KABARBURSA.COM - Industri perbankan digital mulai dirundung oleh rasio kredit macet yang meningkat, setidaknya menurut laporan keuangan sepanjang 2023 yang menggambarkan kenaikan non performing loan (NPL).
Berdasarkan laporan keuangan yang telah dirilis, PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO) menonjol sebagai bank dengan tingkat NPL gross tertinggi. Bank digital yang merupakan bagian dari BRI Grup ini mencatat NPL sebesar 4,4persen, naik sebesar 150 basis poin.
Kenaikan ini sejalan dengan penurunan nilai pencadangan sebesar 73,14persen menjadi Rp 156,4 miliar. Meskipun bank ini berusaha efisien dengan mengoptimalkan penagihan dan penyelesaian kredit, penurunan pencadangan ini berkontribusi pada peningkatan NPL.
Meski demikian, Direktur Utama Bank Raya, Ida Bagus Ketut, mengatakan bahwa kualitas aset bank masih terjaga. Efisiensi tersebut juga mendukung peningkatan laba Bank Raya sebesar 112,47persen menjadi Rp 24,35 miliar, meskipun pendapatan bunga bersih turun 26,2persen. "Perseroan masih memiliki ruang untuk bertumbuh lebih baik di 2024," ujar Bagus.
Di posisi kedua, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) juga mengalami kenaikan NPL gross yang signifikan, mencapai 3,7persen. Selain itu, PT Bank Digital BCA juga mengalami tren kenaikan NPL gross sebesar 101 basis poin menjadi 1,1persen.
Terakhir, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) mencatat kenaikan NPL gross sekitar 7 basis poin menjadi 0,08persen. Meskipun begitu, Direktur Utama BBHI, Indra Utoyo, menyatakan perlunya penyempurnaan terutama terkait manajemen risiko dan internal control.
Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin menyatakan bahwa kenaikan NPL bisa disebabkan oleh banyak faktor, termasuk akses mudah terhadap kredit secara digital. "Untuk mengatasi hal ini, bank digital perlu mengoptimalkan proses end-to-end terkait inisiasi kredit, pembinaan, hingga penagihan," katanya.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.