KABARBURSA.COM - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau Telkom (TLKM) bakal menerapkan sejumlah cara untuk meningkatkan kinerja di kuartal II 2025.
Diketahui, pada kuartal I 2025 Telkom meraup laba sebesar Rp5,81 triliun. Angka ini mengalami penurunan sebanyak 4,01 persen dibanding periode serupa tahun lalu senilai Rp6,05 triliun.
VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko mengatakan, perusahaan akan terus mendorong pertumbuhan pendapatan di segmen B2C (Fixed dan Mobile Broadband).
"Melalui penerapan inisiatif personalisasi dan penyederhanaan produk, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan," ujar dia kepada KabarBursa.com, Senin, 12 Mei 2025.
Andri menyebut Telkom juga terus mendorong segmen B2B yang produktif seperti layanan berbasis konektivitas, solusi, termasuk memanfaatkan ekosistem Telkom seperti Data Center, Tower, serta Subsea Cable dan Bisnis Internasional.
Selain itu, ia juga berbicara mengenai langkah Telkom dalam mengimplementasikan strategi Five Bold Moves yang bisa mendorong pertumbuhan pendapatan pada kuartal II 2025. Dalam hal ini ia menjelaskan ada lima sisi yang bisa mendongkrak kinerja.
"Implementasi strategi Five Bold Moves pada kuartal II 2025 akan dioptimalkan melalui eksekusi tepat waktu untuk memastikan akselerasi pertumbuhan pendapatan dan peningkatan profitabilitas secara berkelanjutan" jelasnya.
Pertama, ialah Fixed Mobile Convergence atau FMC. Menurut Andri, synergy value saat ini sudah menunjukkan hasil positif dan akan terus ditingkatkan.
Dia bilang, peningkatan jumlah pelanggan terus diupayakan dengan memberikan nilai tambah bagi pelanggan, serta peningkatan kualitas layanan.
Kedua, adalah InfraCo-Fiber. Andri menyampaikan saat ini mulai mencari sumber pendapatan dari eksternal untuk mendorong efisiensi nasional dalam konteks network sharing.
"InfraCo-Fiber akan berperan penting dalam mengelola aset jaringan serat optik dan meningkatkan kualitas layanan pelanggan Telkom maupun provider lainnya," jelasnya.
Ketiga, terdapat DC Co yang akan terus melakukan percepatan proses pembangunan kapasitas sambil berupaya meningkatkan utilisasi dan jumlah pelanggan.
"Mulai mengembangkan layanan data center secara ekosistem, serta terus berupaya mengembangkan bisnis data center baik domestik maupun global dengan melakukan strategic partnership," ungkapnya.
Keempat, dari sisi B2B digital IT service. Andri menegaskan, B2B digital IT service Telkom akan terus memberikan solusi untuk segmen government, enterprise, dan SME dengan kombinasi produk connectivity dan non-connectivity.
"Melakukan peningkatan tata kelola dan keberlanjutan bisnis, serta melakukan partnership dengan tech player," terang dia.
Kelima, yakni DigiCo. Menurut Andri, Digital Business Telkom akan terus melakukan peningkatan traction dengan melakukan diferensiasi produk dan layanan, pemanfaatan AI serta upaya pendekatan ke customer.
"Selain itu juga dilakukan eksplorasi strategic partner untuk memperluas jangkauan bisnis, meningkatkan kapabilitas, dan memperkuat ekosistem digitalnya," pungkasnya.
Diprediksi Bisa Bersinar di Kuartal II 2025
Meski laba menurun pada kuartal I 2025, Pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono mengatakan Telkom berpotensi meraih pertumbuhan pendapatan konsolidasi pada kuartal II tahun ini.
Wahyu menyebutkan, potensi pertumbuhan tersebut bisa ditopang oleh beberapa faktor, termasuk ekspansi IndiHome sebagai kontributor utama. Pertumbuhan jumlah pelanggan dan layanan IndiHome akan terus menjadi kunci utama.
Selain IndiHome, layanan data dan internet seluler juga turut menopang kinerja Telkom. Wahyu mengakui bahwa meskipun persaingan di sektor ini cukup ketat, konsumsi data seluler tetap tumbuh dan menjadi kontributor penting.
"Selain itu ada bisnis menara (PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel. Kinerja Mitratel yang solid akan memberikan kontribusi pendapatan yang stabil," katanya kepada Kabarbursa.com, Sabtu, 3 Mei 2025.
Ia juga menyampaikan bahwa Telkom berpotensi membukukan pertumbuhan pendapatan yang moderat, namun menghadapi tantangan dalam menjaga margin laba bersih di kuartal II 2025, di kisaran yang mirip dengan kuartal I.
Adapun merujuk situs resmi perusahaan, Telkom membukukan pendapatan konsolidasi sebesar Rp36,6 triliun. EBITDA konsolidasi tercatat sebesar Rp18,2 triliun dengan margin EBITDA pada 49,8 persen. Selain itu, perseroan juga mencatatkan laba bersih sebesar Rp5,8 triliun dengan margin laba bersih sebesar 15,9 persen.
"Dengan potensi sedikit kenaikan atau penurunan tergantung pada efisiensi dan kondisi pasar," jelas Wahyu.
Meski demikian, Wahyu mengingatkan bahwa Telkom masih harus menghadapi berbagai tantangan di tengah prospek pertumbuhan yang menjanjikan. Ia menyebut dinamika dan rintangan di industri telekomunikasi saat ini cukup kompleks.
Menurutnya, persaingan antaroperator seluler, penyedia layanan fixed broadband, dan pemain baru di sektor digital akan semakin ketat. "Hal ini bisa menekan harga dan margin keuntungan (Telkom)," jelasnya.
Selain itu, perubahan perilaku konsumen juga dinilai dapat menjadi hambatan. Wahyu menilai, konsumen saat ini semakin menuntut kualitas layanan yang tinggi, kecepatan internet yang andal, dan harga yang kompetitif.
"Selain itu, munculnya teknologi baru seperti 5G, IoT (Internet of Things), dan AI (Artificial Intelligence) menuntut Telkom untuk terus berinovasi dan berinvestasi agar tidak tertinggal," terangnya.
Ia juga menambahkan bahwa tekanan dari sisi ekonomi makro tidak dapat diabaikan. Kondisi secara umum, menurut Wahyu, bisa memengaruhi daya beli masyarakat serta laju pertumbuhan bisnis Telkom.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.