KABARBURSA.COM - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyebut semakin panasnya gesekan Iran-Israel dapat mempengaruhi daya saing ekspor Indonesia.
Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani menyebut sisi supply chain bakal ada gangguan yang lebih parah dari yang sudah dialami sejak Februari (konflik Yemen/Red Sea).
"Dalam bentuk cost logistik perdagangan ke dan dari kawasan Eropa, Timur-Tengah (Timteng), dan Afrika akan meningkat dan kelancaran logistik terganggu," ujar dia kepada Kabar Bursa, Sabtu, 20 April 2024.
Menurut Shinta, kelancaran logistik perdagangan ini pun bisa semakin terganggu sewaktu-waktu karena berbagai faktor, seperti penutupan atau blokade, pembatasan atau penumpukan vessel di port-port tujuan.
Menurut dia, hal tersebut bisa mempengaruhi daya saing ekspor Indonesia serta menciptakan inflasi barang impor.
"Ini tentu akan mempengaruhi daya saing ekspor Indonesia dan menciptakan inflasi barang impor yang lebih tinggi di pasar domestik, khususnya untuk produk-produk yang berasal dari kawasan tersebut," jelasnya.
"Ini kemungkinan besar akan terjadi secara immediate, setidaknya dalam bentuk beban trade insurance," tambah Shinta.
Sebelumnya, Shinta menilai perseteruan antara Iran dan Israel dinilai akan menambah tekanan terhadap ekonomi Indonesia.
Dia mengatakan tekanan tersebut akan terjadi, khususnya dalam hal penciptaan stabilitas makro.
“Dalam parameter stabilitas nilai tukar (dipastikan akan semakin tertekan lebih dalam atau lebih cepat), kecukupan devisa (termasuk pengendalian capital flight) dan inflasi (khususnya karena tekanan imported inflation bila tidak dilakukan intervensi harga pasar atau ditahan dengan pelebaran subsidi),” ujarnya, Sabtu, 20 Maret 2024.
Menurut Shinta, dampak konflik Iran-Israel akan terjadi secara berangsur. Kata dia, hal ini akan semakin terasa seiring waktu atau semakin lama Indonesia terekspose dengan kondisi-kondisi pasar global yang diciptakan oleh ekskalasi konflik tersebut.