KABARBURSA.COM - Berdasarkan data dari Alibaba.com, industri komponen otomotif aftermarket global diperkirakan akan tumbuh secara signifikan, mulai dari USD400 miliar pada tahun 2023 menjadi USD550 miliar pada tahun 2028. Hal itu disampaikan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, ketika membuka Indonesia Modification & Lifestyle Expo (IMX) 2024.
Menperin menilai, lonjakan ini didorong oleh kemajuan teknologi, pertambahan usia kendaraan dan berkembangnya preferensi konsumen serta pertumbuhan e-commerce.
“Pasar e-commerce komponen otomotif global sendiri diperkirakan akan mencapai USD200 miliar pada tahun 2027 dengan pertumbuhan CAGR sebesar 14 persen dari tahun 2023 hingga 2027,” kata Menperin.
Sebaliknya, Analis Komoditas dan Founder Traderindo.com Wahyu Tribowo, menilai sektor otomotif di Indonesia justru sedang tidak bergairah.
“Kinerja sektor otomotif sedang kurang semangat, kondisi ekonomi domestik dan global sedang terancam, suku bunga masih tinggi dan daya beli masyarakat yang kurang bagus,” kata Wahyu kepada Kabarbursa.com, Rabu, 9 Oktober 2024.
Kondisi tersebut, kata Wahyu, dapat memberikan sentimen negatif terhadap AUTO. Hal itu terbukti dengan penurunan pendapatan sebesar 2 persen menjadi Rp9,19 triliun, dibandingkan periode sama 2023 sebesar Rp9,38 triliun.
Wahyu menuturkan, laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) laba bersih AUTO melejit 26,48 persen secara year-on-year (YoY) menjadi Rp1,01 triliun, dibandingkan periode 6 bulan pertama 2023 sebesar Rp801,55 miliar.
Kinerja Saham AUTO
Berdasarkan data dari Stockbit, kinerja saham AUTO menunjukkan stabilitas dan potensi pertumbuhan yang solid. Laporan kinerja terbaru menunjukkan pendapatan bersih perusahaan terus mengalami peningkatan yang signifikan, dengan laba bersih (net income) tahunan yang diproyeksikan mencapai Rp2,028 triliun pada tahun 2024, naik dari Rp1,842 triliun pada 2023.
Tren positif ini diperkuat dengan pendapatan laba bersih hingga kuartal kedua tahun ini yang mencapai Rp539 miliar, melampaui capaian tahun lalu pada periode yang sama.
AUTO telah menunjukkan kinerja yang kokoh meskipun menghadapi berbagai tantangan ekonomi global dan industri otomotif yang penuh dinamika.
Di kuartal pertama 2024, perusahaan membukukan laba bersih sebesar Rp475 miliar, meningkat dibandingkan dengan Rp433 miliar pada periode yang sama tahun 2023. Kinerja keuangan ini menegaskan kemampuan AUTO dalam menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan di tengah fluktuasi pasar.
Dari segi valuasi, AUTO memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp11,375 triliun dan enterprise value sebesar Rp9,904 triliun. Rasio harga terhadap pendapatan (Price to Earnings Ratio/PE) berada pada angka 5,54, di bawah median IHSG yang sebesar 7,89.
Hal ini menunjukkan bahwa saham AUTO masih relatif murah dibandingkan dengan rata-rata pasar, memberikan peluang investasi yang menarik bagi para investor. Dengan earnings yield yang mencapai 18,06 persen, AUTO memberikan sinyal kuat tentang potensi imbal hasil yang menarik bagi pemegang saham.
AUTO juga menunjukkan kinerja solid dalam hal rasio keuangan lainnya. Price to Book Value (P/BV) tercatat sebesar 0,83, menunjukkan bahwa nilai saham AUTO masih undervalued. Selain itu, rasio EV to EBITDA sebesar 6,00 dan rasio EV to EBIT sebesar 8,67 memperlihatkan bahwa perusahaan memiliki efisiensi operasional yang kuat, terutama dalam menghasilkan laba dari aktivitas operasional.
Secara umum, pendapatan perusahaan terus meningkat dengan total revenue (TTM) sebesar Rp18,461 triliun dan laba bersih (net income) sebesar Rp2,055 triliun dalam kurun waktu 12 bulan terakhir. Kinerja EBITDA yang mencapai Rp1,674 triliun juga memperlihatkan kemampuan AUTO dalam mempertahankan profitabilitas di tengah tekanan biaya produksi dan fluktuasi harga bahan baku.
Meskipun perusahaan masih berada di bawah tekanan dari berbagai tantangan eksternal, termasuk ketidakpastian ekonomi global, potensi pertumbuhan jangka panjang tetap ada. Dengan rasio PEG (Price/Earnings to Growth) yang relatif rendah sebesar 0,14, AUTO dinilai memiliki prospek pertumbuhan yang stabil dalam jangka panjang.
Rasio ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki potensi pertumbuhan laba yang sejalan dengan harga sahamnya, menjadikannya pilihan investasi yang layak bagi para investor yang mencari nilai dan stabilitas.
Ke depannya, AUTO diproyeksikan mampu menjaga momentum pertumbuhan dengan berbagai inisiatif strategis di bidang otomotif dan komponen. Dengan fundamental yang kuat, perusahaan ini diprediksi mampu terus memberikan imbal hasil yang menarik bagi investor, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Selanjutnya, AUTO juga akan bagi-bagi dividen dengan jadwal sebagai berikut:
- Cum Date (14 Oktober 2024)
Cum Date adalah tanggal terakhir bagi investor untuk membeli saham jika mereka ingin menerima dividen. Jika saham dibeli pada atau sebelum tanggal ini, investor berhak mendapatkan dividen.
- Ex Date (15 Oktober 2024)
Ex Date adalah tanggal di mana saham diperdagangkan tanpa hak dividen. Jika saham dibeli pada tanggal ini atau setelahnya, pembeli tidak akan berhak atas dividen.
- Recording Date (16 Oktober 2024)
Recording Date atau Tanggal Pencatatan adalah tanggal di mana perusahaan mencatat siapa saja yang berhak menerima dividen. Investor yang namanya tercatat pada tanggal ini akan menerima dividen.
- Payment Date (24 Oktober 2024)
Payment Date adalah tanggal pembayaran dividen. Pada 24 Oktober 2024, perusahaan akan mendistribusikan dividen kepada pemegang saham yang terdaftar.
Untuk memastikan mendapatkan dividen, pastikan membeli saham sebelum Cum Date pada 14 Oktober 2024. Setelah itu, pastikan saham tetap tercatat hingga Recording Date pada 16 Oktober 2024, karena ini menentukan apakah seorang investor berhak atas pembagian dividen.(*)