Logo
>

KLBF: Sembilan Bulan yang Agresif di Tengah Penurunan Saham

Ditulis oleh Yunila Wati
KLBF: Sembilan Bulan yang Agresif di Tengah Penurunan Saham

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Kalbe Farma Tbk dengan kode saham KLBF, mencatatkan kinerja sembilan bulan yang sesuai dengan perkiraan, namun berada di bawah ekspektasi sejumlah analis.

    Pencapaian Kalbe Farma ini didukung oleh pertumbuhan organik di semua segmen bisnis. Tapi sayangnya, di pasar bursa KLBF terus mengalami penurunan harga. Pada Jumat, 15 November 2024, hingga pukul 11.29 WIB, harga saham KLBF anjlok 1,03 persen atau setara dengan 15 poin ke level Rp1.435.

    Kembali pada kinerja KLBF untuk periode Januari hingga September 2024. Dalam kurun waktu 9 bulan, Kalbe berhasil mencetak margin laba kotor yang tangguh, meskipun menghadapi kondisi ekonomi yang menantang dan persaingan ketat.

    Diakui Perseroan, keberhasilan tersebut didukung investasi berkelanjutan dalam pemasaran dan promosi untuk meningkatkan kesadaran merek.

    Dari laporan keuangan ini, analis riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Andreas Kristo Satagih, memberi pendapat untuk meneruskan valuasi ke 2025 full year. Ia merekomendasikan buy di Rp1.800 dari sebelumnya trading buy Rp1.760.

    Sementara TP, tetap berdasarkan metodologi valuasi P/E dan dengan target P/E 24,75x untuk 2025F, P/E rata-rata 5 tahunnya.

    "Risiko penurunannya adalah kontribusi produk tanpa merek yang lebih tinggi di segmen farmasi. Ada sebuah persaingan ketat yang berkepanjangan di segmen nutrisi, di mana harga bahan baku lebih tinggi dari yang diantisipasi. Begitu pula dengan kur rupiah yang terus melemah," kata Andreas dalam paparan tertulisnya, Jumat, 15 November 2024.

    Pendapatan dan laba bersih KLBF pada sembilan bulan ini tumbuh sebesar 7,4 persen year on yeas (YoY) dan 15,2 persen YoY, menjadi Rp24,24 triliun dan Rp2,38 triliun.

    Kinerja ini sejalan dengan proyeksi MASI atau konsensus, dengan rasio berjalan terhadap perkiraan setahun penuh mencapai 73 persen/74 persen (pendapatan) dan 76 persen/73 persen (laba bersih). Neraca pun tetap kuat dengan kas bersih sebesar Rp3,46 triliun. Angka tersebut naik dari Rp2,71 triliun pada kuartal kedua 2024 dan Rp1,76 triliun pada kuartal 3 2023.

    Sementara itu, investment analyst dari Stockbit Sekuritas Edi Chandren, mengatakan bahwa kinerja KLBF selama sembilan bulan ini berada di bawah ekspektasi. Salah satu faktor utama yang menyebabkan lemahnya kinerja operasional pada 3Q24 adalah lonjakan tajam pada biaya pemasaran (selling expenses).

    Pada kuartal ini, selling expenses KLBF mengalami kenaikan sebesar 16 persen YoY, sebagian besar disebabkan oleh peningkatan beban promosi dan riset dan pengembangan pemasaran (marketing R&D) yang secara total tercatat meningkat hingga 20 persen YoY.

    Kenaikan biaya pemasaran ini berimbas langsung pada margin laba usaha yang tertekan, yang hanya mampu mencatatkan margin sebesar 9 persen pada 3Q24. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan margin laba usaha pada 3Q23 yang tercatat 9,3 persen, serta jauh lebih rendah dibandingkan margin pada 2Q24 yang mencapai 13,5 persen.

    Peningkatan agresivitas dalam pembelanjaan marketing ini merupakan bagian dari strategi Kalbe Farma untuk memperkuat posisi merek dan meningkatkan penetrasi pasar di paruh kedua tahun 2024 (2H24). Meskipun pembelanjaan pemasaran yang lebih tinggi diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam jangka panjang, hasil tersebut belum dapat terlihat secara material pada kuartal ketiga 2024.

    Kalbe Farma masih memiliki peluang untuk mencapai target pertumbuhan laba bersih tahunan (FY24) yang diperkirakan antara 13-15 persen, meskipun kinerja pada 9M24 sedikit di bawah harapan pasar. Manajemen KLBF mengindikasikan bahwa pembelanjaan marketing yang lebih besar di paruh kedua tahun ini akan mulai menunjukkan dampak positif pada penjualan dan laba pada kuartal-kuartal mendatang.

    Manajemen KLBF telah mengungkapkan rencana untuk meningkatkan agresivitas dalam pemasaran, dengan fokus pada peningkatan distribusi dan promosi produk, terutama pada segmen kesehatan konsumen dan produk-produk baru. Meski demikian, dampak dari peningkatan biaya pemasaran yang signifikan ini belum terlihat secara langsung pada kinerja kuartalan KLBF hingga 3Q24.

    Diketahui, fokus utama investor dan analis diperkirakan akan tertuju pada pembahasan lebih lanjut mengenai tingkat pembelanjaan marketing di masa depan serta kapan dampak dari peningkatan biaya pemasaran ini dapat terlihat secara material dalam penjualan dan kinerja laba perusahaan.

    Ini akan menjadi faktor penting untuk menentukan apakah strategi pemasaran yang lebih agresif akan membuahkan hasil sesuai dengan ekspektasi pasar.

    Secara keseluruhan, meskipun Kalbe Farma mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang positif untuk 9M24, kinerja perusahaan pada 3Q24 menunjukkan adanya tekanan yang cukup signifikan dari kenaikan biaya pemasaran.

    Peningkatan agresivitas marketing merupakan langkah yang wajar dalam memperkuat posisi merek dan daya saing produk, tetapi penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa pengeluaran ini dapat memberikan dampak yang lebih jelas dalam jangka pendek, terutama dalam hal peningkatan penjualan dan profitabilitas.

    KLBF masih memiliki prospek yang baik untuk mencapai target pertumbuhan laba bersih tahunan 2024, namun investor perlu memperhatikan perkembangan lebih lanjut mengenai dampak dari strategi pemasaran yang agresif dan bagaimana perusahaan mengelola keseimbangan antara pengeluaran pemasaran dan efisiensi operasional.(*)

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan  Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79