Logo
>

Kapitalisasi Pasar Kripto Turun, Sinyal Bearish Makin Kuat

Pasar kripto kembali mengalami tekanan dengan kapitalisasi turun ke USD2,71 triliun, sementara Bitcoin dan altcoin utama masih kesulitan bangkit di tengah volatilitas tinggi.

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Kapitalisasi Pasar Kripto Turun, Sinyal Bearish Makin Kuat
Ilustrasi Bitcoin dan pasar kripto. Foto dibuat oleh AI untuk KabarBursa.com.

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pasar kripto kembali mengalami tekanan pada Selasa, 18 Maret 2025. Kapitalisasi pasar global turun ke USD2,71 triliun (sekitar Rp44,72 kuadriliun), turun 0,53 persen dalam 24 jam terakhir. Berdasarkan data Coinmarketcap yang dilihat pukul 13.23 WIB, sentimen pasar masih cenderung negatif, tercermin dari skor indeks Fear & Greed yang bertahan di level 25. Ini menunjukkan ketakutan masih mendominasi pergerakan aset digital.

    Bitcoin (BTC), sang raja kripto, masih memegang dominasi pasar dengan kapitalisasi USD1,64 triliun (sekitar Rp27,06 kuadriliun). Namun, harga BTC turun tipis 0,47 persen dalam sehari ke USD67.790,26 per keping (sekitar Rp1,12 miliar). Ethereum (ETH), aset digital terbesar kedua, justru sedikit naik 0,32 persen ke USD3.898,32 (sekitar Rp64,31 juta), dengan kapitalisasi USD228,84 miliar (sekitar Rp3,78 kuadriliun).

    Sementara itu, stablecoin Tether (USDT) masih bertahan di harga USD0,9998 (sekitar Rp16.497), hampir tidak berubah dalam sehari, dengan kapitalisasi USD143,44 miliar (sekitar Rp2,37 kuadriliun). XRP yang menempati posisi keempat justru mengalami tekanan lebih besar, turun 2,11 persen ke USD2,28 (sekitar Rp37.620), membuat kapitalisasinya turun ke USD132,73 miliar (sekitar Rp2,19 kuadriliun).

    Binance Coin (BNB), satu-satunya koin di lima besar yang mencatat kenaikan, naik 0,48 persen ke USD631,75 (sekitar Rp10,42 juta), dengan kapitalisasi USD90,16 miliar (sekitar Rp1,49 kuadriliun).

    Tekanan jual makin terasa di jajaran altcoin besar lainnya. Solana (SOL) anjlok 2,79 persen ke USD124,14 (sekitar Rp2,05 juta), dengan kapitalisasi USD63,37 miliar (sekitar Rp1,05 kuadriliun). USD Coin (USDC), stablecoin saingan USDT, bertahan di level USD0,9998 (sekitar Rp16.497), turun tipis 0,02 persen.

    Cardano (ADA) juga masih kesulitan mengangkat harga, turun 0,64 persen ke USD0,7053 (sekitar Rp11.641), dengan kapitalisasi USD24,92 miliar (sekitar Rp411,18 triliun).

    Sementara itu, Dogecoin (DOGE), yang dikenal sebagai “memecoin” favorit, ikut terpukul. Harga DOGE turun 2,94 persen dalam sehari ke USD0,1669 (sekitar Rp2.755), dengan kapitalisasi USD24,89 miliar (sekitar Rp410,67 triliun).

    Namun, kejutan datang dari Tron (TRX), yang justru melawan arus dan mencatat kenaikan signifikan 5,27 persen ke USD0,2229 (sekitar Rp3.677). Kapitalisasi Tron kini mencapai USD21,20 miliar (sekitar Rp349,8 triliun), menjadi satu-satunya koin di luar BNB yang mengalami kenaikan cukup besar.

    Secara keseluruhan, pasar masih dalam fase ketidakpastian tinggi. Bitcoin yang sempat menunjukkan tanda-tanda pemulihan kini kembali tertekan, sementara altcoin juga belum mampu menunjukkan reli signifikan.

    Tim Draper Tetap Yakin Bitcoin Sentuh USD250 Ribu

    Meski kapitalisasi pasar kripto sedang merah, investor modal ventura Tim Draper justru berpandangan lain. Draper memang sudah lama dikenal dengan prediksi harga Bitcoin yang sering kontroversial. Dalam wawancara terbaru yang dikutip dari Yahoo Finance, ia tetap teguh pada target harga Bitcoin di USD250.000 (sekitar Rp4,12 miliar) meskipun aset digital ini belum mencapai angka tersebut. Rekor tertinggi Bitcoin sejauh ini berada di sekitar USD109.000 (sekitar Rp1,8 miliar) pada Januari lalu.

    Draper pertama kali menarik perhatian pada 2014 ketika memperkirakan harga Bitcoin akan mencapai USD10.000 dalam waktu tiga tahun. Prediksi itu terbukti akurat. Sekarang, ia bersikeras Bitcoin akan menembus USD250.000 sebelum akhir tahun ini. Hal itu ia tegaskan saat berbicara di podcast The Raz Report bersama pendiri Benzinga, Jason Raznick.

    Namun, Draper merasa cara orang melihat harga Bitcoin perlu berubah. Menurutnya, Bitcoin tidak lagi seharusnya dibandingkan dengan dolar AS. “Kita seharusnya tidak lagi membandingkannya dengan dolar,” kata Draper.

    Ia berpendapat jika seseorang terus melihat nilai Bitcoin berdasarkan dolar, maka yang terlihat hanyalah bagaimana dolar terus kehilangan daya beli. Ia bahkan menyarankan perbandingan yang lebih relevan. “Harusnya Bitcoin dibandingkan dengan selusin telur,” ujarnya.

    Draper juga menyoroti momen penting yang bisa mengubah posisi Bitcoin di dunia keuangan. Baginya, era dominasi Bitcoin akan benar-benar dimulai ketika ia bisa membeli makanan, pakaian, rumah, dan bahkan membayar pajak dengan Bitcoin tanpa perlu lagi menggunakan mata uang fiat.

    “Bitcoin terus meningkat nilainya seiring waktu, sedangkan mata uang fiat semakin kehilangan nilainya,” jelas Draper. “Dolar yang kita pegang sekarang akan semakin tidak berharga, dan inilah yang disebut inflasi.”

    Menurutnya, penurunan nilai mata uang fiat terjadi karena pemerintah terus mencetak uang dalam jumlah besar. Ia berharap uang fiat hanya menjadi bagian dari sejarah. “Bitcoin adalah permainan masa depan,” ujarnya.

    Draper juga membahas berbagai perubahan besar yang pernah terjadi dalam sejarah. Ia mencontohkan bagaimana manusia beralih dari menunggang kuda ke mengendarai mobil, atau bagaimana sistem perdagangan berevolusi—mulai dari barter menggunakan kerang, lalu emas, kemudian sistem uang berbasis emas, hingga akhirnya uang fiat yang dijamin oleh pemerintah. Ia yakin evolusi berikutnya akan mengarah pada Bitcoin.

    Bagi Draper, Bitcoin bukan sekadar aset investasi, melainkan revolusi finansial yang akan mengubah cara dunia bertransaksi. “Itulah mata uang utama dunia dalam lima hingga sepuluh tahun ke depan,” katanya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).