Logo
>

Kinerja VKTR Turun di Semester I 2024: Laba Rp15,11 Miliar

Ditulis oleh Syahrianto
Kinerja VKTR Turun di Semester I 2024: Laba Rp15,11 Miliar

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Perusahaan kendaraan listrik milik Grup Bakrie, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR), mencatat penurunan kinerja keuangan pada semester I 2024.

    Menurut laporan keuangan yang dipublikasikan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat, 26 Juli 2024, laba bersih VKTR turun 65,04 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp15,11 miliar dalam periode Januari-Juni 2024, dari Rp43,22 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    Penurunan laba bersih ini selaras dengan penurunan pendapatan yang mencapai 36,31 persen yoy menjadi Rp408,99 miliar, dibandingkan dengan Rp642,19 miliar pada semester I 2023.

    Direktur Utama VKTR, Gilarsi W. Setijono, menjelaskan bahwa penurunan ini disebabkan oleh kontraksi dalam penjualan, terutama di segmen kendaraan listrik (EV) dan manufaktur suku cadang.

    "Hal ini sejalan dengan tren penjualan kendaraan nasional yang turun sebesar 19 persen yoy, bahkan lebih dalam di segmen kendaraan komersial yang menurun sebesar 26 persen yoy menurut data Gaikindo," kata Gilarsi dalam keterangan resminya.

    Penurunan kinerja ini juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti situasi politik dan kondisi makro global yang tidak stabil, yang sangat memengaruhi kondisi finansial dan perbankan. Meskipun demikian, VKTR tetap optimis dalam menjalankan bisnis yang unggul.

     

    Sebagai langkah strategis, VKTR telah memulai pembangunan fasilitas kendaraan listrik komersial berbasis completely knock down (CKD) pertama di Indonesia melalui anak perusahaan VKTS di Magelang, Jawa Tengah.

    Pembangunan fasilitas ini ditargetkan selesai pada Agustus 2024. Instalasi mesin dan peralatan akan dimulai pada September 2024 dan ditargetkan selesai pada Oktober 2024. VKTS akan siap secara line production untuk commissioning pada Oktober hingga November 2024.

    Dari segi inovasi, VKTR telah merampungkan prototipe pertama kendaraan listrik light-duty compactor yang dijadwalkan diluncurkan pada akhir Agustus 2024.

    "Saat ini VKTR fokus memenuhi kebutuhan klien untuk EV, terutama di segmen heavy dan light-duty truck. Oleh sebab itu, pemenuhan pembuatan produk prototipe untuk uji coba klien menjadi salah satu prioritas kami," ujarnya.

    Memasuki kuartal III 2024, VKTR juga menerima pesanan dari sebuah perusahaan BUMN untuk menyuplai truk listrik/compactor pertama di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

    "Selain itu, VKTR juga telah menambah portofolio pemesanan untuk produk lain di luar bus dan truk, seperti forklift dan transporter. Secara keseluruhan, VKTR tetap berada di jalur untuk mencapai performa bisnis yang optimal, terutama sebagai pelopor di sektor kendaraan listrik komersial," jelasnya.

     

    VKTR memasuki kuartal ketiga tahun ini dengan kabar baik. Perusahaan mendapatkan pesanan dari sebuah BUMN untuk memasok truk listrik/compactor pertama di Ibu Kota Nusantara (IKN).

    “Kami mengumumkan akan mensuplai truk listrik/compactor pertama di IKN, dan ini menjadi pencapaian baru bagi VKTR dalam meraih kepercayaan klien. Setelah sebelumnya fokus pada sektor swasta, kini kami merambah ke BUMN,” ujar Direktur Utama VKTR, Gilarsi W. Setijono, dalam keterangannya.

    Selain itu, VKTR juga menambah portofolio pemesanan untuk produk lainnya seperti forklift dan transporter. Secara keseluruhan, perusahaan tetap berada di jalur untuk mencapai performa bisnis yang optimal, khususnya sebagai pionir di sektor kendaraan listrik komersial.

    Perusahaan terus menunjukkan komitmen kuat dalam menghadapi tantangan industri dan berinovasi untuk memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.

    Gilarsi juga menyampaikan laporan keuangan konsolidasi untuk semester pertama tahun 2024 yang mencatat pendapatan bersih sebesar Rp409 miliar dan peningkatan aset mencapai Rp1,72 triliun.

    Walaupun terjadi penurunan penjualan, terutama pada segmen kendaraan listrik (EV) dan manufaktur suku cadang, hal ini sejalan dengan tren penjualan kendaraan nasional yang turun 19 persen yoydan segmen kendaraan komersial yang menurun 26 persen yoy menurut data Gaikindo.

    Penurunan ini dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti periode politik dan kondisi makro global yang tidak menentu, yang sangat mempengaruhi kondisi finansial dan perbankan. Namun, VKTR tetap optimis dalam menjalankan bisnis yang unggul.

    Pada sisi neraca keuangan, perusahaan mencatat kenaikan total aset sebesar 3 persen menjadi Rp1,72 triliun pada semester pertama 2024. Meskipun terjadi peningkatan liabilitas sebesar 8 persen menjadi Rp563 miliar akibat kenaikan utang usaha, perusahaan tetap fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan.

    Sebagai langkah strategis, VKTR telah memulai pembangunan fasilitas kendaraan listrik komersial berbasis Completely Knock Down (CKD) pertama di Indonesia melalui anak perusahaan VKTS di Magelang, Jawa Tengah.

    Proses pembangunan fasilitas tersebut masih dalam tahap Building + Utility dan ditargetkan selesai pada Agustus 2024. Instalasi mesin dan peralatan akan dimulai pada September 2024 dan ditargetkan selesai pada Oktober 2024. VKTS akan siap secara line production untuk commissioning pada Oktober atau November 2024. Progres pembangunan fasilitas VKTS saat ini masih sesuai dengan target. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.