Logo
>

Keuangan GGRM Tertekan di Kuartal III, Pendapatan-Laba Kompak Anjlok

Ditulis oleh Syahrianto
Keuangan GGRM Tertekan di Kuartal III, Pendapatan-Laba Kompak Anjlok

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) merilis laporan keuangan hingga 30 September 2024 yang menunjukkan sejumlah tantangan signifikan. Pendapatan dan laba perseroan tertekan pada kuartal III 2024 ini.

    Melalui laporan keuangan perseroan, total penjualan dan pendapatan usaha Gudang Garam tercatat sebesar Rp73,89 triliun. Angka ini mengalami penurunan sekitar 9,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp81,75 triliun.

    Sebagai dampaknya, laba bersih perusahaan turun secara signifikan, dari Rp4,46 triliun menjadi Rp992 miliar pada periode ini. Penurunan ini menunjukkan adanya tekanan pada margin laba perusahaan, terutama akibat beban produksi yang tetap tinggi.

    Di samping itu, beban pokok penjualan GGRM mengalami sedikit penurunan dari Rp70,33 triliun pada 2023 menjadi Rp66,57 triliun pada tahun ini. Beban penjualan tercatat sebesar Rp3,43 triliun, naik dari Rp3,23 triliun, sedangkan beban umum dan administrasi meningkat dari Rp2,21 triliun menjadi Rp2,27 triliun.

    Secara keseluruhan, total aset Gudang Garam menunjukkan penurunan dari Rp92,45 triliun pada akhir 2023 menjadi Rp85,55 triliun pada September 2024. Penurunan ini sebagian besar terjadi pada aset lancar, terutama pada persediaan yang menurun dari Rp46,49 triliun menjadi Rp40,47 triliun.

    Selain itu, total liabilitas GGRM juga mengalami penurunan yang cukup signifikan sebesar Rp7,89 triliun atau 25 persen, dari Rp31,58 triliun menjadi Rp23,69 triliun. Hal ini menunjukkan adanya pembayaran pinjaman atau pengurangan utang sebagai langkah untuk memperkuat struktur keuangan perusahaan.

    Pinjaman bank jangka pendek dari Rp13,39 triliun pada 31 Desember 2023 menjadi Rp4,51 triliun hingga triwulan III ini, dengan penurunan Rp8,88 triliun. Direktur GGRM Herry Susianto mengatakan, penurunan ini terutama karena kemampuan perusahaan melunasi atau membayar pinjaman bank dengan menggunakan penerimaan kas bersih dari aktivitas operasional periode 1 Januari hingga 30 September 2024.

    Akun utang cukai, pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak rokok, kata Herry, tercatat sebesar Rp14,25 triliun hingga 30 September 2024, naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp11,88 triliun.

    "Peningkatan ini sejalan dengan kenaikan saldo terutang perusahaan kepada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai," jelas dia.

    Meski menghadapi penurunan pendapatan, Gudang Garam tetap menunjukkan performa positif pada arus kas operasi yang tercatat sebesar Rp10,95 triliun. Ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasionalnya yang masih solid.

    Pada aktivitas investasi, perusahaan mencatatkan pengeluaran kas bersih sebesar Rp2,38 triliun, yang sebagian besar dialokasikan untuk pembelian aset tetap. Langkah ini menunjukkan adanya investasi berkelanjutan dalam kapasitas dan infrastruktur produksi yang diperlukan untuk menjaga daya saing dalam jangka panjang.

    Di sisi pendanaan, arus kas keluar mencapai Rp9,05 triliun, yang mencerminkan pembayaran utang bank serta pengurangan liabilitas lainnya.

    Secara keseluruhan, Gudang Garam menghadapi tantangan besar dalam menjaga margin laba dan mempertahankan stabilitas keuangan di tengah penurunan pendapatan. Penurunan laba bersih yang signifikan menggambarkan tekanan margin akibat tingginya biaya produksi.

    Meski demikian, strategi efisiensi yang diterapkan perusahaan terlihat pada upaya pengelolaan persediaan dan pengurangan liabilitas, yang secara efektif membantu memperkuat struktur keuangan.

    Saham GGRM Hari ini

    Harga saham GGRM kembali mengalami tekanan signifikan pada perdagangan hari ini, Rabu, 30 September 2024, dengan harga turun 3,36 persen atau sebesar 500 poin ke level Rp14.375 pada sesi I.

    Dalam perdagangan hari ini, harga saham dibuka pada level Rp14.875 dan mencapai titik tertinggi pada Rp14.875, namun terus turun hingga level terendah di Rp14.300 sebelum akhirnya ditutup di Rp14.375.

    Volume perdagangan hari ini mencapai 755.200 lot, sedikit lebih tinggi dari rata-rata volume harian 644.082 lot.

    Penurunan harga saham Gudang Garam terjadi di tengah tantangan yang dihadapi perusahaan dalam menjaga stabilitas laba bersih dan pendapatan.

    Laporan keuangan terakhir menunjukkan pendapatan GGRM hingga kuartal III 2024 mengalami penurunan sekitar 9,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Laba bersih pun turun drastis menjadi Rp992 miliar dari sebelumnya Rp4,46 triliun.

    Kondisi ini diperkirakan menjadi salah satu penyebab lemahnya minat investor terhadap saham GGRM, di samping sentimen negatif pada industri rokok yang terkena dampak kenaikan cukai dan perubahan preferensi konsumen.

    Penurunan harga saham GGRM hingga 39,02 persen dalam satu tahun terakhir mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di tengah tantangan industri yang dihadapinya. (*)

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, sehingga KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.