KABARBURSA.COM - Klasemen orang terkaya di Indonesia sampai hari ini belum banyak perubahan, masih didominasi oleh taipan yang bergerak di sektor energi dan tambang juga perbankan.
Namun, nilai kekayaan beberapa para crazy rich itu sudah agak menyusut bila dibandingkan posisinya akhir tahun lalu. Penyebabnya beragam, di antaranya karena berakhirnya pesta harga komoditas tambang yang berdampak pada nilai saham di perusahaan besar yang mereka kuasai.
Penurunan nilai kekayaan bersih itu seperti yang terlihat pada net worth orang terkaya nomor dua di Indonesia saat ini, Prajogo Pangestu.
Berdasarkan data Bloomberg Billionaires Index, Senin 8 April 2024, nilai kekayaan bersih si raja kayu zaman Orde Baru yang kini beralih menjadi penguasa sektor energi itu anjlok 23,5 persen atau sekitar USD7,3 miliar dibandingkan akhir 2023 lalu. Dengan kurs saat ini, penurunan nilai kekayaan bersih Prajogo Pangestu itu setara dengan Rp115,98 triliun.
Tiga dari empat saham perusahaan terafiliasi Prajogo Pangestu, mencatat penurunan nilai return sepanjang tahun ini. Return saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT) tercatat turun 24,4 persen year-to-date sampai perdagangan terakhir bursa saham, Jumat 5 April 2024.
Begitu juga return PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) yang turun 7,36 persen pada periode yang sama. Penurunan harga juga dicatat oleh saham perusahaan Prajogo Pangestu yang baru melantai di bursa pada Maret tahun lalu yaitu PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
CUAN mencatat penurunan return -55,17 persen year-to-date, setelah menjadi saham paling fenomenal ketika harganya terus reli tanpa henti hingga membukukan return 2.365,9 persen sejak dilepas ke bursa saham pertengahan tahun lalu. Sementara saham PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) masih membukukan kenaikan return 35,24 persen year-to-date.
Penurunan net worth juga dialami oleh Low Tuck Kwong, pemilik perusahaan tambang PT Bayan Resources Tbk (BYAN). Nilai kekayaan bersih taipan kelahiran Singapura yang baru menjadi warga negara Indonesia pada 1992 itu, turun sekitar USD1,8 miliar menjadi USD26,3 miliar dibanding akhir tahun lalu.
Tingkat return saham BYAN sudah turun 5,53 persen sepanjang tahun ini, dibandingkan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 1,6 persen year-to-date.
Meski begitu, ia masih bertahan sebagai yang terkaya di Indonesia dan kini berada di urutan 71 dalam daftar manusia paling kaya raya sejagat, mengalahkan Dustin Moskovitz, co-founder Facebook yang memiliki kekayaan USD25,8 miliar.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.