KABARBURSA.COM – Performa PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) melejit di tengah persiapan right issue yang akan berlangsung mulai 1 Desember. Namun di balik lonjakan harga yang terlihat impresif, tanda-tanda kegoyangan mulai muncul dari struktur orderbook dan broker summary.
Kenaikan 15,91 persen pada penutupan perdagangan Jumat, 14 November 2025, mungkin terlihat seperti sinyal kekuatan baru. Tetapi jika menelusuri lebih dalam, pergerakan itu justru tampak seperti manuver spekulatif yang rapuh. Bukan akumulasi solid menjelang aksi korporasi besar.
Saham ini sempat dibuka di 434 dan langsung diangkat agresif hingga menyentuh 535 sebelum ditutup di 510. Volume yang meledak menjadi 25 juta lot memberikan kesan bahwa INET sedang menjadi primadona pasar. Tetapi struktur pertempurannya bercerita lain.
Tumpukan offer yang begitu tebal pada rentang 520–550 menunjukkan bahwa setiap kenaikan langsung dihantam oleh pelepasan volume besar. Beberapa level bahkan mencatat ratusan ribu lot dalam satu harga.
Ini adalah sebuah tanda kuat bahwa pelaku besar sedang memanfaatkan momentum untuk membuang barang dengan rapi.
Di sisi bid, energi pembeli mulai mengering. Level di bawah 500 terlihat rapuh dan diisi lot kecil yang agresif namun tidak cukup stabil untuk menahan beban distribusi. Ini membuat reli INET tampak lebih seperti dorongan momentum jangka pendek dibanding sinyal pembentukan tren jangka panjang.
Ketika orderbook mulai timpang seperti ini, reli biasanya kehilangan pijakan dalam waktu dekat.
Broker summary justru makin menegaskan bahwa lonjakan harga ini dibangun di atas pondasi yang goyah. BY muncul sebagai pembeli terbesar dengan nilai Rp55 miliar, namun pola transaksinya mengarah ke crossing internal, bukan akumulasi nyata.
Sementara, XL, AK, YP, dan CC juga terlihat aktif, tetapi pembelian mereka lebih sering terjadi di area 487–501. Zona tersebut kini menjadi titik benturan besar antara pembeli dan penjual.
Sementara itu, distribusi bertahap dari banyak broker penjual memperlihatkan bahwa barang sedang keluar dari tangan kuat menuju pasar bebas. Sebuah pola klasik menjelang koreksi.
Historical data memperlihatkan reli vertikal INET dari 320 ke 510 terjadi dalam waktu sangat singkat. Sebuah karakter yang lazim muncul saat pelaku besar mengangkat harga ke zona optimal sebelum right issue berlangsung.
Dengan harga rights 250, selisih yang lebar menjadi magnet spekulasi dan arbitrase. Namun hal yang sama juga membuat banyak pemain memilih mengamankan profit sebelum cum date tiba pada 25 November.
Ketika melihat keseluruhan struktur, baik itu harga yang terbang, orderbook yang berat di sisi offer, broker summary yang menunjukkan distribusi, dan volatilitas yang meninggi, pergerakan INET pekan depan tampaknya tidak akan lepas dari tekanan.
Harga bisa kembali didorong naik sesaat untuk menjaga momentum jelang cum date, tetapi setiap kenaikan justru rawan dijadikan area keluar oleh pelaku besar. Koreksi tajam berpotensi muncul ketika minat beli melemah atau ketika pasar mulai mendiskon risiko dilusi.
Singkatnya, INET memang melejit menjelang right issue, tetapi pijakan reli tersebut tidak sekuat yang terlihat di permukaan. Orderbook yang goyah, distribusi yang masif, dan perbedaan harga lebar dengan rights-nya membuat saham ini memasuki fase rentan.
Hingga ada tanda akumulasi yang lebih jelas dan orderbook kembali seimbang, kenaikan INET berisiko menjadi reli yang kehabisan napas cepat.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.