Logo
>

Kinerja Terus Anjlok, Reksa Dana XAQA Dibubarkan

Ditulis oleh Yunila Wati
Kinerja Terus Anjlok, Reksa Dana XAQA Dibubarkan

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Melalui keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia, pada 27 September 2024, PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk mengumumkan rencana pembubaran dan likuidasi Reksa Dana Ashmore ETF LQ45 ALPHA (XAQA), yang merupakan produk reksa dana berbasis kontrak investasi kolektif.

    Langkah ini mengikuti ketentuan POJK Nomor 23/POJK.04/2016 tentang Reksa Dana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Pengumuman tersebut juga disertai pemberitahuan suspensi perdagangan sementara dari Bursa Efek Indonesia (BEI), yang mulai berlaku pada sesi I perdagangan tanggal yang sama, hingga pengumuman lebih lanjut.

    PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk sebagai manajer investasi dan Deutsche Bank AG Jakarta selaku bank kustodian telah menyampaikan beberapa surat kepada BEI untuk merespons permintaan penjelasan terkait pembubaran ini. Surat pertama, nomor 009/EXT/ASH/0924, tertanggal 24 September 2024, memberikan pemberitahuan resmi mengenai keputusan pembubaran Reksa Dana Ashmore ETF LQ45 ALPHA.

    Kemudian, surat kedua dan ketiga, masing-masing dengan nomor 024/EXT/ASH/0924 dan 025/EXT/ASH/0924, yang dikirim pada 26 September 2024, merespons permintaan lebih lanjut dari BEI terkait dokumen yang relevan.

    Keputusan ini akan berdampak pada para pemegang unit XAQA, yang kini harus menunggu proses likuidasi aset untuk menerima kembali investasi mereka. BEI sendiri mengimbau kepada seluruh pihak yang berkepentingan untuk tetap memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh PT Ashmore Asset Management Indonesia Tbk selama proses ini berlangsung.

    Suspensi perdagangan XAQA ini menunjukkan komitmen BEI untuk melindungi investor, sambil memastikan bahwa proses likuidasi dilakukan secara transparan dan sesuai peraturan. Keputusan pembubaran ini juga mencerminkan dinamika di industri reksa dana, di mana strategi pengelolaan aset bisa mengalami perubahan sesuai kondisi pasar dan regulasi yang berlaku.

    Pembubaran reksa dana ini mengharuskan investor untuk menunggu hingga proses likuidasi selesai, yang akan menentukan nilai pengembalian investasi. Selama masa suspensi, XAQA tidak dapat diperdagangkan di bursa, mengakibatkan likuiditas unit reksa dana ini tertahan hingga likuidasi selesai.

    Kinerja Valuasi Reksa Dana yang Merosot

    Berdasarkan data terbaru, XAQA mencatatkan kinerja yang melemah secara signifikan dalam periode tahun 2024. Salah satu indikator yang memperlihatkan penurunan ini adalah Year-to-Date Price Return, yang mengalami penurunan sebesar 34,54 persen. Harga saham XAQA juga mendekati titik terendah dalam 52 minggu terakhir, dengan 52 Week High di angka Rp995,00 dan 52 Week Low sebesar Rp945,00.

    Meskipun data terkait Price-Earnings Ratio (PE) baik dalam bentuk Annualised, Trailing Twelve Months (TTM), maupun Forward PE Ratio belum tersedia, penurunan harga saham yang signifikan ini memberikan indikasi kuat bahwa kinerja reksa dana tidak memenuhi ekspektasi pasar.

    Ketidakstabilan Laporan Keuangan

    Dari sisi keuangan, perusahaan belum memberikan laporan penuh terkait metrik-metrik seperti Current EPS (TTM), Price to Sales (TTM), hingga Price to Free Cashflow (TTM). Meskipun demikian, beberapa informasi yang dapat diambil adalah bahwa perusahaan mengalami defisit besar pada arus kas operasional (Cash From Operations) dengan angka negatif sebesar Rp1 triliun untuk periode TTM (Trailing Twelve Months).

    Arus kas negatif ini menunjukkan bahwa manajemen kesulitan dalam menghasilkan pendapatan dari kegiatan operasionalnya, sehingga memengaruhi likuiditas perusahaan. Total aset dan liabilitas perusahaan untuk kuartal terbaru juga belum dipublikasikan, namun jelas bahwa posisi keuangan perusahaan dalam tekanan.

    Profitabilitas yang Tertekan

    Dalam hal profitabilitas, angka-angka terkait Gross Profit Margin, Operating Profit Margin, dan Net Profit Margin untuk kuartal terakhir juga tidak tersedia. Namun, dengan penurunan kinerja saham dan indikasi keuangan yang lesu, dapat diperkirakan bahwa profitabilitas XAQA telah tertekan secara signifikan.

    Pada laporan keuangan terakhir, perusahaan mencatat Market Capitalization sebesar Rp10 miliar, namun nilai ini diperkirakan akan tergerus lebih jauh jika kondisi tidak membaik. Sementara itu, Enterprise Value juga tercatat pada angka yang sama, menunjukkan bahwa perusahaan mungkin memiliki sedikit utang atau aset tidak likuid yang memengaruhi valuasi keseluruhannya.

    Solvabilitas dan Manajemen Risiko

    Rasio solvabilitas, seperti Current Ratio, Quick Ratio, dan Debt to Equity Ratio, belum dirilis secara lengkap untuk periode terbaru. Namun, mengingat arus kas yang negatif dan kerugian yang berkelanjutan, solvabilitas perusahaan kemungkinan berada dalam kondisi yang tidak sehat. Hal ini juga didukung oleh ketidakhadiran informasi terkait Free Cash Flow serta Long-Term Debt pada laporan terbaru.

    Kurangnya Efektivitas Manajemen

    Dalam hal efektivitas manajemen, perusahaan tampaknya juga menghadapi tantangan besar. Metrik-metrik terkait seperti Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Return on Capital Employed belum dipublikasikan, namun dengan penurunan drastis harga saham serta kondisi keuangan yang melemah, jelas bahwa manajemen belum berhasil menavigasi kondisi pasar yang menantang.

    Perusahaan juga tidak mampu menunjukkan pertumbuhan yang positif dalam hal pendapatan dan laba bersih. Angka Revenue (Quarter YoY Growth) dan Net Income (Quarter YoY Growth) masih kosong, yang bisa diartikan bahwa perusahaan mungkin tidak mengalami pertumbuhan sama sekali atau bahkan mengalami penurunan.

    Kasus pembubaran Reksa Dana Ashmore ETF LQ45 Alpha menunjukkan betapa pentingnya transparansi, pengelolaan risiko, dan strategi keuangan yang solid dalam menjaga stabilitas reksa dana. Dengan kinerja keuangan yang merosot dan harga saham yang terus menurun, pembubaran ini diharapkan memberikan kejelasan bagi para investor mengenai nasib investasi mereka.

    Seiring dengan suspensi perdagangan yang diberlakukan oleh BEI, masa depan XAQA kini sepenuhnya bergantung pada proses likuidasi dan pengembalian aset kepada para investor.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79