KABARBURSA.COM - Pada perdagangan Jumat, 6 September 2024, pasar kripto terjungkal hingga alami penurunan besar-besaran yang berdampak pada sebagian besar aset digital.
Kejatuhan ini terjadi di tengah kekhawatiran para pelaku pasar terkait kondisi ekonomi Amerika Serikat (AS), khususnya di sektor tenaga kerja yang menunjukkan kelemahan.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pada pukul 05:43 WIB, hampir seluruh aset kripto mengalami koreksi. Bitcoin mencatatkan penurunan sebesar 3,45 persen dan diperdagangkan di level USD56.101,98. Dalam satu minggu terakhir, mata uang kripto terbesar ini mencatat penurunan hingga 5,36 persen, yang menempatkannya dalam zona merah.
Ethereum, sebagai aset kripto terbesar kedua, juga tertekan dengan depresiasi sebesar 3,6 persen dalam 24 jam terakhir. Secara mingguan, Ethereum mencatat penurunan yang lebih tajam, mencapai 7,32 persen. Hal ini menunjukkan bahwa sentimen negatif tidak hanya mempengaruhi Bitcoin, tetapi juga mata uang kripto utama lainnya.
Solana, salah satu altcoin yang populer, juga tidak luput dari tren penurunan. Secara harian, Solana turun 3,1 persen, dan dalam sepekan terakhir, nilai Solana merosot hingga 4,86 persen. Penurunan ini menjadi bagian dari tren pelemahan yang melanda pasar kripto secara keseluruhan.
Tron, yang juga merupakan salah satu aset kripto terkemuka, mengalami tekanan sebesar 0,71 persen dalam 24 jam terakhir. Penurunan ini lebih dalam jika dilihat dari performa mingguan, di mana Tron mencatat penurunan 6,48 persen dalam tujuh hari terakhir. Performa yang buruk ini mencerminkan kondisi pasar kripto yang tidak stabil saat ini.
Indeks pasar digital CoinDesk Market Index (CMI), yang digunakan untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari seluruh aset digital, juga mengalami penurunan tajam sebesar 3,7 persen, sehingga berada di level 2.073,4. Di sisi lain, open interest dalam pasar kripto turun sebesar 2,24 persen, dengan total nilai mencapai USD51,66 miliar. Angka ini mencerminkan berkurangnya minat para pelaku pasar untuk terlibat dalam perdagangan aset digital.
Sementara itu, fear & greed index, yang diambil dari CoinMarketCap, menunjukkan angka 34. Angka ini mengindikasikan bahwa pasar sedang berada dalam fase fear (ketakutan), menandakan ketidakpastian dan kecemasan yang melanda para investor terkait kondisi ekonomi global dan prospek industri kripto.
Dikutip dari Cointelegraph, penurunan harga Bitcoin hari ini terjadi seiring dengan melemahnya pasar risiko global. Kekhawatiran atas prospek ekonomi menjadi faktor utama yang mendorong penurunan ini.
Para pedagang kripto kini bersiap menghadapi volatilitas yang lebih besar, karena mereka menanti rilis data ekonomi penting yang akan menunjukkan apakah Amerika Serikat mendekati resesi, serta bagaimana Federal Reserve (The Fed) mungkin merespons situasi ini melalui kebijakan moneter yang lebih akomodatif.
Laporan pekerjaan yang dirilis pada 4 September diperkirakan akan mengungkapkan perlambatan di sektor tenaga kerja AS. Hal ini menyusul data terbaru yang menunjukkan penurunan aktivitas manufaktur selama lima bulan berturut-turut.
Dengan kekhawatiran yang beralih dari inflasi ke pertumbuhan ekonomi, data ekonomi makro yang melemah memberikan tekanan pada saham dan aset-aset berisiko seperti kripto.
Sebagai contoh, ekspektasi melemahnya pasar tenaga kerja telah bertepatan dengan aliran keluar harian sebesar US$287,80 juta dari exchange-traded funds (ETF) Bitcoin. Ini menjadi rentetan arus keluar terpanjang sejak Juni 2024, mencerminkan sentimen negatif yang kuat di kalangan investor terkait prospek jangka pendek Bitcoin dan aset digital lainnya.
Secara keseluruhan, kondisi pasar kripto saat ini mencerminkan ketidakpastian yang tinggi. Para pelaku pasar terus memantau perkembangan ekonomi global, terutama dari Amerika Serikat, yang diprediksi akan sangat mempengaruhi pergerakan harga aset kripto di masa mendatang.
Bagaimana Masa Depan Bitcoin?
Penulis buku finansial ternama Robert Kiyosaki meramal pasar akan mengalami keruntuhan besar. Namun, fenomena ini dapat dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk membangun kekayaan dengan membeli aset seperti emas, perak, dan bitcoin.
"keruntuhan adalah saat terbaik untuk menjadi kaya. Penawaran murah akan muncul ke permukaan," sebagaimana Kiyosaki sebutkan dalam unggahan terbarunya di X.
Kiyosaki percaya bahwa dengan berinvestasi selama pasar berada pada titik terendah, masyarakat dapat memperoleh keuntungan besar saat nilai aset kembali pulih. Namun, ia juga mengingatkan bahwa memanfaatkan peluang ini memerlukan ketepatan dalam memperkirakan waktu yang tepat, sesuatu yang dikenal sulit dalam dunia investasi.
Meskipun Kiyosaki telah memprediksi keruntuhan pasar sejak 2011, pasar keuangan global belum mengalami penurunan besar seperti yang diantisipasinya. (*)