Logo
>

Inggris Keluar dari Resesi Saat Ekonomi RI Naik 5,11 Persen

Ditulis oleh Syahrianto
Inggris Keluar dari Resesi Saat Ekonomi RI Naik 5,11 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Inggris mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 0,4 persen pada kuartal I 2024. Data ini menjadi yang tertinggi dalam hampir tiga tahun sehingga dinilai membuat Inggris keluar dari resesi ringan yang terjadi pada paruh kedua tahun sebelumnya.

    Secara bulanan, perekonomian tumbuh sebesar 0,4 persen pada Maret. Pertumbuhan ini dilihat oleh para ekonom lebih cepat dari perkiraan pertumbuhan 0,1 persen, dalam sebuah jajak pendapat Reuters.

    Hal ini mencerminkan kekuatan di sektor ritel, transportasi umum, pengangkutan, dan kesehatan, namun sebagian disebabkan oleh lebih sedikitnya aksi mogok di sektor publik.

    Lebih lanjut, menurut data Kantor Statistik Nasional atau Office for National Statistics (ONS), Produk Domestik Bruto (PDB) negara yang pemerintahannya dipimpin Perdana Menteri Rishi Sunak, meningkat 0,6 persen dalam tiga bulan hingga Maret. Ini menjadi pertumbuhan terkuat sejak kuartal IV 2021 yang naik 1,5 persen.

    "Manufaktur mobil juga berkinerja baik, diimbangi oleh berlanjutnya kelemahan dalam konstruksi," kata ONS.

    Yael Selfin, kepala ekonom di KPMG Inggris menyampaikan pada akhir kuartal I 2024, perekonomian negara tersebut hanya 1,7 persen lebih besar dibandingkan tingkat pertumbuhan pada akhir 2019, sebelum pandemi.

    “Meskipun prospek jangka pendeknya lebih baik, peningkatan pertumbuhan PDB tampaknya akan terhambat oleh lemahnya pertumbuhan produktivitas serta berkurangnya ruang untuk meningkatkan tingkat lapangan kerja,” kata Yael Selfin.

    PDB per kepala meningkat untuk pertama kalinya dalam dua tahun pada kuartal pertama, naik 0,4 persen, namun lebih rendah 0,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya, menyoroti tekanan yang sedang berlangsung pada standar hidup dan perjuangan Inggris untuk meningkatkan produktivitas.

    “Dalam hal per kapita, dapat dikatakan bahwa rumah tangga di Inggris hanya mengalami sedikit peningkatan berarti dalam standar hidup dalam dua tahun terakhir,” kata Gora Suri, ekonom di PwC.

    Sementara itu Bank of England, yang tercatat mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 16 tahun, memperkirakan pertumbuhan kuartalan sebesar 0,4 persen untuk kuartal pertama tahun ini dan kenaikan lebih kecil sebesar 0,2 persen untuk kuartal II.

    Sementara itu di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis laporan Indonesia tumbuh ekonominya hingga 5,11 persen di kuartal I 2024. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengaku senang.

    Jokowi bilang, pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang cukup subur ini menunjukkan adanya optimisme di tengah lesunya perekonomian global. Pasalnya, ekonomi Indonesia masih tumbuh di tengah kondisi banyak negara resesi dan mengalami pertumbuhan yang stagnan, bahkan banyak yang terkontraksi.

    "Ya ini menumbuhkan sebuah optimisme bahwa negara-negara lain, negara-negara besar, satu dua tiga masuk ke jurang resesi. Negara lain juga turun growth-nya," tuturnya.

    Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi nasional yang positif saat ini didukung oleh permintaan domestik yang kuat dan dukungan optimal dari APBN sebagai pengaman kejutan. Kondisi ini membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang mampu bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi global.

    "Sementara situasi ekonomi global cenderung melemah dan gejolak pasar keuangan semakin memberi tekanan, ketangguhan perekonomian Indonesia tetap terjaga," ujar Sri Mulyani.

    Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan bahwa dari segi produksi, sektor-sektor unggulan terus mengalami pertumbuhan positif. Sektor manufaktur pada kuartal pertama 2024 tumbuh sebesar 4,1 persen (year-on-year), didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan kebijakan hilirisasi.

    Permintaan domestik yang kuat terutama didorong oleh peningkatan industri pengolahan makanan dan minuman yang tumbuh 5,9 persen (year-on-year). Sektor perdagangan juga mengalami pertumbuhan sebesar 4,6 persen (year-on-year), terutama karena permintaan yang meningkat selama Ramadan.

    "Tren pertumbuhan positif juga terjadi di semua wilayah. Pulau Jawa, sebagai kontributor utama perekonomian, tumbuh relatif kuat sebesar 4,84 persen (year-on-year). Wilayah lain seperti Sumatera tumbuh sebesar 4,24 persen (year-on-year); Bali dan Nusa Tenggara 5,07 persen (year-on-year); Sulawesi 6,35 persen (year-on-year); Kalimantan 6,17 persen (year-on-year); Maluku dan Papua tumbuh sebesar 12,1 persen (year-on-year)," jelasnya.

    Selanjutnya, dia juga menyebutkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang solid ini mampu mendorong penciptaan lapangan kerja nasional. Pada Februari 2024, jumlah pekerja secara nasional meningkat sebanyak 3,55 juta orang dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Tingkat Pengangguran Terbuka juga turun secara signifikan menjadi 4,82 persen, dari sebelumnya 5,32 persen pada Februari 2023.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.