KABARBURSA.COM - PT Esta Indonesia Tbk (NEST) mengumumkan penambahan kepemilikan saham oleh Xiamen Yan Palace Bird’s Nest Industry Co. Ltd. atau Yan Palace. Penambahan kepemilikan saham tersebut dilaksanakan pada Jumat, 24 Januari 2025, dengan transaksi sebesar 8.225.000 lembar saham sehingga kepemilikannya saat ini menjadi 5 persen.
“Kami sudah cukup lama bermitra dengan PT Esta Indonesia Tbk dan kami rasa perseroan ini menunjukan pertumbuhan yang sangat positif. Kali ini kami memberikan tambahan investasi dengan harapan relasi semakin kuat, sekaligus menjadi dampak positif bagi keberlangsungan dan pertumbuhan Esta Indonesia di masa depan,” ujar Chairman Yan Palace Huang Jian, Jumat, 24 Januari 2025.
Sebagai informasi Yan Palace merupakan perusahaan terbuka sekaligus market leader dan importir terbesar produk sarang burung walet di China, yang saat ini juga merupakan pelanggan utama perseroan.
Yan Palace adalah perusahaan sarang burung pertama yang listing di bursa Hong Kong dengan nilai kapitalisasi pasar saat ini sebesar Rp7,3 triliun. Perlu diketahui pula bahwa Yan Palace merupakan penjual online terbesar di China.
“Penambahan kepemilikan saham Yan Palace ini merupakan salah satu bukti dukungan nyata dan berkesinambungan terhadap perseroan. Tentunya hal tersebut seiring dengan kinerja positif perseroan, salah satunya adalah mengambil langkah-langkah strategis pengembangan dan ekspansi usaha yang telah dilakukan bersama entitas anak usaha, PT Tunas Esta Indonesia (TEI). Perseroan berkomitmen akan terus menjaga kepercayaan para investor NEST,” jelas Direktur Utama Esta Indonesia Hoo Anton Siswanto.
Sebagaimana diketahui, TEI kini tengah menyelesaikan pekerjaan akhir pembangunan pabrik di Demak, Jawa Tengah. Pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebesar 35 ton pertahun dan ditargetkan beroperasi pada 2026 mendatang.
Adapun kegiatan usaha PT TEI sendiri meliputi pembersihan, pencucian, pengemasan, hingga ekspor sarang burung walet. Penambahan kapasitas ini merupakan bagian dari growth story NEST melalui pertumbuhan organik.
NEST Siap Sambut Prospek Pasar Sarang Burung Walet
Pasar sarang burung walet Indonesia menunjukkan prospek yang menguntungkan pada 2025, didorong oleh potensi besar Indonesia sebagai produsen utama dunia yang menyumbang hingga 80 persen dari total produksi global, mencapai 1.500 ton per tahun.
Dalam hal ini, sektor ini diperkirakan akan mengalami pertumbuhan signifikan, seiring dengan dukungan pemerintah yang bekerja sama dengan asosiasi seperti Asosiasi Peternak dan Pedagang Sarang Walet Indonesia (APPSWI) dan Perkumpulan Pengusaha Sarang Burung Indonesia (PPSBI) untuk mendorong hilirisasi dan pengurangan ketergantungan ekspor bahan baku ke China.
Menurut analisis dari KGI Sekuritas Indonesia, Indonesia tetap menjadi pemain utama di pasar global, dengan kontribusi sebesar 78 persen terhadap total konsumsi sarang burung walet dunia. Hal ini didorong oleh permintaan yang melonjak, terutama dari China, yang menyumbang sekitar 90 persen dari konsumsi global.
Dengan strategi diversifikasi pasar dan industrialisasi, diharapkan Jawa Timur yang merupakan salah satu pusat produksi utama sarang burung walet dapat mengatasi tantangan terkait penurunan harga jual, regulasi yang rumit, dan eksploitasi berlebihan. Pasar internasional, terutama China yang menyumbang 6.000 ton sarang burung walet per tahun, terus berkembang, memberikan peluang besar bagi Indonesia untuk memperkuat posisi dominannya.
Lebih lanjut, regulasi ekspor yang lebih baik dan harga yang lebih stabil memberikan harapan bahwa Indonesia akan tetap menjadi pemimpin pasar global. Permintaan yang terus meningkat dari negara-negara tujuan ekspor utama seperti China, Vietnam, dan Hong Kong, serta reformasi dalam regulasi, diprediksi akan mendorong daya saing harga dan meningkatkan ekspor sarang burung walet Indonesia.
Rovandi, Equity Analyst & Economist dari KGI Sekuritas Indonesia mengatakan, pada tahun 2025, industri ini diproyeksikan akan terus tumbuh pesat dengan estimasi nilai ekspor mencapai USD639 juta. Proyeksi ini mencatatkan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 20,9 persen selama beberapa tahun mendatang. PT Esta Indonesia Tbk (NEST), salah satu pemain utama di sektor ini, diprediksi akan mempertahankan pangsa pasar sekitar 8 persen dari pasar yang berkembang.
Meskipun pasar global menjanjikan, Esta Indonesia menghadapi tantangan dalam kinerjanya pada 9 bulan pertama tahun 2024. Perusahaan mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 10,8 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp357,8 miliar, sementara laba bersih turun 6,0 persen yoy menjadi Rp17,5 miliar. Kendati demikian, NEST berhasil memperbaiki margin laba sebelum pajak yang meningkat menjadi 6,0 persen, naik 34 basis poin dari periode yang sama tahun lalu.
“Keberhasilan meningkatkan margin laba bersih hingga 4,9 persen, dibandingkan dengan 4,6 persen pada 9 bulan pertama tahun 2023, mencerminkan peningkatan efisiensi operasional meski terjadi penurunan pendapatan. Peningkatan margin ini memberikan sinyal positif terhadap pengelolaan biaya yang lebih baik dan kemampuan perusahaan untuk tetap bertahan dalam situasi sulit,” ungkap Rovandi dalam riset yang diterbitkan Rabu, 15 Januari 2025.
Valuasi dan Proyeksi Pertumbuhan NEST
Equity Analyst & Economist dari KGI Sekuritas Indonesia itu menyebutkan bahwa berdasarkan valuasi Discounted Cash Flow (DCF), target harga saham NEST di 2025 diperkirakan mencapai Rp189 per saham, lebih tinggi dari sebelumnya yang berada di angka Rp182. Proyeksi ini didasarkan pada proyeksi Weighted Average Cost of Capital (WACC) sebesar 8,1 persen, dengan target Price-to-Earnings (P/E) sebesar 22,31x.
Namun, meskipun harga saham perusahaan telah melonjak jauh di atas ekspektasi sebelumnya, menghasilkan valuasi premium dengan rasio P/E sebesar 67,7x berdasarkan perkiraan tahun 2024, pendapatan dari rumah burung walet baru yang diantisipasi belum terealisasi pada 2024 dan diharapkan dapat terealisasi pada akhir tahun tersebut.
“Untuk 2025, hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pendapatan tambahan bagi NEST,” ujarnya.
Sebagai tambahan, NEST mencatatkan posisi keuangan yang kuat tanpa utang dengan rasio gearing bersih yang relatif stabil di angka (0,47), memperlihatkan kesehatan keuangan yang memadai dalam menghadapi tantangan yang ada.
Dengan proyeksi pasar yang menggembirakan dan langkah-langkah strategis yang diterapkan, baik dalam industri sarang burung walet maupun kinerja keuangan perusahaan seperti NEST, Indonesia diharapkan akan terus mendominasi pasar global dan tetap menjadi pemain utama di industri ini pada 2025. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.