Logo
>

Jelang Ramadan Emiten Ritel Moncer, ini Rekomendasinya

Ditulis oleh KabarBursa.com
Jelang Ramadan Emiten Ritel Moncer, ini Rekomendasinya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM-Prospek perusahaan ritel diyakini akan meraih keuntungan berkat lonjakan permintaan selama bulan Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2024.

    Namun, menurut peneliti Mirae Asset Sekuritas Indonesia Abyan Habib Yuntoharjo, dalam risetnya pada 13 Februari 2024, potensi industri ritel pada tahun 2024 masih belum pulih sepenuhnya. "Diprediksi adanya peningkatan pembelian jangka pendek pada paruh pertama 2024," ungkapnya dikutip Senin 4 Maret 2024.

    Abyan menyatakan, meskipun target inflasi bank sentral telah tercapai, kenaikan upah minimum yang rendah dan harga barang pokok yang tinggi dapat mengurangi daya beli. "Tak hanya itu, kebijakan moneter yang lebih ketat semakin membatasi pengeluaran diskresioner, meskipun harga komoditas menawarkan sedikit keringanan," ujarnya.

    Namun, kebijakan moneter yang lebih longgar pada paruh kedua tahun 2024 berpotensi mengurangi tekanan. "Bahkan, konsumsi rumah tangga menunjukkan ketahanan, didorong oleh sektor-sektor seperti makanan dan pakaian, seiring dengan meningkatnya aktivitas," ungkap Abyan.

    Abyan memprediksi peningkatan konsumsi yang signifikan baru akan terjadi pada paruh kedua tahun 2024 karena kejelasan kebijakan pasca pemilu, yang berpotensi menurunkan suku bunga Bank Indonesia (BI). "Para investor yang bergerak di sektor ritel untuk berhati-hati, dengan mempertimbangkan risiko seperti kenaikan harga komoditas, melemahnya mata uang, dan persaingan yang ketat," jelasnya.

    Sementara itu, Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto, memperkirakan kinerja sektor ritel akan mengalami pertumbuhan positif tahun ini. Salah satunya didorong oleh momen Ramadan dan Lebaran Idul Fitri 2024.

    Berdasarkan pengalaman sebelumnya, kata Pandhu, momen Ramadan dan Lebaran merupakan pendorong pertumbuhan bagi sektor ritel. Biasanya, penjualan dapat mencapai pertumbuhan dua digit, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan selama setahun. "Dampak positif ini berasal dari masyarakat yang sering menggunakan Tunjangan Hari Raya (THR) untuk berbelanja produk konsumsi," ucapnya.

    Lebih lanjut, Pandhu menilai kenaikan harga barang konsumsi seperti beras menunjukkan bahwa daya beli masyarakat masih cukup kuat, meskipun terdapat masalah biaya produksi yang meningkat serta distribusi yang tersendat.

    Pandhu menegaskan bahwa gangguan dari sisi pasokan menjadi faktor utama kenaikan harga beras, bukan dari permintaan. Dia menilai pemerintah telah berupaya untuk menormalisasi atau menstabilkan harga pangan, sehingga dampaknya tidak akan terlalu signifikan.

    Dengan prospek yang cenderung positif, Pandhu merekomendasikan pembelian saham PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Midi Utama Indonesia (MIDI), dengan target harga masing-masing AMRT Rp 3.000 per saham dan MIDI Rp 400 per saham.

    Namun, untuk PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET), Pandhu mengatakan kinerjanya masih tertekan. Oleh karena itu, dia menyarankan untuk menunggu dan melihat terlebih dahulu.

    Prospek Kinerja AMRT, MIDI, dan DNET

    Sementara itu, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis Henan Putihrai Asset Management (HPAM), Reza Fahmi Riawan, menyatakan bahwa kinerja AMRT dan MIDI berpotensi positif tahun ini, mengingat kedua perusahaan mencatatkan kinerja keuangan yang baik pada semester pertama 2023.

    "AMRT mencatatkan pendapatan sebesar Rp 53,83 triliun, naik 12,42persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan laba bersih sebesar Rp 1,61 triliun, naik 28,63persen," ujar Reza.

    Sementara itu, MIDI mencatatkan pendapatan sebesar Rp 8,65 triliun, naik 12,92persen, dan laba bersih sebesar Rp 259,26 miliar, naik 33,95persen pada semester pertama 2023.

    Reza menjelaskan bahwa beberapa sentimen yang memengaruhi kinerja AMRT dan MIDI antara lain adalah pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi Covid-19 dan ekspansi gerai yang terus dilakukan.

    Selain itu, AMRT dan MIDI juga memberikan peluang bagi UKM lokal, memungkinkan mereka untuk menjual produknya baik di dalam maupun di luar toko, sehingga dapat memberdayakan masyarakat lokal.

    "Penurunan inflasi juga diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat, yang dapat memberikan dampak positif pada kinerja kedua emiten ritel tersebut," kata Reza.

    Reza merekomendasikan pembelian saham AMRT dengan target harga Rp 2.960 per saham. Sedangkan untuk MIDI, juga direkomendasikan pembelian dengan target harga Rp 570 per saham.

    Namun, untuk kinerja saham PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), Reza memprediksi masih akan tertekan tahun ini.

    Menurutnya, beberapa faktor eksternal seperti kekhawatiran akan resesi global dan pertumbuhan ekonomi yang melambat di beberapa negara, termasuk kekhawatiran pasar terhadap pernyataan dari eksekutif bank besar yang memprediksi kemungkinan resesi, dapat menjadi sentimen yang menyebabkan tekanan pada saham DNET.

    "Selain itu, kondisi makroekonomi seperti inflasi dan kebijakan moneter yang ketat juga berpengaruh pada sentimen pasar secara umum, yang dapat mempengaruhi kinerja saham perusahaan," kata Reza.

    Reza menyarankan untuk menunggu dan melihat terlebih dahulu untuk saham DNET.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi