Logo
>

Kimia Farma Catatkan Pertumbuhan Penjualan 7,93 Persen

Ditulis oleh KabarBursa.com
Kimia Farma Catatkan Pertumbuhan Penjualan 7,93 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membukukan penjualan yang tumbuh 7,93 persen year on year (yoy) menjadi Rp9,96 triliun selama tahun 2023 di tengah kondisi pasar farmasi nasional yang tertekan.

    Direktur Utama KAEF, David Utama, mengatakan bahwa perusahaan fokus melakukan pembenahan internal secara berkelanjutan melalui operational excellence dan reorientasi bisnis sepanjang tahun 2023.

    “Kimia Farma berhasil menjaga pertumbuhan penjualan di tahun 2023, yang menunjukkan kami memiliki fundamental bisnis yang kuat dan memiliki potensi untuk terus tumbuh secara berkelanjutan ke depannya,” kata David, Sabtu, 1 Juni 2024.

    Sebagai bagian dari Holding Bio Farma Group, Kimia Farma berkomitmen untuk mendukung dan menjalankan program pembenahan ‘bersih-bersih’ yang diinisiasi oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

    Sepanjang tahun 2023, Kimia Farma melakukan berbagai upaya bersih-bersih dan pembenahan operasional, termasuk dalam penyajian Laporan Keuangan Tahunan tahun 2023 (LKT 2023), yang disajikan sebagai laporan keuangan konsolidasi seluruh anak perusahaan hasil audit dari Kantor Akuntan Publik (KAP).

    “Kimia Farma dan seluruh anak usahanya diaudit oleh KAP secara independen. Kami menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh pemegang saham dan stakeholder atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan audited tahun 2023,” ujar David.

    Tantangan dan Langkah Efisiensi

    David juga menjelaskan, selama tahun 2023, terdapat beberapa kondisi yang mempengaruhi penurunan laba perseroan, termasuk inefisiensi operasional dan tingginya nilai Harga Pokok Penjualan (HPP).

    “Salah satu penyebab inefisiensi operasional, karena kapasitas 10 pabrik yang dimiliki tidak sejalan dengan pemenuhan kebutuhan bisnis perseroan,” ungkap David.

    Sebagai langkah untuk meningkatkan efisiensi, Kimia Farma akan mengoptimalkan fasilitas produksi dengan mengurangi jumlah pabrik dari 10 menjadi 5.

    HPP tahun 2023 mencapai Rp6,86 triliun, meningkat 25,83 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan penjualan yang hanya sebesar 7,93 persen yoy.

    Kenaikan HPP tersebut disebabkan oleh portofolio produk yang belum optimal, dinamika harga bahan baku, dan perubahan tren obat untuk kebutuhan terapi yang berbeda dari sebelumnya.

    Beban Usaha dan Keuangan

    Beban usaha PT Kimia Farma Tbk juga meningkat 35,53 persen yoy menjadi Rp4,66 triliun pada tahun 2023 dibandingkan Rp3,44 triliun pada tahun 2022.

    Kenaikan beban usaha terjadi dominan pada anak usaha PT Kimia Farma Apotek (KFA), yang tidak terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

    Sementara itu, beban keuangan meningkat 18,49 persen yoy menjadi Rp622,82 miliar, seiring dengan kebutuhan modal kerja perusahaan dan kenaikan suku bunga.

    “Ke depan, perseroan akan menjalankan restrukturisasi keuangan guna meringankan beban keuangan,” ujar David.

    Sementara itu, manajemen KAEF menemukan dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan yang terjadi di anak usaha KFA pada periode 2021-2022.

    Saat ini, kata David, manajemen KAEF sedang menelusuri dugaan tersebut melalui audit investigasi yang dilakukan oleh pihak independen.

