KABARBURSA.COM - Bulan Juni tampaknya masih menjadi bulan yang penuh tantangan bagi Bitcoin. Jika menilik data pergerakan harga dalam lima tahun terakhir, hanya satu kali aset kripto paling populer ini berhasil mencatatkan penguatan.
Sisanya, empat kali berturut-turut Bitcoin justru harus menutup bulan di zona merah.
Tahun 2021, Bitcoin tertekan -8,15 persen setelah sempat menguat cukup tajam di awal tahun. Koreksi itu terjadi menyusul gelombang aksi jual besar-besaran yang dipicu ketidakpastian makroekonomi dan sinyal regulasi dari berbagai negara.
Memasuki Juni 2022, tekanan kian berat. Bitcoin anjlok 40,54 persen, penurunan bulanan terdalam dalam lima tahun terakhir. Kala itu, pasar kripto terguncang oleh krisis likuiditas dan jatuhnya beberapa institusi besar.
Juni 2023 sempat memberi harapan. Bitcoin mencetak kenaikan 12,81 persen, di tengah optimisme terkait adopsi institusional dan harapan stabilnya kebijakan moneter global.
Tapi di 2024, tekanan kembali muncul. Bitcoin terkoreksi -0,41 persen. Meski tipis, koreksi ini menandai kehati-hatian pasar di tengah ketidakpastian arah kebijakan The Fed.
Juni 2025 pun belum membawa kabar lebih baik. Harga Bitcoin kembali terkoreksi -8,94 persen. Meski penurunan ini tak sedalam dua atau tiga tahun sebelumnya, tren negatif yang berulang membuat banyak pelaku pasar mulai bertanya: mengapa bulan ini selalu berat bagi Bitcoin?
Kemungkinan besar, tekanan musiman seperti aksi ambil untung jelang akhir semester, penyesuaian portofolio oleh institusi besar, hingga pengaruh narasi "sell in May and go away" di pasar keuangan global menjadi faktor yang tak bisa diabaikan.
Apalagi, seiring makin terintegrasinya kripto dengan sistem keuangan tradisional, pola-pola dari pasar saham mulai tercermin pula di pasar digital asset.
Peluang Rebound Hanya 20 Persen
Statistik menunjukkan bahwa peluang Bitcoin naik di bulan Juni hanya 20 persen, menjadikannya bulan dengan probabilitas penguatan terendah. Jika dibandingkan dengan Januari, Februari, atau Oktober yang mencatatkan peluang kenaikan di atas 80 persen, Juni jelas bukan waktu yang mudah.
Namun, di balik tekanan ini, peluang tetap terbuka bagi investor yang siap dengan strategi defensif. Bagi mereka yang mengandalkan pendekatan akumulasi jangka panjang, koreksi di bulan Juni justru bisa menjadi momen yang dinanti untuk masuk di valuasi lebih murah.
Tapi tentu saja, ekspektasi harus dikendalikan. Pasar kripto tetaplah pasar yang sangat volatil.
Sinyal teknikal untuk Bitcoin di awal Juni 2025 justru menunjukkan kekuatan tren yang luar biasa. Hampir semua indikator utama mengeluarkan sinyal "Sangat Beli".
Indikator RSI ada di level 70,7, mendekati area jenuh beli, sementara Stochastic naik ke angka 86,9. Indikator lainnya seperti MACD, ADX, dan CCI juga mengonfirmasi dominasi tren naik.
ADX, yang mengukur kekuatan tren, kini berada di atas 54. Ini mencerminkan bahwa tren bullish sedang berlangsung dengan sangat kuat. Williams %R dan Ultimate Oscillator juga mengindikasikan tekanan beli yang tinggi, tanpa tanda-tanda koreksi teknikal yang mengintai dalam waktu dekat. Bahkan Rate of Change (ROC) menyentuh angka 72,1, sinyal kuat bahwa permintaan tetap dominan.
Volatilitas memang tinggi, terlihat dari lonjakan nilai ATR, namun ini bisa dibaca sebagai peluang bagi pelaku pasar jangka pendek, sekaligus sinyal kewaspadaan bagi investor jangka panjang. Moving Average dari jangka pendek hingga panjang—MA5 sampai MA200—semuanya memberikan sinyal beli. Ini memperkuat keyakinan bahwa tren penguatan yang terjadi bukan sekadar pantulan teknikal.
