Logo
>

INDY Catat Laba Bersih USD20 Juta, Anjlok 66 Persen

Ditulis oleh Syahrianto
INDY Catat Laba Bersih USD20 Juta, Anjlok 66 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kinerja PT Indika Energy Tbk (INDY) menurun pada awal tahun. Pada kuartal I 2024, laba bersih perusahaan batu bara ini merosot 66 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Menurut laporan keuangan konsolidasian yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin, 3 Juni 2024, INDY mencatat laba bersih sebesar USD20 juta, turun dari USD59 juta pada kuartal I 2023. Secara kuartalan, laba INDY juga mengalami penurunan 23 persen dibandingkan kuartal IV yang sebesar USD26 juta.

    Penurunan laba bersih INDY tidak terlepas dari anjloknya pendapatan di awal tahun. Pada kuartal I 2024, pendapatan INDY tercatat USD567 juta, turun 37 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD907 juta.

    Kondisi ini terjadi akibat turunnya rata-rata harga rata-rata batu bara (average selling price/ASP) di tambang Indika. ASP di  Kideco, tambang batu bara terbesar yang dimiliki INDY di kuartal I-2024 tercatat USD62,5 per ton, turun 28 persen dari sebelumnya USD87,3 per ton. Selain ASP, volume penjualan di tambang ICI-4 tersebut juga turun 300 ribu ton secara tahunan menjadi 7,2 juta ton.

    Kendati kinerja laba-rugi menurun, pos neraca INDY masih kuat. Posisi kas dan setara kas INDY per 31 Maret mencapai USD545 juta. Angka ini belum termasuk aset keuangan lainnya sebesar USD145 juta.

    Pada 2024, manajemen INDY menargetkan total produksi batu bara lewat PT Kideco Jaya Agung bisa mencapai 29,4 juta ton. Target tersebut lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang terealisasi 34 juta ton.

    Kinerja Tahun Lalu INDY

    Kinerja keuangan INDY sepanjang tahun 2023 dapat dirangkum sebagai berikut. INDY melaporkan hasil keuangan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2023, menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pendapatan total perusahaan untuk tahun 2023 adalah USD3.026,84 juta, turun dari USD4.334,91 juta pada 2022. Laba bersih juga turun tajam menjadi USD119,68 juta dari USD452,68 juta pada tahun sebelumnya. Laba per saham dasar dari operasi yang berkelanjutan turun menjadi USD0,023 dibandingkan dengan USD0,0869 pada tahun 2022.

    Indikator kesehatan keuangan perusahaan menunjukkan beberapa kekhawatiran. Margin kotor untuk dua belas bulan terakhir (TTM) adalah 18,25 persen, dengan margin operasi 9,19 persen dan margin laba bersih 3,95 persen. Pengembalian investasi (ROI) untuk TTM adalah 7,58 persen.

    Pada neraca, rasio cepat Indika Energy adalah 0,98, dan rasio lancar adalah 1,51 pada kuartal terbaru. Rasio utang jangka panjang terhadap ekuitas adalah 53,75 persen, dan rasio total utang terhadap ekuitas adalah 89,23 persen. Total aset pada akhir tahun 2023 bernilai Rp49,20 triliun, sementara total kewajiban adalah Rp25,81 triliun.

    Hasil ini menunjukkan tahun yang penuh tantangan bagi Indika Energy, dengan penurunan signifikan dalam pendapatan dan laba bersih.

    INDY Tahun 2025

    Prospek PT Indika Energy Tbk (INDY) untuk tahun 2025 bisa dinilai dari berbagai aspek, termasuk kinerja keuangan, perkembangan sektor energi, dan strategi bisnis perusahaan. Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prospek INDY pada tahun 2025:

    Dengan meningkatnya fokus global pada energi terbarukan, Indika Energy telah menunjukkan komitmen untuk diversifikasi portofolionya. Investasi dalam energi terbarukan dan proyek berkelanjutan akan menjadi penentu penting dalam prospek jangka panjang perusahaan.

    Hasil keuangan tahun 2023 dan 2024 akan memberikan indikasi penting tentang stabilitas dan pertumbuhan perusahaan. Kinerja yang solid dalam hal pendapatan, laba bersih, dan manajemen utang akan memberikan kepercayaan bagi investor.

    Sebagai perusahaan yang beroperasi di sektor energi, harga batu bara dan komoditas terkait lainnya akan sangat mempengaruhi pendapatan. Tren harga komoditas global akan berdampak signifikan pada prospek keuangan INDY.

    Kebijakan pemerintah terkait dengan sektor energi, termasuk insentif untuk energi terbarukan dan regulasi lingkungan, akan mempengaruhi operasional dan investasi INDY. Dukungan pemerintah terhadap transisi energi dapat memberikan peluang baru bagi perusahaan.

    Strategi ekspansi dan diversifikasi bisnis INDY, termasuk masuk ke pasar baru atau sektor bisnis lain, dapat meningkatkan prospek pertumbuhan. Keberhasilan dalam mengakuisisi dan mengintegrasikan aset baru juga akan menjadi faktor kunci.

    Kemampuan perusahaan untuk berinovasi dan mengadopsi teknologi baru dalam operasional dan produksi akan menentukan efisiensi dan daya saingnya di pasar global.

    Secara keseluruhan, prospek PT Indika Energy Tbk pada tahun 2025 akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk menavigasi tantangan dalam transisi energi, menjaga kinerja keuangan yang solid, serta memanfaatkan peluang dalam diversifikasi dan ekspansi bisnis. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.