KABARBURSA.COM - Komodo Travel Mart, sebuah acara yang berlangsung dari tanggal 6 hingga 9 Juni 2024, telah menjadi sorotan utama dalam kalender acara pariwisata di Indonesia. Acara ini dipercaya memiliki potensi besar untuk menarik minat investor dalam menggali lebih dalam potensi yang dimiliki oleh Labuan Bajo, sebuah destinasi yang terletak di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Angela Tanoesoedibjo, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, penyelenggaraan Komodo Travel Mart berhasil menyatukan 121 pembeli (buyers) dan 63 penjual (sellers) dari berbagai sektor usaha di seluruh wilayah NTT. "Saya lihat dengan adanya Komodo Travel Mart ini dapat mempertemukan 121 Buyers dan 63 Sellers pelaku usaha di seluruh Nusa Tenggara Timur dengan target (transaksi) Rp30 miliar," kata Angela.
Angela berharap, Komodo Travel Mart juga dapat mendorong peningkatan investasi sektor parekraf di Labuan Bajo. Pemerintah telah menetapkan satu kawasan ekonomi khusus (KEK) di Labuan Bajo yaitu Natas Parapuar yang dikelola oleh Badan Pengelola Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) seluas 129,6 hektare.
KEK ini akan memberikan kemudahan bagi para investor dengan pendekatan pembangunan pariwisata dan ekonomi kreatif. "Saya harap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif kita mengupayakan dan mengembangkan sustainable tourism agar bisa menjaga dan memberikan dampak positif" ujarnya.
Komodo Travel Mart 2024 diikuti 121 buyer dari berbagai negara yang menjadi pasar wisatawan ke Labuan Bajo. Mulai dari Singapura, Kuala Lumpur, Malaysia, Australia, dan lainnya. Sementara untuk seller hadir 63 tour operator dari berbagai daerah di NTT.
Penyelenggaraan Komodo Travel Mart ke-5 ini diyakini bisa membantu dalam pengembangan Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super prioritas, juga mengembangkan pariwisata Flores dan NTT secara keseluruhan.
Di sisi lain, Labuan Bajo merupakan satu dari lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yang telah ditetapkan pemerintah. Penetapan ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem pariwisata dan ekonomi kreatif di Labuan Bajo Mulai dari atraksi, amenitas dan aksesibilitas. Sehingga memberikan dampak yang besar bagi masyarakat, terutama dalam mendorong peningkatan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menegaskan bahwa Indonesia membutuhkan lebih banyak investasi di sektor pariwisata untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan. Dalam Forum Internasional Investasi Pariwisata 2024 yang berlangsung di Jakarta pada Rabu, 5 Juni 2024, Sandiaga menyampaikan data yang menunjukkan realisasi investasi di sektor pariwisata pada tahun 2023 sebesar USD3.604 juta atau sekitar Rp58,64 triliun. Namun, ia mencatat bahwa 80 persen dari investasi tersebut terkonsentrasi pada hotel berbintang, restoran, kafe, serta pusat kebugaran.
Pada kuartal pertama 2024, realisasi investasi di sektor pariwisata mencapai USD943,40 juta (sekitar Rp15,35 triliun) dari target USD3.000 juta (sekitar Rp48,91 triliun). Investasi tersebut sebagian besar dialokasikan pada hotel berbintang, restoran, dan hotel apartemen.
“Kita butuh lebih banyak investasi di ekosistem, termasuk pengembangan produk pariwisata berkelanjutan dan pariwisata berbasis masyarakat yang inklusif,” kata Sandiaga.
Ia menambahkan bahwa Indonesia membutuhkan investasi lebih dari USD15 miliar hingga USD20 miliar untuk mendukung pariwisata berkelanjutan.
Sandiaga juga optimistis bahwa Forum Internasional Investasi Pariwisata (ITIF) 2024 dapat menarik lebih banyak investor dari dalam dan luar negeri untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia. Ia menekankan bahwa investasi tidak hanya diperlukan untuk hotel, restoran, dan kafe, tetapi juga untuk infrastruktur pendukung pariwisata.
Indonesia telah diakui sebagai destinasi wisata ramah Muslim terbaik di dunia oleh Global Muslim Travel Index (GMTI) pada tahun 2023 dan 2024. Selain itu, posisi Indonesia dalam Indeks Pengembangan Pariwisata 2024 meningkat signifikan dari peringkat ke-32 ke peringkat ke-22. “Kami percaya bahwa kita bisa menciptakan tiga kali lebih banyak investasi di sektor-sektor ini,” ujar Sandiaga. (yog/*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.