Logo
>

JP Morgan Turunkan Peringkat BBRI, Ada Risiko?

Ditulis oleh Yunila Wati
JP Morgan Turunkan Peringkat BBRI, Ada Risiko?

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - JP Morgan (JPM) baru saja menurunkan peringkat PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi netraldan menempatkan sahamnya dalam pantauan katalis negatif. Langkah ini diambil karena JPM memperkirakan masalah kualitas aset akan terus berlanjut, disertai potensi penjualan di pasar dalam waktu dekat.

    Setelah mencapai target harga sebelumnya sebesar Rp5,525 per lembar (sekarang menjadi Rp5,500 per lembar), JPM Senin, 30 September 2024, merekomendasikan investor untuk mencatat keuntungan dari saham BBRI. Perusahaan analisis ini menyoroti bahwa perbaikan kualitas aset mikro mungkin tidak akan terwujud pada tahun 2024, mengingat panduan biaya kredit (CoC) yang rendah dari BBRI menunjukkan perlunya evaluasi dan restrukturisasi yang lebih lama terhadap portofolio pinjaman bermasalah.

    Jika masalah ini tetap ada, JPM melihat kekhawatiran yang berkepanjangan terhadap kemampuan BBRI untuk tumbuh, kualitas nilai bukunya, dan margin bunga bersih (NIM). Optimisme mengenai NIM setelah pemotongan suku bunga dianggap berlebihan, karena kontribusi pinjaman yang lebih tinggi dari segmen korporat dan kontribusi yang lebih rendah dari mikro akan mengurangi hasil pinjaman.

    Proyeksi Keuangan Kuartal III-2024

    Dalam analisisnya, JPM memberikan proyeksi keuangan BBRI untuk 3Q24 sebagai berikut:

    • Laba: Diperkirakan mencapai Rp13,93 triliun, menunjukkan penurunan -4 persen year on year (YoY) dan peningkatan +1 persen QoQ.
    • Pertumbuhan Pinjaman: Diperkirakan melambat menjadi +9 persen, turun dari +11 persen di 2Q24.
    • NIM: Diprediksi turun menjadi 7,21 persen akibat penurunan hasil pinjaman.
    • Non-Performing Loans (NPL): Diperkirakan meningkat menjadi 3,18 persen, naik 13 basis poin (bps) QoQ.
    • Gross CoC: Diperkirakan meningkat 24 bps QoQ menjadi 3,38 persen.

    Dampak di Pasar

    Sentimen negatif yang dipicu oleh penurunan peringkat JPM menyebabkan tekanan jual yang signifikan dari investor asing, di mana harga saham BBRI ditutup turun -5,12 persen minggu lalu. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), BBRI menjadi saham dengan performa terburuk kedua (setelah BREN) dalam IHSG berdasarkan kontribusi poin, dengan total -62,24 poin.

    Minggu lalu juga mencatat penjualan bersih yang signifikan oleh investor asing sebesar Rp3,9 triliun, yang membalikkan semua arus masuk bersih yang diterima dalam sebulan terakhir.

    Pada 27 September 2024, BBRI memiliki kapitalisasi pasar sebesar Rp770 triliun, dan harga sahamnya ditutup di Rp5,100 per lembar.

    Penurunan peringkat oleh JP Morgan menunjukkan kekhawatiran yang mendalam tentang kualitas aset dan prospek pertumbuhan BBRI di masa depan. Investor disarankan untuk memperhatikan perkembangan ini dengan cermat, terutama terkait dengan kinerja keuangan yang diharapkan dan reaksi pasar terhadap tantangan kualitas aset yang dihadapi oleh bank tersebut.

    Pergerakan Saham Hari ini

    PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mengalami penurunan signifikan dalam harga sahamnya pada perdagangan terbaru, dengan harga penutupan tercatat di Rp4,990 per lembar. Ini menunjukkan kerugian sebesar -110 poin atau -2,16 persen dari harga pembukaan.

    Data Perdagangan

    • Harga Pembukaan: Rp5,050
    • Harga Penutupan Sebelumnya: Rp5,100
    • Total Lot Diperdagangkan: 3,546 ribu
    • Harga Tertinggi Hari Ini: Rp5,050
    • Harga Terendah Hari Ini: Rp4,960
    • Average Price: Rp4,989

    Saham BBRI juga mencatat batas atas harga (ARA) di Rp6,100 dan batas bawah harga (ARB) di Rp4,080. Volume perdagangan mencapai nilai Rp1,769.1 miliar, menunjukkan tingkat aktivitas pasar yang cukup tinggi meskipun terjadi penurunan harga.

    Performa EPS BBRI

    BBRI mencatatkan Current EPS (TTM) sebesar 398.39 dan Current EPS (Annualised) sebesar 391.95. Angka ini menunjukkan potensi laba per saham yang cukup baik, namun terdapat tantangan yang harus dihadapi, terutama terkait dengan kualitas aset dan struktur portofolio pinjaman perusahaan.

    JP Morgan menggarisbawahi bahwa perbaikan kualitas aset mikro mungkin tidak terjadi pada tahun 2024. Hal ini dikarenakan pedoman Cost of Credit (CoC) yang rendah dari BBRI menunjukkan bahwa evaluasi dan restrukturisasi terhadap portofolio pinjaman bermasalah akan memakan waktu lebih lama.

    Kekhawatiran ini berpotensi menekan pertumbuhan BBRI serta kualitas nilai bukunya dan Net Interest Margin (NIM). Optimisme pasar terkait NIM setelah pemotongan suku bunga juga dianggap berlebihan. JP Morgan mengantisipasi bahwa kontribusi pinjaman dari segmen korporasi yang lebih tinggi dan kontribusi yang lebih rendah dari sektor mikro akan mengurangi hasil.

    Angka Keuangan Terkait

    • Laba Bersih (TTM): Rp60,380 miliar
    • Pendapatan (TTM): Rp200,447 miliar
    • Margin Laba Bersih: 27.33 persen
    • Rasio Utang terhadap Ekuitas: 0.02
    • PEG Ratio: 0.73

    Rasio PEG yang rendah (0.73) menunjukkan bahwa saham BBRI mungkin undervalued jika dibandingkan dengan pertumbuhan laba yang diharapkan. Namun, faktor-faktor risiko yang diidentifikasi oleh JP Morgan bisa mempengaruhi proyeksi ini.

    Dampak pada Saham

    Setelah downgrade oleh JP Morgan, saham BBRI mengalami penurunan yang signifikan, dengan harga sahamnya ditutup pada Rp4,990, mengalami kerugian sebesar -110 poin atau -2.16 persen dalam perdagangan terakhir. Penurunan ini juga diiringi dengan jual besar-besaran oleh investor asing, yang mencatatkan net selling sebesar Rp3,9 triliun.

    Walaupun EPS BBRI menunjukkan potensi laba yang kuat, tantangan yang dihadapi perusahaan dalam perbaikan kualitas aset dan struktur portofolio pinjaman dapat memberikan tekanan pada performa saham di masa mendatang. Investor disarankan untuk berhati-hati dan mempertimbangkan analisis dari JP Morgan sebelum mengambil keputusan investasi.

    BBRI perlu menunjukkan kemampuan untuk mengelola portofolio pinjaman dan meningkatkan kualitas aset untuk memperbaiki sentimen pasar dan mengembalikan kepercayaan investor.(*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79