KABARBURSA.COM - Chief Financial Officer (CFO) Boeing Co, Brian West, mengungkapkan bahwa produsen pesawat yang sedang menghadapi tantangan ini akan terus mengalami penurunan kas pada kuartal kedua dan sepanjang tahun ini.
Mereka sedang berusaha merestrukturisasi pabrik-pabriknya sambil menghadapi tantangan baru berupa permintaan sertifikasi tambahan dari Tiongkok, yang telah menghentikan sementara pengiriman ke negara tersebut.
Dalam konferensi pers pada Kamis 23 Mei 2024 kemarin, West menyatakan bahwa pengurangan kas pada kuartal kedua akan serupa atau bahkan lebih buruk dibandingkan tiga bulan pertama tahun ini, di mana Boeing kehilangan hampir USD4 miliar (Rp64 triliun) dalam bentuk kas.
"Tahun ini akan lebih banyak menggunakan kas daripada menghasilkan arus kas," ujarnya.
Setelah komentar West, saham Boeing merosot hingga 6 persen dalam perdagangan di AS.
West menjelaskan bahwa Administrasi Penerbangan Sipil Tiongkok (Civil Aviation Administration of China) meminta dokumen tambahan terkait sertifikasi baterai dalam perekam suara kokpit, sehingga perusahaan tidak dapat mengirimkan pesawat ke negara tersebut.
"Hal ini pada gilirannya merugikan pembentukan arus kas kami," tambahnya.
Namun, West tetap optimis bahwa Boeing dapat menandatangani perjanjian dengan pemasok Spirit AeroSystems Holdings Inc pada paruh kedua tahun ini untuk mengintegrasikan kembali pemasok tersebut.
"Walaupun tidak ada yang dikesampingkan dalam hal pembiayaan kesepakatan tersebut, perusahaan ingin mempertahankan peringkat kredit investasi," kata West.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.