Entitas Induk sebesar Rp4,91 triliun, naik sebesar Rp404,4 miliar atau 8,98 persen. "Profitabilitas ini menegaskan kesehatan keuangan perusahaan yang solid dan kapasitasnya untuk menghasilkan pengembalian yang substansial bagi pemangku kepentingan," sambungnya.
Per tanggal 31 Desember 2024, Perusahaan memiliki utang pokok (tidak termasuk biaya transaksi yang belum diamortisasi dan liabilitas sewa) sebesar Rp14,91 triliun. Posisi kas Perusahaan per tanggal 31 Desember 2024 adalah sebesar Rp4,45 triliun dengan utang bersih sebesar Rp10,46 triliun.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.