KABARBURSA.COM - Program konversi sepeda motor bahan bakar minyak (BBM) menjadi sepeda motor listrik berbasis baterai di Indonesia masih menghadapi berbagai hambatan dalam mencapai target yang ditetapkan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Menurut pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, ada beberapa faktor yang menjadi kendala utama dalam proses konversi ini.
"Pertama-tama, kendala terbesar adalah ketersediaan infrastruktur stasiun pengisian kendaraan listrik. Saat ini, jumlah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di seluruh Indonesia masih terbatas, hanya 1.081 unit hingga akhir 2023 menurut data PT PLN," kata Fahmi, Kamis, 25 April 2024.
"Hal ini yang membuat pemilik kendaraan masih ragu untuk beralih ke kendaraan listrik karena keterbatasan fasilitas pengisian yang memadai," sambungnya.
Selain itu, perbedaan dalam perawatan antara kendaraan listrik dan kendaraan bensin juga menjadi masalah.
Dibutuhkan infrastruktur bengkel yang khusus untuk kendaraan listrik, namun jumlah bengkel semacam ini masih terbatas di Indonesia. Hal ini membuat konsumen khawatir tentang kemungkinan perawatan dan perbaikan kendaraan listrik di masa mendatang.
Faktor lainnya dan tidak kalah pentingnya adalah kebiasaan dan pertimbangan ekonomi masyarakat Indonesia.
Banyak konsumen yang mempertimbangkan nilai jual kembali kendaraan, terutama dalam konteks harga kendaraan listrik bekas.
Saat ini tidak ada jaminan bahwa harga kendaraan listrik bekas akan tetap tinggi, sehingga tidak banyak orang mau bermigrasi ke kendaraan listrik.
Meskipun demikian, program konversi kendaraan bermotor dari BBM menjadi listrik tetap memiliki potensi besar dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung upaya pelestarian lingkungan hidup.
Dengan biaya konversi yang lebih terjangkau dan subsidi yang ditawarkan oleh pemerintah, diharapkan program ini dapat terus didorong untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar di masa depan.
Menanggapi itu, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menegaskan pentingnya konversi kendaraan bensin menjadi kendaraan listrik sebagai langkah untuk mengurangi konsumsi energi dan menjaga lingkungan hidup.
Dengan harga listrik yang jauh lebih murah dibandingkan dengan BBM, konversi kendaraan menjadi listrik merupakan pilihan yang ekonomis dan ramah lingkungan.