Logo
>

Karyawan Samsung Mogok Kerja Beramai-ramai Selama Tiga Hari

Ditulis oleh KabarBursa.com
Karyawan Samsung Mogok Kerja Beramai-ramai Selama Tiga Hari

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Serikat pekerja Samsung Electronics di Korea Selatan (Korsel) berencana melakukan mogok kerja selama tiga hari, dimulai dari tanggal 8 hingga 10 Juli mendatang.

    Alasan utama aksi ini adalah protes terhadap kurangnya transparansi dalam sistem perhitungan bonus dan waktu istirahat.

    Presiden Serikat Pekerja Samsung, Som Woo Mook, menyatakan bahwa para karyawan menginginkan sistem yang lebih transparan terkait bonus dan waktu istirahat mereka.

    “Pentingnya perlakuan yang adil dari perusahaan terhadap para karyawan sebagai mitra setara,” kata Woo Mook dikutip dari Reuters, Selasa, 2 Juli 2024.

    Wakil Presiden Serikat Pekerja Samsung, Lee Hyun Kuk, menyatakan pihaknya sampai saat ini masih menghitung jumlah massa yang akan ikut serta dalam aksi mogok tersebut.

    Dia menegaskan bahwa jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, mereka akan terus melakukan mogok untuk menghambat produksi perusahaan.

    Aksi ini merupakan langkah serius dari serikat pekerja Samsung setelah sebelumnya mereka mengambil cuti tahunan secara serentak sebagai bentuk protes pertama di perusahaan tersebut.

    Pihak Samsung menolak untuk memberikan komentar terkait rencana pemogokan ini.

    Sebelumnya, pada Mei 2024, karyawan Samsung yang tergabung dalam Serikat Pekerja Samsung Electronics (NSEU) mengancam melakukan mogok kerja selama satu hari penuh pada tanggal 7 Juni sebagai bagian dari upaya mereka untuk mendapatkan kenaikan upah yang diinginkan dari perusahaan.

    Aksi mogok ini bertujuan untuk menanggapi kekecewaan para pekerja terhadap kebijakan perusahaan yang hanya menaikkan gaji sebesar 5,1 persen, yang dianggap tidak memadai oleh serikat pekerja.

    Mereka juga menuntut tambahan hari cuti tahunan dan bonus berbasis kinerja yang lebih transparan.

    Selama beberapa pekan terakhir, terjadi demonstrasi di depan kantor pusat perusahaan di Seoul dan di luar pabrik Samsung di Hwaseong, selatan Seoul. Serikat pekerja menyatakan bahwa perusahaan gagal memenuhi tuntutan mereka dalam negosiasi terakhir, sementara Samsung menegaskan komitmennya untuk berdiskusi dengan serikat pekerja secara jujur.

    Presiden NSEU, Son Woo-mok, menyoroti bahwa perusahaan tidak boleh terus mengaitkan masalah krisis industri sebagai alasan untuk menolak tuntutan para pekerja, terutama dalam konteks krisis yang telah diakui perusahaan selama satu dekade terakhir.

    Dia menegaskan bahwa aksi mogok ini akan berdampak di semua lokasi perusahaan di Korea Selatan.

    Analisis pasar mencerminkan bahwa peningkatan keanggotaan serikat pekerja mencerminkan frustrasi pekerja terhadap penurunan kompetitivitas Samsung dalam beberapa bisnis kunci, seperti chip memori dan masalah hukum yang melibatkan pimpinan perusahaan.

    Sementara itu, kabar tentang aksi demonstrasi tersebut turut berdampak pada pasar, terlihat dari penurunan saham Samsung Electronics sebesar 3,1 persen.

    Penurunan ini mencerminkan respons pasar terhadap ketidakpastian yang mungkin timbul akibat aksi demonstrasi tersebut, serta potensi dampaknya terhadap kinerja dan persepsi publik terhadap perusahaan asal Korea Selatan tersebut.

    Permasalahan Samsung yang Lainnya

    Beberapa waktu lalu, Lee Jae-Yong, CEO Samsung Electronics, telah dibebaskan dari tuduhan dalam kasus merger kontroversial Samsung pada tahun 2015 di pengadilan Seoul, Korea Selatan.

    Pembebasan ini mengakhiri masa penjara yang dihadapinya terkait dugaan manipulasi saham dan penipuan akuntansi terkait dengan penggabungan antara Cheil Industries dan Samsung C&T.

    Sebelumnya, jaksa menuntut Lee dengan hukuman lima tahun penjara, mengklaim bahwa dia dan rekan-rekannya sengaja memanipulasi nilai saham dan penilaian perusahaan untuk memuluskan merger. Namun, Pengadilan Distrik Pusat Seoul memutuskan bahwa tidak cukup bukti untuk menyatakan adanya niat merugikan Samsung C&T dan pemegang sahamnya dalam proses merger tersebut.

    Advokat Lee berpendapat bahwa merger tersebut meningkatkan stabilitas manajemen konglomerat.

    Lee, yang juga dikenal sebagai Jay Y. Lee, sebelumnya telah terlibat dalam kasus suap dan korupsi pada tahun 2017, yang mengakibatkan hukuman penjara lima tahun, meskipun akhirnya dibebaskan lebih awal.

    Pembebasan Lee datang pada saat Samsung sedang menghadapi tantangan dalam penurunan penjualan dan laba yang berkelanjutan, terutama di sektor ponsel pintar.

    Meski permintaan global terus berubah-ubah, perusahaan ini tetap gigih dalam upayanya untuk mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam industri teknologi dan chip komputer.

    Samsung terus mengadopsi strategi adaptasi yang fleksibel, merespons perubahan permintaan dengan inovasi terbaru dan peningkatan efisiensi operasional.

    Dengan mengutamakan penelitian dan pengembangan serta menjaga keunggulan kompetitif, perusahaan ini bertujuan untuk tetap relevan dan unggul di pasar global yang dinamis ini. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi