Logo
>

KIJA Gandeng CAB dan Pemkab Bekasi:Buka Layanan Transportasi

Ditulis oleh Pramirvan Datu
KIJA Gandeng CAB dan Pemkab Bekasi:Buka Layanan Transportasi

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Jababeka Tbk. (KIJA), bersama PT Commuter Anak Bangsa dan Dinas Perhubungan Pemerintah Kabupaten Bekasi, meluncurkan layanan transportasi baru, Shuttle K-99 Feeder BTS, pada Jumat, 20 Desember 2024. Peluncuran ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan mobilitas yang lebih efisien di kawasan industri Kota Jababeka, Cikarang, Jawa Barat.

    Presiden Direktur PT Graha Buana Cikarang Ivonne Anggraini sekaligus pengelola Kota Jababeka, menjelaskan bahwa Shuttle K-99 Feeder BTS bertujuan menghadirkan moda transportasi yang aman, nyaman, terintegrasi, serta ramah lingkungan.

    “Layanan Shuttle K-99 Feeder BTS ini adalah solusi strategis yang kami ciptakan untuk mendukung program BTS (Buy The Service), inisiatif pemerintah Kabupaten Bekasi untuk meningkatkan kualitas transportasi umum,” ujar Ivonne dalam keterangan persnya di Jakarta.

    Ivonne menambahkan bahwa transportasi berkelanjutan menjadi fokus utama perusahaan, termasuk dalam penggunaan kendaraan ramah lingkungan seperti angkot berbahan bakar gas dan listrik. Langkah ini diharapkan dapat mengurangi emisi karbon yang berkontribusi terhadap pencemaran udara.

    Program ini, menurut Ivonne, tidak hanya mendukung kebijakan pemerintah dalam mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, tetapi juga berperan dalam meningkatkan kualitas udara serta memperkuat sistem transportasi yang lebih terintegrasi di kawasan industri dan kota mandiri seperti Kota Jababeka.

    Acara soft launching dan flag off ditandai dengan penandatanganan kesepakatan antara PT Commuter Anak Bangsa dan Jababeka, yang disaksikan oleh pejabat Pemerintah Kabupaten Bekasi.

    Berencana Jual Aset

    PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) saat ini fokus mengurangi beban utang dengan membayar USD100 juta dari total utang sebesar USD280 juta. Pendiri dan Direktur Utama KIJA, Setyono Djuandi Darmono, menyatakan bahwa pembayaran utang ini ditargetkan selesai tahun ini.

    “Kami akan membayar utang perseroan sebesar USD100 juta,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis, 18 Juli 2024.

    Darmono menjelaskan bahwa utang tersebut terdiri dari obligasi dan fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI).

    Ia mengungkapkan bahwa untuk melunasi utang tersebut, perusahaan akan menjual aset dalam bentuk tanah di Kawasan Industri Jababeka. “Kita perlu penjualan besar. Penjualan besar ya tadi kita mesti jual aset sekarang,” sebutnya.

    KIJA memiliki lahan seluas 5.600 hektare di Kawasan Industri Jababeka. Dari total tersebut, perusahaan berencana menjual aset seluas 500 hektare.

    “Kita punya 5.600 hektare dan jika mereka membeli 500 hektare saja, Jababeka berminat. Ekosistem kita sudah selesai, jadi kita mencari investor. Jika investor masuk, utang kita beres, ini strategi pertama,” katanya.

    Selain itu, ia juga menyatakan bahwa perusahaan akan melaksanakan aksi korporasi di pasar modal melalui penawaran umum terbatas dalam rangka penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PHMETD) atau rights issue.

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama PT Jababeka Tbk, T Budianto Liman, menjelaskan bahwa tujuan pelunasan utang adalah untuk memperbaiki arus kas perusahaan.

    Obligasi perusahaan akan jatuh tempo pada tahun 2027, begitu pula dengan pinjaman dari Bank Mandiri.

    “Kita ingin melunasi utang tidak perlu sampai 2027, setidaknya 100 juta yang ingin segera kita bayar. Dengan begitu, arus kas yang sebelumnya digunakan untuk membayar utang bisa dialokasikan untuk pengembangan proyek,” tutupnya.

    Kinerja Keuangan KIJA

    PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) melaporkan kerugian bersih pada kuartal I 2024 akibat penurunan signifikan dalam pendapatannya. Sepanjang tahun 2024, harga saham KIJA turun sebesar 9,09 persen dan saat ini berada di level Rp120 per saham.

    Perusahaan mencatat rugi bersih sebesar Rp107,7 miliar pada kuartal I 2024, berbeda jauh dari laba bersih Rp322,3 miliar pada kuartal I 2023. Faktor utama yang mempengaruhi penurunan ini adalah kerugian akibat fluktuasi valuta asing.

    Total pendapatan perusahaan pada kuartal I 2024 mencapai Rp688,6 miliar, turun 12 persen dibandingkan kuartal I 2023. Pendapatan tahunan berdasarkan perhitungan Trailing Twelve Months (TTM) mencapai Rp3,2 triliun dengan rugi bersih sebesar Rp80 miliar.

    Penurunan kinerja terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan sebesar 44 persen di segmen Pengembangan Lahan & Properti, menjadi Rp208,9 miliar dari Rp371,9 miliar secara tahunan (year on year/yoy). Penurunan ini disebabkan oleh penurunan penjualan tanah yang dikembangkan, dari Rp282,9 miliar pada kuartal I 2023 menjadi Rp106,4 miliar pada kuartal I 2024, terutama karena berkurangnya kontribusi dari Kendal. Namun, segmen lain dari pilar ini mencatat peningkatan pendapatan menjadi Rp87,0 miliar dari Rp75,8 miliar.

    Pendapatan dari segmen Infrastruktur meningkat 18 persen menjadi Rp448,0 miliar dibandingkan Rp378,8 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh peningkatan pendapatan dari segmen listrik, dari Rp240,1 miliar menjadi Rp286,0 miliar, akibat kenaikan pembelian listrik dan biaya gas sejak Januari 2024.

    Pendapatan dari segmen jasa dan pemeliharaan naik 7 persen menjadi Rp101,3 miliar, terutama karena peningkatan permintaan dari Kendal. Pendapatan dari dry port (CDP) juga meningkat dari Rp44,0 miliar menjadi Rp60,6 miliar, didorong oleh pertumbuhan 30 persen dalam pengiriman peti kemas.

    Segmen Leisure & Hospitality KIJA mencatat peningkatan pendapatan sebesar 14 persen, mencapai Rp31,7 miliar pada kuartal I 2024, terutama karena peningkatan kinerja segmen pariwisata sebesar 50 persen.

    Laba kotor perusahaan menurun 23 persen menjadi Rp262,0 miliar dibandingkan dengan Rp339,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan kontribusi pendapatan dari segmen Infrastruktur yang memiliki marjin laba kotor lebih rendah.

    EBITDA perusahaan juga turun 40 persen menjadi Rp181,0 miliar dibandingkan dengan Rp301,5 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, penjualan pemasaran segmen Pengembangan Lahan dan Properti mencapai Rp640,0 miliar, yang merupakan 26 persen dari target tahunan 2024.

    Dari segi valuasi, KIJA tergolong murah dengan PBV di atas rata-rata. Meskipun demikian, harga sahamnya kurang dari setengah dari total modalnya, menunjukkan level harga yang rendah. Hal ini diperkirakan karena industri kawasan industri yang umumnya mencatat kerugian pada kuartal ini. Secara kesehatan keuangan, KIJA memiliki risiko utang yang aman, sehingga terhindar dari risiko gagal bayar utang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.