KABARBURSA.COM-Sebuah kapal yang dimiliki oleh Inggris akhirnya tenggelam di Laut Merah setelah diserang oleh militan Houthi. Pemerintah Yaman dan militer Amerika Serikat (WHY) telah mengonfirmasi kejadian tersebut.
Rubymar, yang terdaftar di Belize, merupakan kapal pertama yang tenggelam sebagai akibat serangan Houthi di Laut Merah. Kelompok tersebut telah melakukan serangan sejak akhir 2023 sebagai bentuk solidaritas terhadap perjuangan Palestina.
Dilansir dari Reuters pada Senin 4 Maret 2024, Rubymar tenggelam akhir pekan lalu setelah terombang-ambing selama sekitar sebulan. Kapal tersebut mengalami kerusakan parah akibat serangan drone atau rudal Houthi.
Rubymar diketahui membawa muatan sebesar 21 ribu metrik ton pupuk. Tenggelamnya kapal tersebut mengkhawatirkan pencemaran lingkungan di sekitar Laut Merah.
AS, Inggris, dan sejumlah sekutu telah meluncurkan operasi bersama untuk menanggapi ancaman Houthi. Namun, upaya mereka hingga saat ini belum mencapai hasil yang signifikan.
Houthi telah menyatakan niatnya untuk terus melanjutkan aksinya di Laut Merah. Kelompok tersebut menuntut pengakhiran serangan Israel di Gaza dan percepatan bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina.
Houthi, sebuah kelompok pemberontak yang menguasai sebagian besar wilayah di utara Yaman, diduga memiliki hubungan dekat dengan Iran.
Laut Merah adalah jalur strategis yang menghubungkan Asia dengan Eropa dan Amerika Utara. Akibat dari aksi Houthi, banyak kapal telah beralih ke rute Tanjung Harapan di Afrika yang lebih panjang.
Raksasa pelayaran Maersk telah memperingatkan bahwa gangguan dalam pengiriman peti kemas melalui Laut Merah dapat berlanjut hingga paruh kedua tahun 2024.
"Harap bersiap menghadapi krisis di Laut Merah hingga paruh kedua tahun ini," kata Charles van der Steene, kepala Maersk untuk Amerika Utara, dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh Reuters pada Selasa 27
Sejak akhir 2023, kelompok Houthi dari Yaman telah menyerang kapal-kapal yang melintasi Laut Merah sebagai bentuk dukungan terhadap perjuangan Palestina.
Perusahaan pelayaran peti kemas besar telah beralih ke rute yang lebih panjang di sekitar Tanjung Harapan di Afrika. Krisis di Laut Merah belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda dalam waktu dekat.
Maersk, sebagai pemimpin di sektor ini, telah meningkatkan kapasitas kapalnya untuk mengatasi penundaan akibat waktu tempuh yang lebih lama. Perusahaan ini juga telah memberi tahu pelanggan-pelanggannya, termasuk raksasa ritel seperti Walmart dan Nike, untuk bersiap menghadapi biaya rantai pasokan yang lebih tinggi.
"Banyak pelanggan telah memasukkan biaya per unit ke dalam anggaran mereka, dan jika situasi berubah secara drastis karena volatilitas ini, maka akan berdampak besar pada biaya keseluruhan," kata van der Steene.