Harga pun kini berada di atas level pivot dari berbagai pendekatan analisis, termasuk klasik dan Fibonacci. Level resistance berikutnya berada di kisaran 1,85 triliun hingga 1,91 triliun dolar. Jika tidak ada gangguan eksternal besar, Bitcoin berpeluang menguji batas-batas tersebut.

Pada Minggu pagi, 1 Juni 2025, harga Bitcoin berada di level 104.153,61 dolar, naik 434,27 dolar atau 0,42 persen dari hari sebelumnya. Meski volume harian stagnan di kisaran 1.986,71, arah pasar masih positif. Dalam sepekan terakhir, volume tetap stabil di 1.987,23—menunjukkan konsolidasi yang sehat.
Harga Bitcoin Melonjak 7,29 Persen Sepanjang Mei 2025
Selama sebulan terakhir, harga Bitcoin sudah melonjak 7,29 persen, atau 7.079,54 dolar. Pendorongnya? Optimisme investor terhadap aset digital, kestabilan suku bunga global, dan melemahnya indeks dolar AS. Volume yang relatif stabil memperlihatkan bahwa pergerakan harga ini bukan karena euforia sesaat, tapi didorong keyakinan pasar yang mulai terbentuk.
Dengan begitu, meski sejarah bulan Juni menunjukkan tekanan musiman, kondisi teknikal saat ini memberikan ruang optimisme. Namun seperti biasa, di pasar kripto, kehati-hatian tetap jadi kunci. Karena ketika semuanya tampak terlalu sempurna, justru saat itulah risiko sering kali muncul tanpa aba-aba.
Ada Potensi Bersinar, Namun Tetap Waspada
Melihat data historis dan indikator teknikal terbaru, peluang Bitcoin untuk bersinar di Juni 2025 memang ada, namun tetap harus dipandang dengan kewaspadaan.
Kenapa Ada Potensi Bersinar?
- Sinyal Teknikal Sangat Positif
Hampir seluruh indikator utama, seperti RSI, MACD, ADX, dan CCI, menunjukkan sinyal strong buy. Tidak satu pun indikator memberikan sinyal jual. Ini mencerminkan bahwa sentimen teknikal sedang sangat bullish. - Dukungan Moving Average Jangka Panjang
Bitcoin sudah berada di atas semua MA, termasuk MA100 dan MA200, yang menandakan tren jangka panjang yang solid. Ini bukan hanya reli jangka pendek, tapi bisa jadi bagian dari fase akumulasi institusional. - Kinerja Bulanan Positif
Pada awal Juni 2025, Bitcoin sudah naik sekitar 0,42 persen harian dan 7,29 persen secara bulanan. Ini menunjukkan bahwa dorongan kenaikan tidak semata-mata teknikal, tapi juga mencerminkan keyakinan pasar terhadap arah ke depan.
Tapi, Kenapa Harus Tetap Waspada?
- Sejarah Juni Tidak Ramah
Dalam lima tahun terakhir, hanya satu kali Bitcoin mencetak kenaikan di bulan Juni. Sisanya selalu ditutup merah. Bahkan Juni 2022 menjadi salah satu bulan terburuk dalam sejarah Bitcoin dengan koreksi -40,54 persen. - Volume Perdagangan Stagnan
Meski harga naik, volume perdagangan dalam sebulan terakhir relatif stabil. Ini menunjukkan bahwa kenaikan belum diiringi lonjakan partisipasi, sehingga bisa rapuh jika ada tekanan mendadak. - Level Overbought dan Volatilitas Tinggi
RSI yang menyentuh angka 70+ dan Williams %R di atas -10 menunjukkan Bitcoin mulai masuk wilayah jenuh beli (overbought). ATR yang tinggi juga menandakan bahwa koreksi tajam masih sangat mungkin terjadi sewaktu-waktu.
Jadi, ada potensi Bitcoin bersinar di Juni 2025, terlebih dengan dukungan teknikal yang kuat dan kenaikan harga yang sudah terjadi di awal bulan. Tapi sejarah tidak berpihak, dan data musiman mengingatkan bahwa bulan Juni kerap jadi bulan korektif.
Bagi investor, ini adalah saat yang menarik, namun menuntut strategi yang disiplin. Momentum bisa dimanfaatkan, tapi jangan abaikan risiko.(*)