Logo
>

Inflasi AS Tinggi, The Fed Tunggu Sinyal September 2024

Ditulis oleh KabarBursa.com
Inflasi AS Tinggi, The Fed Tunggu Sinyal September 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Inflasi di Amerika Serikat tetap stabil pada bulan April sementara belanja konsumen melemah, menghadirkan sinyal beragam bagi Federal Reserve yang masih mencari kejelasan apakah dapat mulai memangkas suku bunga pada bulan September.

    Data ini mengindikasikan bahwa tekanan harga mungkin bertahan lebih lama dari perkiraan sebelumnya. Namun, ada harapan bahwa pengurangan belanja konsumen dapat menahan kenaikan harga dalam beberapa bulan mendatang.

    “Masyarakat telah terjepit selama beberapa waktu, dan kemungkinan mulai terlihat... Pendinginan ini mendorong inflasi yang lebih lambat dalam beberapa bulan mendatang,” ujar Elizabeth Renter, ekonom senior di NerdWallet.

    Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 0,3 persen bulan lalu, menurut Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan, sesuai dengan kenaikan yang belum direvisi pada bulan Maret.

    Dalam 12 bulan hingga April, indeks harga PCE naik 2,7 persen, mempertahankan kecepatan yang sama seperti di bulan Maret. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan kenaikan 0,3 persen bulan ini dan 2,7 persen secara tahunan. Indeks harga PCE adalah salah satu ukuran inflasi utama yang diawasi oleh bank sentral AS untuk mencapai target 2 persen. Pembacaan bulanan inflasi sebesar 0,2 persen diperlukan untuk kembali ke target ini.

    Belanja konsumen, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS, meningkat 0,2 persen pada bulan April setelah direvisi turun 0,7 persen pada bulan Maret. Revisi data produk domestik bruto yang dirilis Kamis menunjukkan belanja konsumen melambat ke laju 2,0 persen pada kuartal pertama dari 3,3 persen pada kuartal sebelumnya.

    Imbal hasil surat berharga Treasury AS turun ke level terendah dalam dua minggu setelah rilis laporan inflasi pada Jumat, sementara saham membalikkan kenaikan sebelumnya dan merosot untuk hari ketiga berturut-turut. Dolar melemah secara luas.

    Para pedagang berjangka yang terkait dengan kebijakan suku bunga The Fed meningkatkan spekulasi bahwa bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga pada bulan September dan mungkin melakukan penurunan kedua pada bulan Desember dengan probabilitas yang sama.

    Harga barang naik 0,2 persen pada bulan April setelah peningkatan kecil 0,1 persen di bulan sebelumnya, menurut laporan PCE. Harga jasa naik 0,3 persen, turun dari 0,4 persen di bulan Maret. Perumahan dan utilitas tetap menjadi kontributor terbesar terhadap kenaikan bulan lalu. Harga energi naik 1,2 persen sementara harga pangan turun 0,2 persen.

    The Fed telah mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 5,25 persen-5,50 persen selama 10 bulan terakhir, menghadapi inflasi dan pasar tenaga kerja yang lebih kuat dari perkiraan setelah data yang lebih baik pada kuartal keempat tahun lalu. Meski inflasi masih stabil, peningkatan lapangan kerja pada bulan April mencapai level terendah dalam enam bulan.

    Sektor Rill Anjlok

    The Fed telah menaikkan biaya pinjaman sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022 dalam upaya menekan permintaan di seluruh perekonomian. Pasar keuangan awalnya memperkirakan penurunan suku bunga pertama akan dilakukan pada bulan Maret, kemudian diundur ke bulan Juni, dan sekarang ke bulan September.

    Tanpa memperhitungkan komponen makanan dan energi yang mudah berubah, indeks harga PCE naik 0,2 persen pada bulan April setelah kenaikan 0,3 persen di bulan Maret. Inflasi inti meningkat 2,8 persen secara tahunan di bulan April, sama seperti di bulan Maret.

    Inflasi jasa PCE tidak termasuk energi dan perumahan naik 0,3 persen setelah kenaikan 0,4 persen di bulan Maret. Pembuat kebijakan terus memantau inflasi "super inti" untuk mengukur kemajuan dalam memerangi inflasi.

    Belanja pribadi yang disesuaikan dengan inflasi turun 0,1 persen pada bulan April, setelah peningkatan 0,4 persen di bulan Maret. Ini mencerminkan penurunan belanja barang riil sebesar 0,4 persen pada bulan April, turun tajam dari kenaikan 0,9 persen di bulan Maret, dan peningkatan belanja jasa riil sebesar 0,1 persen, turun dari kenaikan 0,2 persen di bulan sebelumnya.

    “Kita berada dalam momen berhati-hati terhadap apa yang diinginkan,” ujar Chris Zaccarelli, kepala investasi di Independent Advisor Alliance, mengenai penurunan belanja konsumen dan potensinya menurunkan inflasi. Jika Bank Sentral AS mampu memangkas suku bunga secara perlahan, ini akan berdampak baik bagi pasar. Namun, jika belanja konsumen dan perekonomian melambat terlalu cepat, maka keuntungan perusahaan dan harga saham akan turun lebih cepat daripada kemampuan The Fed menurunkan suku bunga.

    Mengkawatirkan

    Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Fed, telah merilis hasil rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Kamis dini hari 23 Mei 2024 lalu waktu Indonesia. Risalah tersebut mengungkapkan kekhawatiran para pembuat kebijakan tentang waktu yang tepat untuk melonggarkan kebijakan moneter.

    Pertemuan ini terjadi setelah serangkaian data menunjukkan inflasi masih lebih tinggi dari yang diperkirakan oleh pejabat The Fed sejak awal tahun. Meski begitu, The Fed tetap menargetkan inflasi untuk turun menjadi 2 persen.

    Para pejabat mencatat bahwa meskipun inflasi telah menurun dalam setahun terakhir, beberapa bulan terakhir menunjukkan kemajuan yang lambat menuju target 2 persen. Demikian isi risalah The Fed.

    Risalah juga mengungkapkan bahwa sebagian pejabat siap untuk memperketat kebijakan lebih lanjut guna mengatasi risiko inflasi yang masih tinggi.

    Beberapa pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell dan Gubernur Christopher Waller, sejak pertemuan tersebut menyatakan keraguan mereka bahwa langkah selanjutnya adalah kenaikan suku bunga.

    FOMC dengan suara bulat memutuskan dalam pertemuan tersebut untuk mempertahankan suku bunga acuan pinjaman jangka pendek di kisaran 5,25 persen-5,5 persen, level tertinggi dalam 23 tahun terakhir.

    Para peserta menilai bahwa mempertahankan kisaran target suku bunga dana federal pada pertemuan ini didukung oleh data yang menunjukkan berlanjutnya pertumbuhan ekonomi yang solid, ungkap risalah tersebut.

     

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi