KABARBURSA.COM - PT Indika Energy Tbk (INDY) mengguyur pinjaman sebesar Rp72 miliar kepada anak usahanya, PT Energi Makmur Buana (EMB) untuk memperkuat bisnis kendaraan listrik atau electric vehicle (EV). Perjanjian pinjaman ini ditandatangani pada Jumat, 28 Juni 2024 lalu.
“EMB adalah anak usaha perseroan dengan kepemilikan saham langsung sebesar 51 persen,” jelas manajemen INDY dalam laporan keterbukaan informasi yang dirilis pada Rabu, 3 Juli 2024.
Jangka waktu pinjaman ini disepakati selama lima tahun dengan tingkat bunga sebesar 8,4 persen per tahun, yang akan dibayarkan setiap tanggal 31 Desember. Dana tersebut akan digunakan oleh EMB untuk modal kerja dan pembiayaan operasional lainnya.
EMB merupakan entitas anak perseroan yang bergerak di bidang kendaraan listrik roda empat atau lebih, dengan fokus pada distribusi kendaraan listrik dan pengembangan infrastruktur pengisian daya di Indonesia.
“Transaksi ini dilakukan untuk mendukung kebutuhan pendanaan EMB sesuai dengan rencana tahunan dan anggaran perusahaan. Pengembangan bisnis EMB merupakan bagian dari diversifikasi usaha Perseroan di sektor kendaraan listrik dan mendukung target Net Zero 2050,” tambah manajemen.
Bagi INDY, transaksi ini diperkirakan akan meningkatkan pendapatan dan laba periode 2024 hingga 2028, dengan pendapatan sebesar USD167.451 dan laba EBITDA, EBIT, EBT, dan EAT masing-masing sebesar USD15.605. “Dengan transaksi ini, Perseroan akan mendapatkan nilai tambah berupa peningkatan pendapatan dan laba yang akan menguntungkan Perseroan,” tambah manajemen INDY.
Kinerja Keuangan INDY
INDY mengalami penurunan performa keuangan yang signifikan di tahun 2023. Laba bersih perusahaan merosot 73,56 persen menjadi USD119,68 juta dibandingkan USD452,67 juta di tahun 2022.
Penurunan ini sejalan dengan penurunan pendapatan perusahaan yang mencapai 30,25 persen menjadi USD3,02 miliar dari USD4,33 miliar di tahun sebelumnya.
Penurunan pendapatan ini berimbas pada laba kotor perusahaan yang anjlok 61,95 persen menjadi USD551,97 juta dari USD1,45 miliar di tahun 2022. Beban pokok kontrak dan penjualan pun ikut terpangkas 14,23 persen menjadi USD2,47 miliar.
Penurunan tersebut sebagian diimbangi oleh pembayaran Pembayaran Negara Bukan Pajak (PNBP) ke Pemerintah Pusat dan Daerah. Perseroan mencatat beban PNBP sebesar USD27,0 juta pada 2023, yang terkait dengan pembagian keuntungan sebesar 10 persen dari laba bersih Kideco yang dibayarkan kepada Pemerintah sesuai dengan ketentuan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Kideco.
Sementara itu, biaya keuangan menurun 17,4 persen menjadi USD85,6 juta pada 2023 yang terutama disebabkan oleh penurunan bunga atas pokok obligasi yang lebih rendah akibat pelunasan obligasi lebih awal, amortisasi emisi dan premi obligasi yang lebih rendah yang dihasilkan dari pelunasan lebih awal obligasi sebesar USD5,2 juta. Sebagai hasilnya, Indika Energy membukukan laba bersih sebesar USD119,7 juta.
Secara keseluruhan, kinerja keuangan INDY di tahun 2023 menunjukkan tren yang negatif. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi para investor dan pemangku kepentingan lainnya.
Setelah dijumlah dengan berbagai pos antara lain bagian laba bersih entitas asosiasi, beban penjualan, umum dan administrasi, pendapatan investasi dan beban keuangan, INDY membukukan laba sebelum pajak sebanyak USD238,43 juta. Merosot 76,40 persen dibandingkan raihan tahun 2022 yang kala itu sebesar USD1,01 miliar.
Beban pajak INDY terpangkas 82,50 persen yoy menjadi USD87,38 juta pada 2023. INDY pun membukukan laba bersih tahun berjalan senilai USD151,04 juta pada 2023, turun 70,42 persen dibandingkan capaian USD510,77 juta pada tahun 2022.
Untuk posisi laba inti, INDY mengantongi USD145,83 juta pada 2023. Jumlah laba inti INDY merosot 72,02 persen dari posisi USD521,20 juta pada tahun 2022.
Per 31 Desember 2023, INDY memiliki total aset senilai USD3,11 miliar. Jumlah liabilitas INDY sebesar USD1,73 miliar dengan jumlah ekuitas senilai USD1,37 miliar. INDY memiliki kas dan setara kas akhir tahun senilai USD549,43 juta.
Pergerakan Saham INDY
Head Customer Literation and Education PT Kiwoom Sekuritas Indonesia, Oktavianus Audi menyampaikan, saham INDY pada Rabu, 3 Juli 2024 berhasil bergerak menguat dengan indikasi penguatan tren yang terlihat dari indikator MACD menuju zona positif dan RSI mulai bergerak di atas level 50.
“Meski demikian, kami melihat ada area resistance yang harus dilewati sebagai konfirmasi keberlanjutan tren yakni dalam rentang level 1.300-1.330 yang sebelumnya merupakan support kuat INDY,” kata Audi.
Pada perdagangan hari ini, Kamis, 4 Juli 2024, saham INDY tercatat menguat 5 poin sebesar 0,38 persen ke level Rp1.310 per saham. Secara mingguan, saham ini telah naik sebesar 4,82 persen. Namun, secara year-to-date (ytd) saham ini masih tertekan 8,71 persen. (*)