Logo
>

Joe Biden Suntik US$18 Miliar untuk Militer Israel

Ditulis oleh KabarBursa.com
Joe Biden Suntik US$18 Miliar untuk Militer Israel

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pandangan ke arah Gaza Palestina dari Amerika Serikat tampak seperti sekadar formalitas belaka, tanpa upaya konkret untuk mengakhiri krisis kemanusiaan dan genosida yang terjadi di sana. Negara adidaya ini terlihat tidak memiliki niat untuk menghentikan aksi kekerasan yang dilakukan oleh tentara Israel di wilayah Palestina.

    Baru-baru ini, pemerintahan Amerika Serikat di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden sedang mempertimbangkan untuk melanjutkan paket bantuan senjata senilai US$ 18 miliar kepada Israel.

    Paket bantuan perang ini diharapkan mencakup puluhan pesawat tempur F-15 yang canggih. Informasi ini disampaikan oleh lima sumber yang akrab dengan permasalahan tersebut, dan berasal dari Kantor Berita Reuters pada hari Senin 1 April 2024.

    Sebelumnya penjualan sebanyak 25 unit pesawat tempur canggih generasi 4.5 yaitu F-15 dari Boeing Co. (BA.N) ke Israel telah ditinjau sejak Amerika Serikat menerima permintaan resmi pada Januari 2023.

    Persetujuan penjualan senjata ini jauh sebelum kampanye militer Israel membumi hanguskan Jalur Gaza Palestina, yang berlangsung selama enam bulan terakhir. Penjualan ini persenjataan baru ini, akan meningkatkan jumlah kekuatan angkatan udara Israel menjadi sebanyak 50 unit pesawat tempur F-15.

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, yang mengunjungi Washington pekan lalu mengatakan pihaknya ingin mempercepat pengiriman pesawat tersebut. Percepatan ini merupakan salah satu permintaan utama Israel dan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat AS termasuk Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin.

    Rencana mempersenjatai Israel kini membuat Presiden AS Joe Biden menghadapi tekanan dari mitra asing, kelompok hak asasi manusia, dan beberapa rekan Demokrat di Kongres AS. Mereka meminta Biden untuk menerapkan persyaratan pada transfer senjata guna mengendalikan serangan Israel di Gaza yang dikuasai pejuang kemerdekaan Palestina, Hamas.

    Sebagai gambaran kekejaman Israel di Gaza telah menyebabkan lebih dari 32.000 warga Palestina terbunuh. Mayoritas korban adalah warga sipil perempuan dan anak-anak .

    Seorang pejabat AS mengatakan sejatina pesawat tempur F15 itu paling cepat baru dikirimkan pada tahun 2029 mendatang. Tapi jika ada pemberitahuan resmi yang dikirim Presiden ke Kongres maka diselesaikan segera.

    Israel sedang berusaha untuk meningkatkan armada pesawat tempurnya yang sudah tangguh, tidak hanya untuk melanjutkan perjuangannya melawan pejuang Hamas Palestina, tetapi juga untuk menangkal ancaman lebih lanjut dari kelompok bersenjata Hizbullah Lebanon yang disebut didukung oleh Iran di perbatasan utaranya serta dari Iran, pemimpin regionalnya.

    Ketua Komite Urusan Luar Negeri DPR AS, Michael McCaul memberikan lampu hijau untuk penjualan F-15 pada 30 Januari 2023, kata seorang asisten komite. Persetujuan itu ketika kantor kongres terkait yang bertanggung jawab untuk menyetujui transfer senjata dalam jumlah besar telah diberitahukan.

    “Pertimbangan Pemerintahan Biden -Kongres mengenai kasus F-15 telah dilakukan,” kata sumber kedua yang mengetahui masalah tersebut. Namun ia menambahkan bahwa beberapa dari empat kantor yang diperlukan untuk menandatangani transfer senjata belum melakukan hal tersebut.

    Undang-undang AS mengharuskan Kongres untuk diberitahu tentang perjanjian penjualan militer asing yang penting, dan mengizinkan Kongres untuk memblokir rencana penjualan tersebut dengan mengeluarkan resolusi ketidaksetujuan atas pelanggaran hak asasi manusia atau masalah lainnya. Meskipun demikian hingga kini tidak ada resolusi seperti itu yang pernah disahkan dan lolos dari veto presiden.

    Proses peninjauan informal memungkinkan para pemimpin komite urusan luar negeri dari Partai Demokrat dan Republik untuk memeriksa perjanjian tersebut sebelum pemberitahuan resmi ke Kongres.

    Paket bantuan persenjataan Amerika Serikat kepada Israel menurut sumber Reuters, mencakup 50 pesawat F-15, dan layanan dukungan, pelatihan, pemeliharaan, pemeliharaan, dan dukungan kontraktor selama bertahun-tahun selama siklus hidup jet tersebut, yang biasanya dapat berlangsung hingga dua dekade.

    Salah satu sumber mengatakan pemerintahan Presiden Biden telah menyatakan dukungannya kepada Israel atas permintaan F-15 tersebut.

    Persetujuan ini tentu tidak sejalan dengan pernyataan Washington telah secara terbuka menyatakan keprihatinannya mengenai antisipasi serangan militer Israel di Rafah, kota paling selatan di Jalur Gaza di mana banyak warga Palestina berlindung setelah mengungsi akibat serangan Israel di Gaza.

    Israel melancarkan serangan di Gaza setelah pejuang Hamas Palestina mengamuk di komunitas Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menculik 253 sandera, menurut penghitungan Israel.

    Washington memberikan bantuan militer tahunan sebesar US$ 3,8 miliar kepada sekutu lamanya, Israel, dan pemerintah sejauh ini menolak seruan untuk mengkondisikan transfer senjata, meskipun para pejabat senior AS telah mengkritik Israel atas tingginya jumlah korban jiwa warga sipil.

    Penjualan persenjataan ini terpisah dari bantuan senilai US$ 14 miliar untuk Israel yang telah diminta Biden untuk disetujui Kongres, sebagai bagian dari paket belanja tambahan keamanan nasional senilai US$ 95 miliar yang juga mencakup bantuan untuk Ukraina dan Taiwan.

    Departemen Luar Negeri tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant telah membahas kebutuhan senjata Israel saat berkunjung ke Washington pekan lalu. Dia mengatakan kepada wartawan bahwa dia telah menekankan kepada para pejabat senior AS tentang pentingnya mempertahankan keunggulan kualitatif militer Israel di kawasan, termasuk kemampuan udaranya.

    Kedutaan Besar Israel di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar. Boeing tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Politico dan CNN melaporkan sebelumnya pada hari Senin bahwa pemerintah Amerika Serikat sedang mempertimbangkan penjualan senjata ke Israel tersebut.

     

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi