KABARBURSA.COM - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan optimis bahwa Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39 dapat mencapai transaksi sebesar USD15 miliar. Penetapan target ini sejalan dengan kondisi ekonomi yang semakin membaik dari tahun ke tahun.
"Dulu target kita USD10 miliar pada 2022, lalu naik menjadi USD11 miliar pada 2023. Sekarang, karena kondisi ekonomi yang positif, kita menetapkan target USD15 miliar. Kita memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi nasional," kata Zulkifli, Jumat, 31 Mei 2024.
Pada TEI 2023, Kementerian Perdagangan mencatat transaksi sebesar USD30,5 miliar atau sekitar Rp473 triliun, jauh melampaui target awal sebesar USD11 miliar.
Zulkifli menyebutkan bahwa pencapaian transaksi tahun lalu adalah prestasi besar dan ia yakin TEI 2024 akan menghasilkan angka yang lebih tinggi.
"Jika targetnya USD15 miliar, mungkin pencapaiannya bisa USD40 miliar. Jadi target harus realistis, karena jika hasilnya tinggi, itu adalah prestasi," ujarnya.
Kementerian Perdagangan juga menargetkan jumlah pengunjung tahun ini mencapai 30.000 orang dari seluruh dunia dan 1.000 peserta pameran.
Zulkifli berharap TEI 2024 dapat menjadi momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi menyatakan bahwa TEI 2024 akan mengusung tema "Build Strong Connection with the Best of Indonesia" yang akan menampilkan berbagai produk Indonesia dalam tiga zona: produk makanan dan minuman serta agrikultur, produk manufaktur, dan perlengkapan rumah.
Selain itu, Kemendag akan kembali menggelar Jakarta Muslim Fashion Week 2025 sebagai upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal dan acuan bagi industri fesyen modest.
"Sebagai upaya menjadikan Indonesia pusat industri halal dan kiblat mode bagi industri fesyen modest dunia, Jakarta Muslim Fashion Week 2025 akan kembali diadakan pada 9-12 Oktober, bersamaan dengan Trade Expo itu sendiri," kata Didi.
Ajak Pengusaha China
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Jerry Sambuaga mengundang para pelaku usaha asal China untuk berpartisipasi dalam di Trade Expo Indonesia (TEI) ke-39. "Kami meyakini kerja sama Indonesia dan China masih dapat ditingkatkan sehingga Kementerian Perdagangan berupaya terus memperluas dan mendiversifikasi ekspor ke China," kata Jerry Sambuaga.
TEI ke-39 akan dilangsungkan di Indonesia Convention Exhibition (ICE) Bumi Serpong Damai City, Tangerang dengan tema "Build Strong Connection with The Best of Indonesia".
"Kami mengamati perkembangan hubungan dagang antara Indonesia dan China. Tren ekspor Indonesia ke China selama lima tahun terakhir yaitu pada 2019-2023 meningkat sebesar 27,3 persen. Hal ini menunjukkan adanya peluang kerja sama yang besar sehingga para pelaku usaha dari kedua negara tentu dapat memanfaatkannya di masa depan," tambah Jerry.
Jerry mengungkapkan, China telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia secara global. China juga menjadi tujuan utama ekspor Indonesia dan merupakan pemasok terbesar bagi Indonesia.
Kondisi Ekonomi Indonesia
Sedangkan Indonesia sendiri merupakan salah satu kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar USD1,32 triliun dan pertumbuhan ekonomi mencapai 5,05 persen pada 2023.
Sektor industri manufaktur dan jasa menunjukkan peningkatan signifikan. Sektor manufaktur, khususnya, berkontribusi besar terhadap PDB, dengan peningkatan produksi di bidang makanan dan minuman, tekstil, dan produk kimia.
Indonesia juga telah menunjukkan ketahanan ekonomi pascapandemi COVID-19 dengan tingkat pertumbuhan ekonomi positif yang konsisten sebesar 3,7 persen pada 2021 dan 5,31 pada 2022.
"Pencapaian-pencapaian tersebut sejalan dengan kenaikan PDB per kapita Indonesia yang meningkat sebesar 5,63 persen (YoY) menjadi USD4,91 ribu pada 2023. Hal ini tentu menarik perhatian mitra dagang dan investasi, salah satunya China," ungkap Wamendag Jerry Sambuaga.
Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor utama Indonesia menunjukkan peningkatan, terutama pada komoditas seperti minyak kelapa sawit, batu bara, dan produk manufaktur. Pemulihan ekonomi global dan permintaan yang meningkat dari negara mitra dagang utama turut mendukung peningkatan ekspor.
Ekspor Indonesia ke China pada 2023 meliputi feronikel senilai USD14,9 miliar, lignit senilai USD7,9 miliar dan batu bara yaitu USD6,9 miliar. Di samping itu, terdapat nikel matte senilai USD4,9 miliar dan minyak sawit dengan nilai USD3,6 miliar.
Sementara, barang-barang yang menjadi impor utama Indonesia dari China pada 2023 meliputi telepon pintar senilai USD4,7 miliar, mesin pengolah data otomatis sejumlah USD1,7 miliar, buldoser yang bergerak sendiri sebesar USD1,1 miliar dan "insulated wire" dengan nilai investasi sebesar USD788 juta.