KABARBURSA.COM - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) membukukan peningkatan penyaluran kredit sebanyak 24 persen pada akhir Maret 2024, menjadi sebesar Rp186,56 triliun dari Rp149,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Peningkatan ini terutama disumbangkan oleh pembiayaan dari PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF) dari OTO Group, yang telah diakuisisi oleh BTPN pada akhir Maret 2024 dan kini diintegrasikan ke dalam laporan keuangan bank pada kuartal I 2024.
Di samping itu, BTPN juga mencatat peningkatan organik dalam penyaluran kredit di luar OTO Group sebesar 8,5 persen year-on-year.
Pertumbuhan kredit ini didorong oleh beberapa segmen, di antaranya segmen korporasi dan komersial yang naik 9 persen, segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh 18 persen, segmen Jenius melonjak 154 persen, dan segmen joint finance yang meningkat 607 persen.
Pada akhir kuartal pertama tahun ini, aset Bank BTPN tumbuh sebesar 18 persen dari Rp204 triliun menjadi Rp239,84 triliun.
Hanoch Munandar, Direktur Utama Bank BTPN, menyatakan bahwa bank akan terus berusaha untuk tidak hanya tumbuh secara finansial, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui program-program pemberdayaan publik yang relevan untuk masyarakat dan nasabah.
Meskipun suku bunga masih tinggi, pendapatan bunga bersih Bank BTPN naik 3 persen year-on-year menjadi Rp3,02 triliun. Kenaikan ini didorong oleh pendapatan bunga dari kredit yang juga mendorong kenaikan pendapatan operasional sebesar 1 persen year-on-year (yoy). Selain itu, net interest margin (NIM) Bank BTPN tetap terjaga di level 6,02 persen.
Dari segi pendanaan, Bank BTPN berhasil meningkatkan dana murah, yang tercermin dalam saldo current account and saving account (CASA) yang naik 25 persen year-on-year menjadi Rp 49,27 triliun.
Rasio CASA juga meningkat dari 34 persen menjadi 41 persen dari total dana pihak ketiga. Namun, total deposito mengalami penurunan sebesar 8 persen year-on-year menjadi Rp 71 triliun. Total dana pihak ketiga Bank BTPN pada akhir Maret 2024 mencapai Rp 120,27 triliun, naik 3 persen yoy.