KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Pupuk Indonesia, Rahmad Pribadi, mengumumkan bahwa total anggaran subsidi pupuk telah meningkat menjadi Rp54 triliun untuk alokasi tahun 2024 setelah pemerintah menetapkan tambahan volume dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton.
"Jadi awalnya ada penambahan sebesar Rp14 triliun, tetapi kemudian pemerintah mempertimbangkan kapan Indonesia dapat mencapai swasembada pangan, dan berapa volume pupuk yang diperlukan untuk itu. Akhirnya, volume pupuk yang dialokasikan ditingkatkan menjadi 9,5 juta ton. Sehingga anggarannya pun disesuaikan menjadi Rp54 triliun untuk tahun ini," jelas Rahmad saat acara Buka Puasa Bersama Media dengan tema Kinerja Berkelanjutan Pupuk Indonesia di Jakarta, pada hari Selasa, 19 Maret 2024.
Rahmad menyatakan bahwa anggaran pupuk bersubsidi sebelumnya mencapai Rp26 triliun. Penambahan anggaran ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pertanian sehingga Indonesia bisa mencapai swasembada pangan seperti pada tahun 2017.
Dia menjelaskan bahwa keputusan penambahan alokasi dana subsidi pupuk tersebut telah dibahas dalam rapat bersama antara Kementerian Pertanian yang dipimpin oleh Kementerian Perekonomian.
Proses penyaluran anggaran untuk sektor pertanian masih dalam tahap pengurusan. Beberapa peraturan, termasuk Peraturan Menteri Pertanian (Permentan), harus direvisi untuk mengakomodasi perubahan tersebut.
Pengurusan anggaran belanja tambahan (ABT) juga sedang dalam proses, melibatkan rapat koordinasi di level Kemenko Perekonomian, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Pertanian. Upaya intensif sedang dilakukan untuk memastikan kelancaran proses tersebut.
“Mudah-mudahan dalam waktu yang dekat ini bisa diputuskan melalui rapat menteri. Harapan kami, dalam bulan ini, sudah bisa diputuskan sehingga 9,5 juta ton sudah bisa direalisasikan,” ucap Rahmad.
Rahmad juga menegaskan bahwa pihaknya siap memasok 9,5 juta ton pupuk subsidi yang ditugaskan oleh pemerintah untuk mencapai swasembada pangan. PT Pupuk Indonesia memiliki kapasitas produksi sebesar 14 juta ton per tahun.
Dari total 9,5 juta ton pupuk subsidi, sebanyak 5 juta ton di antaranya adalah pupuk urea, sedangkan 4,5 juta ton sisanya adalah pupuk NPK.
Rahmad menambahkan bahwa Presiden Joko Widodo telah memberikan arahan kepada pihaknya bahwa program pupuk subsidi harus didasarkan pada volume kebutuhan pupuk, bukan hanya mengikuti anggaran.
Menurutnya, penetapan volume pupuk subsidi menjadi 9,5 juta ton di tahun 2024 disesuaikan dengan kebutuhan riil, dan anggarannya diatur secara proporsional dari tahun ke tahun.
Langkah tersebut, menurut Rahmad, tepat untuk memastikan ketersediaan pupuk subsidi yang cukup dan stabil bagi petani Indonesia.
“Saya rasa langkah yang ditetapkan oleh Presiden itu benar, pupuk subsidi itu ditetapkan volumenya 9,5 juta ton sesuai kebutuhan, lantas anggarannya mengikuti dari tahun ke tahun,” tambahnya.