KABARBURSA.COM - Jajaran direksi PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP) menambah koleksi sahamnya sepanjang 5 bulan pertama atau sampai Juni 2024. Salah satu pemicunya ialah membaiknya kinerja perseroan.
Dalam laporan terbaru, Direksi BBKP melakukan penambahan kepemilikan saham perseroan sebanyak 11.700.000 lembar. Dengan begitu kepemilikan saham oleh Direksi bertambah dari 13.590.039 lembar saham atau 0,0072 persen dari jumlah saham beredar menjadi 25.290.039 lembar saham atau 0,0135 persen dari jumlah saham beredar.
Penambahan kepemilikan saham ini telah dilaporkan melalui keterbukaan informasi sesuai dengan regulasi yang berlaku. Perubahan kepemilikan saham perseroan oleh direksi sebagai berikut. Direktur Utama Woo Yeul Lee sebelumnya memiliki 8.500.000 lembar saham menjadi 11.800.000 lembar saham. Wakil Direktur Utama, Robby Mondong sebelumnya memiliki 1.107.000 lembar saham menjadi 5.107.000 lembar saham.
Sementara itu, Direktur Helmi Fahrudin sebelumnya memiliki 482.951 lembar saham menjadi 2.482.951 lembar saham. Direktur Dodi Widjajanto sebelumnya memiliki 1.000.088 lembar saham menjadi 2.000.088 lembar saham. Direktur Henry Sawali sebelumnya memiliki 200.000 lembar saham menjadi 1.600.000 lembar saham.
Kinerja positif perseroan terlihat pada sejumlah indikator ini. BBKP berhasil mencatatkan pertumbuhan pertambahan bunga sebesar 11,04 persen. Pada 5 bulan pertama 2023 sebesar Rp1,78 triliun, periode yang sama tahun 2024 menjadi 1,98 triliun.
Yang tak kalah penting, Bank KB Bukopin mampu mengimbangi pertumbuhan pendapatan dengan efisiensi beban bunga yang mengalami penurunan 1,04 persen. Dengan begitu pendapatan bunga bersih (NII) BBKP mampu tumbuh sebesar 140,93 persen dari Rp152 miliar tahun 2023 menjadi Rp366 miliar tahun 2024.
Dari informasi yang diterima Selasa, 9 Juli 2024, untuk sisi kualitas aset, rasio kredit berkualitas rendah atau loan at risk (LAR) untuk periode lima bulan pertama tahun 2024 terjaga di 27,05 persen atau terus membaik dari periode yang sama tahun 2023 yang menyentuh angka 49,64 persen dan periode akhir tahun 2023 yang berada di 39,22 persen.
Kredit baru BBPK juga terus bertumbuh. Hingga Mei 2024, BBPK mencatat pertumbuhan kredit baru sebesar 79,34 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.
Perseroan juga mencatat pertumbuhan dana giro dan tabungan (current account saving account/CASA) sebesar 33,88 persen pada periode Mei 2024 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Alhasil, rasio CASA membaik dari 20,04 persen pada periode lima bulan tahun 2023 menjadi 28,33 persen pada periode yang sama tahun 2024.
Secara operasional, perseroan juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan operasional lainnya sebesar 92,57 persen dari Rp162 miliar pada periode Mei 2023 menjadi Rp312 miliar pada periode Mei 2024. Operasional Bank KB Bukopin juga semakin efisien dengan penurunan beban operasional lainnya sebesar 16,25 persen secara year-on-year (yoy).
Dengan berbagai pertumbuhan kinerja ini, Bank KB Bukopin mampu mencatatkan laba operasional sebelum beban pencadangan (PPOP) positif sebesar Rp27 miliar sepanjang periode lima bulan pertama tahun 2024. Catatan positif ini sejalan dengan target Perseroan untuk 2024 dan target untuk mencapai laba bersih tahun 2025.
Kinerja Tahun 2023
Bank berkode saham BBKP ini secara konsolidasi belum terlepas dari kerugian. KB Bank merugi Rp6,03 triliun pada tahun 2023. Sebagai pembanding, tahun 2022, kerugian KB Bank sebesar Rp5,02 triliun.
Peningkatan kerugian tersebut disebabkan oleh pendapatan bunga bersih yang menurun 22,22 persen secara tahunan, dari Rp1,04 triliun menjadi Rp808,88 miliar pada tahun 2023.
Sejalan dengan itu, beban bunga juga tercatat membengkak 31,5 persen yoy dari Rp3,08 triliun menjadi Rp4,05 triliun pada tahun 2023.
Di sisi lain kerugian penurunan nilai asset keuangan (impairment) ikut membengkak 40,25 persen yoy dari Rp3,95 triliun menjadi Rp5,54 triliun pada akhir tahun 2023. Alhasil beban operasional KB Bank meningkat dari Rp6,1 triliun menjadi Rp7,47 triliun pada tahun 2023.
Dari sisi intermediasi, KB Bank telah menyalurkan kredit dan pembiayaan secara konsolidasi sebesar Rp49,42 triliun hingga akhir tahun 2023, turun 2,3 persen yoy dari tahun sebelumnya Rp50,58 triliun pada tahun 2022.
Adapun rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross KB Bank juga meningkat dari 6,56 persen menjadi 9,56 persen per Desember 2023. Rasio NPL nett juga naik dari 4,84 persen menjadi 4,87 persen per Desember 2023.
KB Bank juga terlihat mempertebal pencadangannya, hal ini terlihat dari cadangan kerugian penurunan nilai asset keuangan (CKPN) yang naik dari Rp1,63 triliun menjadi Rp3,58 triliun per Desember 2023. Alhasil rasio CKPN KB Bank meningkat dari sebelumnya 1,93 persen menjadi 4,80 persen per Desember 2023.
Sepanjang tahun 2023, KB Bank meraup dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp44,79 triliun, menurun sekitar 13,8 persen yoy dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp51,96 triliun. Penurunan performa kinerja kredit dan DPK tersebut membuat total asset KB Bank ikut menurun 6,31 persen yoy dari Rp89,99 triliun menjadi Rp84,31 triliun pada tahun 2023. (*)