KABARBURSA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga untuk membahas potensi skema investasi family office dalam rapat internal di Istana Negara.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno terlihat sudah menyambangi Istana Kepresidenan Jakarta.
"Iya ada undangan untuk membahas penguatan ekonomi dan keuangan kita, salah satu yang akan dibahas family office. Nanti dilaporkan," kata Sandiaga di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin 1 Juli 2024.
Sandiaga mengatakan Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh turut mengikuti rapat tersebut.
Sejumlah pejabat lainnya yang terlihat memasuki kawasan Istana untuk menghadiri rapat bersama Presiden Jokowi itu, antara lain Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar.
Dalam kesempatan sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno tengah menggodok regulasi untuk menarik potensi ekonomi dari family office yang rencananya dipusatkan di Bali.
“Saya akan menghitung berapa target awal dan regulasinya seperti apa yang perlu kami hadirkan,” kata Sandiaga Uno usai menghadiri World Water Forum, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali pada Mei lalu.
Sandiaga menjelaskan family office adalah suatu konsep yakni keluarga yang membawa kekayaannya untuk investasi dan dikelola di suatu wilayah sekaligus mereka bisa berwisata.
Konsep tersebut, kata dia, sudah banyak diterapkan di sejumlah negara, di antaranya Singapura, Malaysia, Monako, London, Hong Kong, dan Dubai.
Sandiaga menilai family office tersebut menarik dan strategis dikembangkan dan Bali dinilai lebih siap, karena terbangun ekosistem pariwisata. Di sisi lain, family office perlu didukung infrastruktur di antaranya perumahan hingga jaringan ekonomi digital yang baik.
Selain itu, perlu juga disiapkan atraksi guna menarik lama tinggal investor tersebut.
Ia menyakini Indonesia dapat mewujudkan family office itu, karena pemerintah juga memiliki kebijakan golden visa untuk mewujudkan investor sekaligus wisatawan asing yang berkualitas.
Adapun investasi yang akan diarahkan yakni investasi hijau atau yang berkaitan dengan aktivitas ramah lingkungan.
“Jadi length of stay-nya sangat panjang. Kedua, mereka membawa pendanaan. Jadi keberlanjutannya itu lebih terasa dan ini sangat cocok dengan konsep Golden Visa,” katanya pula.
Hasilkan Kontribusi Signifikan
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa pembentukan “family office” di Indonesia memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan terhadap penerimaan negara. Menurutnya, family office dapat menghasilkan penerimaan hingga USD100 juta hingga USD200 juta bagi Indonesia.
Hal ini menunjukkan optimisme terhadap perkembangan sektor investasi di Indonesia serta potensi pertumbuhan ekonomi yang dapat dihasilkan melalui strategi investasi yang tepat.
Sebagai catatan tambahan, family office atau kantor keluarga adalah firma penasihat manajemen kekayaan swasta yang melayani individu atau keluarga dengan kekayaan bersih sangat tinggi. Mereka bertanggung jawab untuk mengelola investasi, perencanaan keuangan, dan pengelolaan aset secara holistik.
Salah satu hal yang patut diketahui adalah bahwa satu family office biasanya mengelola kekayaan untuk satu individu atau satu keluarga secara eksklusif. Dengan demikian, layanan yang disediakan oleh family office sangat disesuaikan dan disesuaikan dengan kebutuhan khusus dan tujuan keuangan dari klien mereka.
Hal ini memungkinkan mereka untuk memberikan solusi investasi yang lebih efektif dan strategi manajemen kekayaan yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan investasi dari klien mereka.
Beberapa negara maju seperti Singapura, Abu Dhabi, dan Hong Kong telah memiliki ribuan kantor keluarga yang merupakan lembaga keuangan yang menyediakan layanan keuangan dan investasi khusus bagi keluarga kaya.
Menyadari potensi ini, Luhut tengah gencar mendorong pembentukan kantor keluarga ini di Bali, Indonesia. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan ekosistem keuangan di Indonesia dan memberikan layanan yang lebih komprehensif bagi keluarga-keluarga berkecukupan di Tanah Air.
“Jadi family office itu nanti banyak orang kaya dunia lihat Bali jadi alternatif mereka naruh duitnya di Indonesia, seperti di Singapura, HongKong, Abu Dhabi tapi jangan dipajakin,” ujar Luhut.
“Namun, investasi family office itu nanti duitnya, saat ada lapangan kerja itu baru dipajakin. Ya buat kita kan duitnya ada di Indonesia, kalau duitnya ada di Indonesia kan memperkuat cadangan kita juga,” tambahnya.
Dia mencontohkan jumlah family office di Singapura mencapai 1.500 kantor dan dana kelolaannya mencapai USD1,6 triliun. Dia memperkirakan Indonesia bisa meraup tambahan penerimaan negara USD100 juta-USD200 juta. “Jadi bayangkan kita bisa dapat USD100 juta-USD200 juta sampai miliaran dolar, kan ga ada ruginya,” tegas Luhut.
Namun, pembentukan family office di Indonesia memerlukan kekuatan hukum, a.l. common law dan arbitrase internasinal. Luhut akan melaporkan usulan pembentukan ini kepada Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas di Istana. “Gampangnya kita akan meniru aja Singapura, Hong Kong dan Abu Dhabi, kalau mereka bisa kenapa kita gak bisa buatkan. Itu menguntungkan buat republik,” ungkap Luhut.