KABARBURSA.COM - Di sisa jabatan Presiden Joko Widodo yang tinggal menghitung hari, pasar saham terus bergejolak. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Kamis, 3 Oktober 2024, ditutup melemah di level 7.583,828 atau turun 0,26 persen. Walau begitu, analis melihat ada beberapa saham yang berpeluang besar menghasilkan cuan besar dan berikut rekomendasinya dari CGS Internasional.
Dalam risetnya yang dipublikasikan pada Jumat, 4 Oktober 2024, CGS Internasional merekomendasikan spec buy pada beberapa saham, seperti BMRI, BBNI, NCKL, EXCL, ASII, dan MBMA. Berikut ini penjelasannya:
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)
BMRI direkomendasikan untuk Spec Buy pada level support di 6.925. Analis merekomendasikan untuk melakukan cut loss jika harga turun di bawah 6.800. Namun, jika harga bertahan di atas 6.925, BMRI diproyeksikan akan mengalami kenaikan menuju level 7.175 hingga 7.300 dalam jangka pendek.
Kinerja BMRI pada Agustus 2024 menunjukkan kinerja yang positif. Hal tersebut terlihat dari keberhasilan perseroan mencatatkan pertumbuhan kredit yang tinggi dibandingan empat bank besar lainnya. BMRI juga menunjukkan performa positif dalam menjaga CoC, yang mengindikasikan terjaganya kualitas aset meski kredit bertumbuh tinggi.
Di sisi lain, pertumbuhan kredit yang tinggi menyebabkan mengetatnya likuiditas perseroan, dengan loan-to-deposit ratio BMRI pada Agustus lalu menempati posisi kedua tertinggi di antara Big 4 Banks lainnya.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)
Saham BBNI juga menarik untuk Spec Buy dengan support di 5.275. Cut loss disarankan dilakukan jika harga turun di bawah 5.175. Apabila BBNI bertahan di atas level support tersebut, potensi kenaikan menuju 5.475 hingga 5.575 diprediksi dapat terjadi dalam waktu dekat.
Dalam laporan bulanannya per Agustus 2024, BBNI mencatatkan laba bersih tahun berjalan senilai Rp14,22 triliun. Pencapaian ini meningkat 4,25 persen secara tahunan (YoY) dari sebelumnya senilai Rp13.64 triliun.
Dari sisi pendapatan bunga bersih, BNI masih mengalami penurunan secara tahunan. Pada pos tersebut, BBNI mencatatkan penurunan pendapatan bunga bersih sekitar 6,82 persen YoY menjadi Rp25,56 triliun.
PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
NCKL menjadi saham komoditas yang patut dilirik dengan Spec Buy di level support 915. Jika harga turun di bawah 900, cut loss perlu dilakukan. Namun, bila support bertahan, NCKL memiliki potensi naik menuju 945 hingga 960 dalam jangka pendek, yang dapat menjadi peluang menarik bagi para trader.
NCKL mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,8 triliun pada kuartl II-2024, melesat 80 persen QoQ atau melonjak 31 persen YoY. Dengan begitu, laba bersih Harita Nickel sepanjang semester I-2024 mencapai Rp2,8 triliun atau naik 2 persen YoY.
Pencapaian itu melampaui ekspektasi, karena setara 54 persen dari estimasi konsensus 2024. Investmen Analist Stockbit Sekuritas Hendriko Gani, dalam ulasannya menambahkan, pertumbuhan laba berwsih NCKL pada semester I-2024 ditopang oleh dua faktor, yaitu laba entitas asosiasi lebih tinggi dari ekspektasi dan penurunan beban pajak sebesar 24 persen YoY.
PT XL Axiata Tbk (EXCL)
EXCL yang bergerak di sektor telekomunikasi juga masuk dalam radar. Rekomendasi Spec Buy diberikan dengan support di 2.220, sementara cut loss disarankan di bawah 2.180. Jika EXCL bertahan, ada potensi penguatan menuju level 2.300 hingga 2.340 dalam waktu dekat.
EXCL berhasil melanjutkan kinerja positif dengan meraih pertumbuhan dan profitabilitas yang solid di sepanjang semester pertama 2024. Perseroan berhasil meraih total pendapatan sebesar Rp17,06 triliun, tumbuh 8 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
EBITDA Rp8,96 triliun, meningkat 17 persen YoY. EBITDA Margin memcapai 52,5 persen dan laba bersih setelah pajak sebesar Rp1,03 triliun, meningkat signifikan sebesar 58 persen YoY. Pendapatan layanan data dan digital meningkat 10 persen dan memberikan kontribusi 93 persen dari total pendapatan.
PT Astra International Tbk (ASII)
Saham ASII, raksasa di sektor otomotif dan industri, memiliki support di 5.150. Dengan rekomendasi Spec Buy, investor disarankan untuk waspada jika harga turun di bawah 5.050. Apabila harga tetap bertahan di atas 5.150, potensi kenaikan menuju 5.350 hingga 5.450 cukup terbuka dalam jangka pendek.
ASII mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih di semester I-2024. ASII membukukan laba bersih sebesar Rp15.85 triliun di semester I-2024. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 9,1 persen secara tahunan dari Rp17,44 triliun.
Penurunan laba bersih ini diikuti dengan merosotnya pendapatan sebesar Rp159,96 triliun di semester I-2024, atau turun 1,5 persen YoY dari Rp162,39 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA)
Saham MBMA, yang bergerak di sektor bahan baku baterai, juga menarik perhatian hari ini. Dengan support di 570, rekomendasi Spec Buy diberikan, dengan cut loss di bawah 560. Apabila MBMA berhasil bertahan di atas 570, target kenaikan menuju 590 hingga 600 dapat dicapai dalam waktu dekat.
Pada kuartal I-2024, MBMA melaporkan pendapatan sebesar USD444,23 juta, mencerminkan penurunan sebesar 2,25 persen QoQ dibandingkan USD 454 juta pada kuartal IV-2023. Laba bersih turun tajam sebesar 41,3 persen QoQ menjadi USD3,67 juta dibandingkan dengan USD6,25 juta di kuartal VI 2023.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.