    Faktor-faktor di atas mengakibatkan kerugian KAEF secara konsolidasi pada tahun 2023 mencapai Rp1,82 triliun. David menjelaskan, reorientasi bisnis yang dijalankan meliputi penataan fasilitas produksi, penataan portofolio produk (segmen etikal, OGB & OTC), optimalisasi channel penjualan, cost leadership (strategi kepemimpinan biaya), serta transformasi Sumber Daya Manusia (SDM).

    “Transformasi SDM dilakukan melalui pengembangan kompetensi yang sejalan dengan penataan organisasi dan talent management berbasis kinerja,” ujar David.

    Selain itu, perseroan juga melakukan upaya penataan aset serta restrukturisasi keuangan untuk memperbaiki profitabilitas dan meningkatkan kinerja PT Kimia Farma Apotek (KFA).

    “Ke depan, akan dilakukan langkah-langkah perbaikan kualitas persediaan dan manajemen arus kas di KFA,” pungkas David.

    Kimia Farma Apotek Urung IPO

    Emiten farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk (KAEF), memastikan urung membawa anak usahanya, Kimia Farma Apotek (KFA), untuk melantai di pasar modal.

    Direktur Utama Kimia Farma, David Utama, menuturkan bahwa perseroan lebih memilih fokus membenahi fundamental keuangan Kimia Farma Apotek terlebih dahulu.

    “Dengan kondisi yang kita hadapi saat ini, khususnya di KFA yang sedang dalam proses pembenahan karena ada isu integritas penyampaian data laporan keuangan, menurut saya fokusnya tidak pada IPO. Fokusnya adalah membenahi fundamentalnya,” ucap David di Jakarta, Kamis, 30 Mei 2024.

    David memastikan bahwa aksi korporasi untuk menjadikan KFA melantai di bursa akan dilakukan hanya jika perusahaan tersebut benar-benar siap.

    “Kapan siapnya? Untuk hari ini menjawabnya sulit. Itu menjadi prioritas kedua setelah perbaikan fundamental,” ujar dia.

    Pada tahun ini, perusahaan akan fokus pada efisiensi dengan target mengubah perolehan bottom line Kimia Farma menjadi positif.

    David sebelumnya menyatakan bahwa opsi IPO sangat terbuka bagi semua segmen bisnis farmasi KAEF, termasuk apotek, klinik, hingga bisnis laboratorium klinik.

    Kimia Farma disebut memiliki potensi besar untuk IPO lebih dahulu, mengingat saat ini Kimia Farma mengelola sebanyak 1.228 apotek.

    “Potensi untuk di-IPO-kan tentu ada,” ucapnya.

    Selain mengelola jaringan ritel farmasi, ekosistem bisnis KAEF mencakup seluruh rantai nilai dari hulu hingga hilir. Di hulu, perusahaan memiliki 10 pabrik farmasi dan bisnis distribusi serta perdagangan dari pabrik Kimia Farma yang saat ini disalurkan kepada sekitar 48 pedagang besar farmasi.

    Di sisi hilir, perusahaan memiliki PT Kimia Farma Diagnostika yang bergerak dalam jasa layanan laboratorium klinik dan klinik kesehatan, yang merupakan anak usaha dari PT Kimia Farma Apotek. Bahkan, ada rencana untuk memisahkan layanan dokter gigi dari 375 unit klinik yang saat ini dikelola perusahaan.

    “Saya bisa mengatakan, Kimia Farma saat ini adalah perusahaan healthcare terintegrasi yang terbesar di Indonesia,” ujar David.

    David menekankan bahwa pembenahan fundamental keuangan dan operasional Kimia Farma Apotek merupakan prioritas utama saat ini. Dengan fokus pada efisiensi dan peningkatan kinerja, perusahaan berharap dapat mencapai stabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan sebelum melanjutkan rencana IPO.

    Langkah-langkah pembenahan ini diharapkan dapat mengembalikan kepercayaan pemegang saham dan stakeholder, serta memperkuat posisi Kimia Farma sebagai pemain utama dalam industri kesehatan di Indonesia.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi