Logo
>

Konsisten Mahal, Ini Kata Pedagang Kenapa Harga Beras Naik

Ditulis oleh KabarBursa.com
Konsisten Mahal, Ini Kata Pedagang Kenapa Harga Beras Naik

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Konsisten mahal, harga beras tetap tinggi meskipun impor sudah mulai masuk ke Indonesia. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia atau Ikappi menyatakan bahwa tingginya harga beras di pasar disebabkan oleh desinkronisasi data pasokan beras di pasar tradisional dan data penerima bantuan pangan. Sekretaris Jenderal Ikappi, Reynaldi Sarijowan, mencatat bahwa harga beras medium di pasar telah mencapai Rp 13.500 per kilogram, sementara harga beras premium kini menyentuh Rp 18.500 per kilogram.

    "Ada beberapa data dalam program bantuan pangan dan data pasokan di pasar. Hal tersebut penting agar ada keberlangsungan bagi pasar tradisional dan harga beras di pasar tradisional tidak tinggi," kata Reynaldi, Senin,12 Februari 2024. Badan Pangan Nasional mencatat bahwa rata-rata nasional harga beras medium telah naik Rp300 per kilogram sepanjang Februari 2024 menjadi Rp13.830 per kilogram. Sementara itu, rata-rata nasional harga beras premium naik Rp370 per kilogram menjadi Rp15.570 per kilogram.

    Bapanas juga mencatat adanya tambahan sekitar 700.000 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) atau 8 persen dibandingkan dengan KPM tahun lalu, menjadi 22 juta KPM pada bantuan pangan selama kuartal pertama tahun ini. Bantuan pangan yang disalurkan Bapanas adalah sebanyak 10 kilogram kepada 22 juta KPM.

    Reynaldi menyampaikan bahwa pedagang pasar tradisional telah memiliki data pasokan beras, namun data tersebut harus dilengkapi dengan data penerima bansos agar pedagang bisa mengatur harga beras di pasar. "Ikappi mendorong agar pemerintah berhati-hati dengan lonjakan beras dan sulitnya ketersediaan beras di pasar tradisional. Ini penting karena ini momen politik," ujarnya.

    Reynaldi berpendapat bahwa ketersediaan beras di pasar saat ini terancam oleh susutnya volume pasokan beras ke pasar tradisional. Sebagian beras yang telah diproduksi di pabrikan telah diambil oleh pihak yang terlibat dalam Pemilu 2024 dan produsen besar. Oleh karena itu, pasokan beras di pasar tradisional kini telah berkurang. "Pasokan beras di pasar tradisional ini yang harus dijaga oleh pemerintah," ujarnya.

    Ia juga menyatakan bahwa peningkatan harga beras disebabkan oleh pengelolaan musim tanam akhir 2022 yang tidak serius, sehingga produktivitas beras saat ini simpang siur. Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa produksi beras nasional baru positif pada akhir kuartal pertama tahun ini senilai 3,5 juta ton. Berdasarkan data Bapanas, produksi beras pada Maret 2023 mencapai 5,13 juta ton. Dengan kata lain, produksi beras pada Maret 2024 diprediksi akan mengalami penurunan 31,77 persen, tapi masih lebih besar dari rata-rata konsumsi bulanan sekitar 2,54 juta ton.

    "Sekarang ini, kami mempercepat dan mendorong Bulog untuk membanjiri pasokan beras di pasar dengan stoknya. Perencanaan kami dari tahun lalu itu sudah betul," kata Arief.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi